KETIKA BANYAK TULISAN BELUM MAMPU MEMUASKAN SYAHWAT MEMBACAMU, MAKA MENULISLAH DENGAN JALAN FIKIRANMU

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 30 Juni 2013

Tenaga Eksogen


Tenaga Eksogen
Eksogen, atau tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak ataumerombak permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
1.      Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
2.      Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
3.      Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pengerusakan bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan (erosi) dan pengendapan.
1.    Pelapukan
Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
ü  Sinar matahari
ü  Air
ü  Gletser
ü  Reaksi kimiawi
ü  Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
o   pelapukan fiik atau mekanik
o    pelapukan organis
o   pelapukan kimiawi

1.      Pelapukan fisik dan mekanik.
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
ü  Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
ü  Adanya pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batubatuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.

ü  Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.

2.      Pelapukan Organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan danmanusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.

3.      Pelapukan Kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
ü  Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegununga kapur di jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan seribu.

ü  Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.

ü  Stalaktit adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabunan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.

2.    Erosi
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.
1.      Erosi Air
Erosi oleh air adalah  erosi yang di sebabkan oleh air atau air hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul.
o   Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
ü  Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
ü  Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :
·      warna air yang mengalir berwarna coklat
·      warna air yang terkikis menjadi lebih pucat
·      kesuburan tanah berkurang
ü  Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
ü  Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.

ü  Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
o   Tebing sungai semakin dalam
o   Lembah semakin curam
o   Pembentukan gua

2.      Pengikisan oleh air laut (abrasi)
Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang Terjadi secara terus – menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya gelombang meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk cliff dan wave cut playform.
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut yang menjorok ke arahdaratan. Pantai memiliki jenis batuan yang berselang seling antara batuan resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang tidak resisten akan dengan mudah tererosi, sedangkan batuan yang resisten sulit untuk tererosi. Akibatnya, pada batuan yang tidak resisten akan terbentuk teluk yang menjorok ke daratan pada batuan yang resisten terbentuk tanjung yang menjorok ke laut.
a)      Akibat Abrasi
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
o   Dinding pantai yang curam
o   Relung ( lekukan pada dinding tebing)
o   Gua pantai
o   Batu layar
o   Cliff
o   Notch
o   Gua di pantai

3.      Erosi Oleh Angin (Korasi)
Erosi oleh angin adalah pengikisan yang disebabkan oleh angin. Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel halus batuan di daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.
Pengikisan oleh angin ( erosi angin biasanya terjadi di gurun ) dapat mengakibatkan :
o   Batu jamur
o   Ngarai

4.      Erosi Oleh Es/Gletser
Erosi oleh gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat musim. Pada saat musim semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Akkibatnya lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang berkelok kelok.



5.      Erosi Akibat Gaya Berat
Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang disebabkan oleh gaya berat .Erosi  ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan  bencana longsor.

3.    Sedimentasi ( Pengendapan )
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin .
Proses sedimentasi atau pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya :
1.      Pengendapan air ( akuatik)
a)      Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok – kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu.Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil.  Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.
 Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisandan Pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yangterjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.
b)      Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan – lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta. Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang disepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

c)      Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,bahan bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi  sungai. Akibatnya, terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.

2.      Pengendapan Air Laut ( Sedimen Marine)
a)      Slip dan Tombolo
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alamhasil pengendapan oleh air laut, Antara lain pesisir, spit, tombolo, danpenghalang pantai.Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat berfariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjad perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu Disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach).
Apabila di sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akhirnya tersambung dengan daratan, sehingga membentuk tombolo.
3.      Pengendapan Angin (Sedimen Aeolis)
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan Pasir di sua tu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.

4.      Pengendapan oleh gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil Pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.


Dampak positif tenaga eksogen antara lain:
ü  Memunculkan habitat.
ü  Memperluas daratan di bumi.
ü  Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.
Meskipun begitu tenaga eksogen juga mempunyai dampak negatif yang bisa merugikan manusia. Dampak negatif tersebut antara lain:
ü  Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari erosi).
ü  Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan 
ü  Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang dihantam

http://hurleyz.blogspot.com/2012/02/tenaga-eksogen.html

Sabtu, 22 Juni 2013

MENGELOLA PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka diadakan proses belajar mengajar, guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar disekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tapi juga bagaimana guru dapat mebaca situasi kelas dan kondisi siswanya dalam menerima pelajaran.
Untuk meningkatkan peran guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas. Adapun tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar, baik yang sifaatnya instruksional maupun tujuan peniring akan dapat dicapai secara optimal apabila dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang menguntungka bagi peserta didik. Dalam setiap proses pembelakjaran kondisi inni harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat terhindar dari kondisi yang merugikan. Dan kembali kepada kondisi yang optimal apabila terjadi hal-hal yang merusak yang disebabkan oleh tingkah laku peserta didik didalam kelas.
Usaha guru dala menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif apabila : Pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar. kedua, dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar mengajar. Ketiga, dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan(ahmad rohani.2004:122).
Suatu kondisi belajar optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan dalam mencapai tujuan pengajaran.






B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar beakang di atas adalah :
A.    Pengertian pengelolaan proses belajar mengajar
B.     Tujuan pengelolaan proses belajar mengajar
C.     Aspek-aspek yang diperhatikan dalam pengelolaan proses belajar mengajar
D.    Faktor-faktor penentu keberhasilan pengelolaan kelas

C.   Tujuan Penulisan
            Secara umum tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan proses belajar mengajar  sangat erat kaitannya dengan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun secara khusus makalah ini berusaha mengupas topik-topik yang berkaitan dengan pengeloaan proses belajar-mengajar meliputi pengertian proses belajar mengajar, tujuannya, aspek-aspek yang diperhatikan dalam pengelolaan proses belajar-mengajar dan mengetahui faktor-fakror penentu keberhasilan pengelolaan proses belajar-mengajar.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PENGELOLAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pengelolaan proses belajar mengajar erat kaitannya dengan manajemen pembelajaran, sedangkan manajemen pembelajaran diartikan sebagai proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumberdaya pengajaran) untuk mecapai tujuan program pembelajaran (Syafaruddin dan Irwan Nasution.2005:79).
Pengelolaan proses belajar mengajar menurut Ahmad Rohani (2004:123) merupakan semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pembelajaran (menentukan entry behavior peserta didik, menyusun rencana pembelajaran, memberi informasi, bertanya, menilai, dan sebagainya). Sedangkan pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas,pemberian ganjaran bagi ketetapatan waktu, penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan sebagainya).
Dari dua pengertian diatas maka dapat disimpulkan pengelolaan proses belajar mengajar merupakan aktifitas ataupun upaya untuk memberdayagunakan  komponen-komponen pembelajaran sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang berlangsung didalam kelas.
Selanjutnya untuk memberdayagunakan komponen-komponen pembelajaran tersebut dalam rangka pengelolaan proses pembelajaran secara efektif  maka perlu diupayakan beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk memilih sumberdaya dalam program pembelajaran  seperti yang diterangkan (Syafaruddin dan Irwan Nasution.2005:80) :
1.      Pilihlah atas dasar apa yang diperoleh (hal-hal yang disediakan oleh bidang pengajaran dan apa yang mudah didapatkan atau digunakan)
2.      pilihlah atas dasar apa yang akrab dan dipahami betul oleh pengajar dan sangat menyenangkan ( yang disukai dan sering digunakan dalam kesatuan pembelajaran).
3.      Pilihlah atas dasar tujuan pengajaran dimana ada panduan yang dapat diikuti dan menggunakan sumber daya belajar.

B.     TUJUAN PENGELOLAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pada hakikatnya proses belajar mengajar menekankan pencapaian tujuan baik berdimensi kognitif, afektif, maupun psikomotor, sehingga pencapaian hasil belajar menjadi terpadu terpadu dari totalitas kepribadian peserta didik (Syafaruddin dan Irwan Nasution.2005:100).
Selanjutnya Syafaruddin dan Irwan Nasution(2005:76) menyebutkan peran guru sebagai manajer melakukan pembelajaran adalah proses mengarahkan anak didik untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka perubahan tinkah laku (kognitif, afekif, dan psikomotor) menuju kedewasaan.
Sebagai manajer guru berperan penting dalam melakukan pembelajaran, manajer dalam hal ini dapat diartikan sebagai seorang yang melakukan pengelolaan pembelajaran,  dengan tujuan mengarahkan perubahan perilaku anak didik baik kognitif, afektif, maupun psikomotor, ke arah yang lebih baik. Karenanya tujuan pengelolaan proses agar terciptanya proses belajar yang kondusif sehingga mampu membawa perubahan perilaku peserta didik menuju ke arah kedewasaan.
C.    ASPEK-ASPEK YANG DIPERHATIKAN DALAM PENGELOLAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Dalam mengelola proses belajar mengajar di dalam kelas maka guru perlu mempertimbangkan situasi dan kondisi tertentu untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Apabila pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan memberi tindakan pengelolaan maka pengelolaan pembelajaran dapat dilakukan dengan tindakan korektif instruksional yang bersifat memperbaiki. Sebagai dasar serta penyiapan kondisi terjadinya proses belajar yang efektif, ada beberapa aspek preventif yang bisa diperhatikan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas, seperti yang dikemukakan Ahmad Rohani( 2004 : 127) antara lain sebagai berikut :
1.      Kondisi Dan Situasi Belajar Mengajar
       Lingkungan fisik tempat belajar berpengaruh penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal akan mendukung intensitas proses belajar mengajar. Adapun lingkungan fisik yang dimaksud terdiri dari ; ruangan tempat berlangsungya proses belajar mengajar, pengaturan tempat duduk, ventilasi atau pengaturan cahaya, dan pengaturan penyimpanan barang-barang.
2.      Kondisi Sosio-Emosional 
Kondisi sosio-emosional di dalam kelas mempunyai peran yang sangat besar sebagai penentu keberhasilan pembelajaran, kegairahan atau semangat peserta didik merupakan efektivitas tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun yang termasuk kondisi sosio-emosional adalah sebagai berikut :
·         Tipe kepemimpinan
·         Sikap guru
·         Suara guru
·         Pembinaan rapport
3.      Kondisi Organisasional
Hubungan yang baik adalah suatu hal yang sangat penting yang mempengaruhi pengelolaan kelas. Dengan hubungan yang baik dengan peserta didik maka diharapkan peserta didik senantiasa gembira, senang serta penuh kegairahan ataupun semangat dalam kegiatan belajar yang dilakukannya.
D.    FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENGELOLAAN BELAJAR MENGAJAR
Adapun faktor penentu berhasil tidaknya pengelolaan proses belajar mengajar  menurut Ahmad Rohani (2004:15) antara lain sebagai berikut :
1.      Faktor Guru
Guru bisa menjadi salah satu faktor penghambat dalam melaksanakan penciptaan suasana yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar. Faktor peghambat yang datang dari guru adalah sebagai berikut :
·         Tipe kepemimpinan, guru yang otoriter dan kurang demokratis dalam mengelola proses belajar mengajar akan menumbuhkan sikap pasif atau agresif peserta didik. Kedua sikap peserta didik tersebut akan menjadi sumber dalam pengelolaan proses belajar mengajar.
·         Format belajar mengajar yan monoton, hal ini akan menimbulkan rasa bosan, frustasi, kecewa dari peserta didik yang merupakan sumber pelanggaran disiplin.
·         Kepribadian guru, guru yang berhasil dituntut bersikap hangat, adil, objektif, dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar.sikap yang bertentangan dengan kepribadian tersebut akan memunculkan permasalahan dalam proses pengelolaan kelas.
·         Pengetahuan guru, terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah pengelolaan dan pendekatan pengelolaan, baik yang sifatnya teoritis, mapun pengalaman praktis.
·         Pemahaman guru tentang peserta didik, terbatasnya pemahaman guru dalam memahami peserta dapat menjadi penyebab sulitnya melakukan pengelolaan kelas.
2.      Faktor Peserta Didik
Kurangnya kesadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota suatu kelas atau suatu sekolah merupakan faktor utama penyebab masalah pengelolaan kelas. Seperti kedisiplinan dan sebagainya.
3.      Faktor Keluarga
Kebiasaan kurang baik di lingkungan keluarga, seperti penanaman kedisiplinan yang kurang, terlampau terkekang, atau pun terlampau bebas serta didik akan menjadi latar belakang peserta didik melanggar kedisiplinan maupun  tata tertib sekolah.
4.      Faktor Fasilitas
Kekurangan fasilitas dapat menjadi penghambat pengelolaan proses belajar mengajar, masalah fasilitas ini meliputi jumlah peserta didik, besar ruangan kelas, dan ketersediaan alat.
  

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pengelolaan proses belajar mengajar erat kaitannya dengan manajemen pembelajaran, sedangkan manajemen pembelajaran diartikan sebagai proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumberdaya pengajaran) untuk mecapai tujuan program pembelajaran (Syafaruddin dan Irwan Nasution.2005:79).
Sebagai manajer guru berperan penting dalam melakukan pembelajaran, manajer dalam hal ini dapat diartikan sebagai seorang yang melakukan pengelolaan pembelajaran,  dengan tujuan mengarahkan perubahan perilaku anak didik baik kognitif, afektif, maupun psikomotor, ke arah yang lebih baik. Karenanya tujuan pengelolaan proses agar terciptanya proses belajar yang kondusif sehingga mampu membawa perubahan perilaku peserta didik menuju ke arah kedewasaan.
Aspek-Aspek yang Diperhatikan dalam Pengelolaan Proses Belajar Mengajar, kondisi dan situasi belajar mengajar, kondisi sosio-emosional , kondisi organisasional. Faktor-faktor penentu pengelolaan kelas, faktor guru, faktor peserta didik, faktor keluarga, dan faktor fasilitas.
B.     SARAN
Pengelolaan dalam proses belajar mengajar merupakan aspek terpenting, terutama dalam meningkatkan suasana yang menguntungkan dalam prose belajar mengajar. Namun hal ini akan terkendala apabila komponen-komponen yang terlibat didalamnya tidak dapat mendayagunakan potensi dan kerjasama dalam menciptakan suasana yang kondusif tersebut. Karenanya dalam pengelolaan proses belajar mengajar guru perlu terlebih dahulu memperhatikan aspek-aspek yang dapat mendukung proses tersebut, melalui kerjasama dengan berbagai komponen pembelajaran.