KETIKA BANYAK TULISAN BELUM MAMPU MEMUASKAN SYAHWAT MEMBACAMU, MAKA MENULISLAH DENGAN JALAN FIKIRANMU

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 17 Mei 2013

PENGEMBANGAN PROFESI PROFESIONALISASI GURU


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Guru adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru dengan segala kemampuannya dan daya upayanya mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga tidak salah jika kita menempatkan guru sebagai salah satu kunci pembangunan bangsa menjadi bangsa yang maju dimasa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika guru tidak menempatkan fungsi sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian waktu tidak terbendung lagi perkembangannya.
Para guru di Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara dan juga untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu beriman, bertakwa, dan berahlak mulia, serta menguasai ipteks dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas.
Senada dengan hal itu, maka menurut Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005, pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. selanjutnya pada pasal 1 ayat 2 disebutkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Salah satu bentuk untuk menjadikan guru di Indonesia ini lebih maju yakni guru harus mengembangkan profesinya.

B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu:
1.      Apa pengertian profesi dan pengembangan profesi guru?
2.      Apa saja karakteristik dan syarat profesi guru?
3.      Dilihat dari apa saja pengembangan profesi keguruan?
4.      Kegiatan apa saja yang termasuk pengembangan profesi?

C.  Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini untuk mengetahui dan  dapat memahami karakteristik dan syarat profesi guru dan hal-hal yang mengenai pengembangan profesi profesionalisasi guru.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Profesi dan Pengembangan Profesi
Menurut Martinis Yamin (2006: 2-3) menyatakan profesi merupakan seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, tehnik, dan prosedur berlandaskan intelektualitas. Dengan demikian profesi merupakan makna, bahwa profesi yang disandang oleh tenaga kependidikan atau guru, adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan ketelatenan untuk menciptakan anak memiliki perilaku suatu sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Sudarwan Danim (2002: 21) menyatakan bahwa secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang dimaksudkan disini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis.
Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Macam kegiatan guru yang termasuk kegiatan pengembangan profesi adalah: (1) mengadakan penelitian dibidang pendidikan, (2) Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan, (3) Membuat alat pelajaran/peraga atau bimbingan, (4) Menciptakan karya tulis, (5) Mengikuti pengembangan kurikulum (Zainal A & Elham R, 2007: 155).
Pengembangan profesi seperti yang dimaksud dalam petunjuk teknis jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, “adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk peningkatan mutu baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan” . Unsur Pengembangan profesi sifatnya wajib bagi guru yang telah menduduki pangkat/jabatan guru Pembina, hal ini dikarenakan pangkat jabatan guru Pembina diharapkan tumbuh daya analisis, kritis serta mampu memecahkan masalah dalam lingkup tugasnya.
Ada tiga pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. Pengetahuan adalah segala fenomena yang diketahui yang disistematisasikan sehingga memiliki daya prediksi, daya kontrol, dan daya aplikasi tertentu. Pada tingkat yang lebih tinggi, pengetahuan bermakna kapasitas kognitif yang dimiliki oleh seseorang melalui proses belajar. Keahlian bermakna penguasaan substansi keilmuwan yang dapat dijadikan acuan dalam bertindak. Keahlian juga bermakna kepakaran dalam cabang ilmu tertentu untuk dibedakan dengan kepakaran lainnya. Persiapan akademik mengandung makna bahwa untuk mencapai derajat profesional atau memasuki jenis profesi tertentu diperlukan persyaratan pendidikan khusus, berupa pendidikan prajabatan yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal, khususnya jenjang perguruan tinggi (Sudarwan Danim, 2002: 22).
B.  Karakteristik, Ciri dan Syarat Profesi

1.      Karakteristik Profesi
Sesuatu pekerjaan itu dapat dipandang sebagai suatu profesi apabila minimal telah memadai hal-hal sebagai berikut:
a.       Memiliki cakupan ranah kawasan pekerjaan atau peyanan khas, definitif dan sangat penting dibutuhkan masyarakat.
b.      Para pengemban tugas pekerjaan atau pelayanan tersebut telah memiliki kawasan, pemahaman dan penguasaan pengetahuan serta perangkat teoritis yang relevan secara luas dan mendalam, menguasai perangkat kemahiran teknis kerja pelayanan memadai persyaratan standarnya, memiliki sikap profesi dan semangat pengabdian yang positif dan tinggi, serta kepribadian yang mantap dan mandiri dalam menunaikan tugas yang diembannya dengan selalu mempedomani dan mengindahkan kode etika yang digariskan institusi ( organisasi ) profesinya.
c.       Memiliki sistem pendidikan yang mantap dan mapan berdasarkan ketentuan persyaratan standarnya bagi penyiapan maupun pengembangan tenaga pengemban tugas pekerjaan profesional yang bersangkutan, yang lazimnya diselenggarakan pada jenjang pendidikan tinggi berikut lembaga lain dan organisasi profesinya yang bersangkutan.
d.      Memiliki perangkat kode etik profesional yang telah disepakati dan selalu dipatuhi serta dipedomani para anggota pengemban tugas pekerjaan atau pelayan profesional yang bersangkutan.
e.       Memilki organisasi profesi yang menghimpun, membina, dan mengembangkan kemampuan profesional, melindungi kepentingan profesional serta memajukan kesejahteraan anggotanya dengan senantiasa mengindahkan kode etikanya dan ketentuan organisasinya.
f.       Memiliki jurnal dan sarana publikasi profesional lainnya yang menyajikan berbagai karya penelitian dan kegiatan ilmiah sebagai media pembinaan dan pengembangan para anggotanya serta pengabdian kepada masyarakat dan khazanah ilmu pengetahuan yang menopang profesinya.
g.      Memperoleh pengakuan dan penghargaan yang selayaknya baik secara social ( masyarakat) dan secara legal ( dari pemerintah yang bersangkutan atas keberadaan dan kemanfaatan profesi termajsud).

2.      Syarat-syarat Profesi
Robert. W. Richey ( Arikunto, 1990 : 235) mengemukakan ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai berikut :
a.       Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
b.      Seorang pekerja professional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
c.       Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d.      Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.
e.       Membutuhkan suatu kegiatan yang sangat tinggi.
f.       Adanya organisasi yang dapat meninggalkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
g.      Memberikan kesempatan untuk memajukan, spesialisasi, dan kemandirian.
h.      Memandang profesi suatu karier hidup ( alive career) dan menjadi seorang anggota yang permanen.

3.      Cirri-ciri dan Syarat- syarat Profesi Guru
Ciri-ciri dan syarat-syarat di atas dapat digunakan sebagai criteria atau tolok ukur keprofesionalan guru. Selanjutnya criteria ini akan berfuingsi ganda, yaitu untuk :
a.       Mengukur sejauh mana guru-guru di Indonesia telah memenuhi criteria profesionalisasi.
b.      Dijadikan titik tujuan yang akan mengarahkan segala upaya menuju profesionalisasi guru.

C.  Pengembangan Profesi Keguruan
1.      Tanggung Jawab Guru
Paling sedikit ada enam tugas dan tanggung jawab guru dalam mengembangkan profesinya, yakni :
a.       Guru bertugas sebagai pengajar.
b.      Guru bertugas sebagai pembimbing.
c.       Guru bertugas sebagai administrator kelas.
d.      Guru bertugas sebagai pengembang kurikulum.
e.       Guru bertugas untuk mengembangkan profesi.
f.       Guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat.

Tugas dan tanggung jawab di atas merupakan tugas pokok profesi guru. Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pelajaran. Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Tugas dan tanggung jawab sebagai administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Tanggung jawab mengembangkan kurikulum membawa implikasi bahwa guru dituntut untuk selalu untuk mencari gagasan-gagasan baru, penyempurnaan praktik pendidikan, khususnya dalam praktik pengajaran. Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan dan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggungf jawab profesinya. Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat berarti guru harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat serta sekolah sebagai pembaharu masyarakat.
2.      Peran dan Tugas Guru
Sepanjang sejarah perkembangannya, rumusan profil tenaga pengajar ( Guru) ternyata bervariasi, tergantung kepada cara mempersepsikan dan memandang apa yang terjadi peran dan tugas pokoknya :
a.       Guru sebagai pengajar.
b.      Guru sebagai pengajar dan juga sebagai pendidik.
c.       Guru sebagai pengajar, pendidik, dan juga agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat.
d.      Guru yang berkewenangan berganda sebagai pendidik professional dengan bidang keahlian lain selain kependidikan.






D.  Kegiatan Guru Yang Termasuk Pengembangan Profesi
Menurut Danim (2011:94) dalam mengembangkan profesi guru dapat dilakukan melalui berbagai strategi dalm bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, antara lain:
1.      Pendidikan dan pelatihan
a.    In-house training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karier guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi yang belum dimiliki oleh guru lain. Dengan srategi ini diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya.
b.    Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan didunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru. Program magang ini diperuntukan bagi guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu, misalnya, magang disekolah tertentu untuk belajara menejemen kelas atau menejemen sekolah efektif. Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.
c.    Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemiraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dan kurang baik, antara sekolah negeri dan swasta. Jadi pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra, misalnya, dibidang menejemen sekolah atau kelas.
d.   Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan lewat belajar jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil.
e.    Pelatihan berjenjang dan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut, dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.
f.     Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. kursus singkat dimaksud untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
g.    Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan diskusi dengan teman sejawat.
h.    Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik dalam maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi.





2.    Non-pendidikan dan pelatihan
a.    Diskusi masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialami  di sekolah.
b.    Seminar. Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutanbagi peningkatan keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam hal upaya peningkatan kualitas pendidikan.
c.    Workshop. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus, penulisan rencana pembelajaran.
d.   Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran
e.    Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis oleh guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan.
f.      Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat oleh guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau pembelajaran.
g.    Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Macam kegiatan guru yang termasuk kegiatan pengembangan profesi adalah: Program magang, Kemitraan sekolah, Belajar jarak jauh, Pelatihan berjenjang dan khusus, Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya, Pembinaan internal oleh sekolah, Pendidikan lanjut, Diskusi masalah pendidikan, seminar, workshop, penelitian, penulisan buku atau bahan ajar, pembuatan media pembelajaran dan pembuatan karya teknologi atau seni.
Peran dan tugas pokok guru adalah guru sebagai pengajar, guru sebagai pengajar dan juga sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, pendidik, dan juga agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat, guru yang berkewenangan berganda sebagai pendidik professional dengan bidang keahlian lain selain kependidikan.
Sedikitnya ada enam tugas dan tanggung jawab guru dalam mengembangkan profesinya, yaitu: guru bertugas sebagai pengajar, guru bertugas sebagai pembimbing, guru bertugas sebagai administrator kelas, guru bertugas sebagai pengembang kurikulum, guru bertugas untuk mengambangkan profesi, guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat.

B.  Saran
Untuk Guru bekerjalah penuh tanggung jawab dengan ihklas, sehingga apa yang kita lakukan mudah-mudahan menjadi berkah. Karena guru sekarang sudah diakui sebagai profesi dan mendapatkan tunjangan profesi, hak tersebut harus sebanding kinerja kita selaku guru.




PENGERTIAN MODEL DAN PENDEKATAN


1.    PENGERTIAN PENDEKATAN DAN MODEL DALAM PEMBELAJARAN

A.  Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).
Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.

B.  Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Model dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung.
Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan ‘model pembelajaran’ sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

MACAM-MACAM MODEL DALAM PEMBELAJARAN SERTA KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA


2. MODEL-MODEL DALAM PEMBELAJARAN
A.  Model Pembelajaran Kontekstual
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas –asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Ketujuh asas tersebut antara lain: Konstruktivisme, Inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian nyata.
1.      Kelebihan model pembelajaran kontekstual :
ü  Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
ü  Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

2.      Kekurangan model pembelajaran kontekstual :
ü  Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa.
ü  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide – ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi – strategi mereka sendiri untuk belajar.

B.  Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Kagan (1994) pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses di mana tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan suasana prestasi bersama-sama.
1.      Kelebihan model pembelajaran kooperatif :
ü  Saling ketergantungan yang positif
ü  Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
ü  Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
ü  Suasana kelas yang rileks dan menyenanakan
ü  Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru
ü  Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

1.      Kekurangan model pembelajaran kooperatif :
ü  Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu
ü  Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
ü  Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas.
ü  Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang,

C.  Model Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
1.      Kelebihan model pembelajaran terpadu :
ü  Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
ü  Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
ü  Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
ü  Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
ü  Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

2.      Kekurangan model pembelajaran terpadu :
ü  Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi.
ü  Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif  baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya.
ü  Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet.
ü  Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi
ü  Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan
ü  Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain.


D.  Metode Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran kuantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua energi adalah kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman dan interdeterminisme.
1.      Kelebihan  pembelajaran kuantum :
ü  Membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
ü  Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi.
ü  Suasana yang diciptakan kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai
ü  Setiap pedapat siswa sangat dihargai
ü  Proses belajarnya berjalan sangat komunikatif

2.      Kekurangan pembelajaran kuantum :
ü  Penggunaan waktu dalam pembelajaran membutuhkan banyak.
ü  Tidak semua guru dapat menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai
ü  Berlebihan memberi reward pada siswa




E.  Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan mereka secara mandiri. PBL juga memberi kesempatan peserta didik untuk mempelajari teori melalui praktek. Peserta didik bukan hanya perlu mencari konklusi tetapi juga perlu menganalisis data.
1.      Kelebihannya yaitu :
ü  Membuat siswa lebih aktif
ü  Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
ü   Menimbulkan ide-ide baru
ü  Dapat meningkatkan keakraban dan kerjasama
ü  Pembelajaran ini membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
2.      Kekurangannya yaitu :
ü  Model pembelajaran problem based learning biasa dilakukan secara berkelompok membuat siswa yang malas semakin malas
ü  Siswa merasa guru tidak pernah menjelaskan karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih aktif
ü  Membutuhkan banyak waktu dan pendanaan
ü  Sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru untuk menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir anak
ü  Pembelajaran berdasarkan masalah memerlukan berbagai sumber untuk memecahkan masalah, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

F.   Model Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
1.      Kelebihan model cooperative script :
ü  Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
ü  Setiap siswa mendapat peran.
ü  Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

2.      Kekurangan model cooperative script :
ü  Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
ü  Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

G. Model Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
1.      Kelebihan model picture and picture :
ü  Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
ü  Melatih berpikir logis dan sistematis.

2.      Kekurangan model picture and picture :
ü  Memakan banyak waktu.
ü  Banyak siswa yang pasif.


H.  Model Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
1.      Kelebihan numbered heads together :
ü  Setiap siswa menjadi siap semua.
ü  Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
ü  Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

2.      Kekurangan numbered heads together :
ü  Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
ü  Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru


I.     Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
1.      Kelebihan model example non example :
ü  Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
ü  Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
ü  Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

2.      Kekurangan model example non example :
ü  Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
ü  Memakan waktu yang lama.

J.    Model Mind Mapping
Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu tekhnik pembuatan catatan-catatan yang dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu, seperti dalam pembuatan perencanaan, penyelesaian masalah, membuat ringkasan, membuat struktur, pengumpulan ide-ide, untuk membuat catatan, kuliah, rapat, debat dan wawancara.
1.      Kelebihan model mind mapping :
ü  Melihat gambaran besar suatu persoalan sekaligus melihat informasi secara detail
ü  Mengingat informasi yang kompleks lebih mudah. Informasi tersebut telah dikelompokkan sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk hubungannya dengan subjek yang sama atau berbeda.
ü  Mengatasi informasi yang membludak karena telah ditata dan dikelompokkan sedemikan rupa. Secara mental hal ini juga membuat seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam memahami sebuah persoalan.
ü  Mind map mampu meningkatkan kemampuan seseorang dalam berimajinasi, mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikan persoalan.
ü  Mind maping dapat merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunakan garis lengkung, warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus menjadi karya seni yang indah. Secara mental akan memudahkan kita untuk mengingatnya.
ü  Mind maping membantu seseorang membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat.

2.      Kekurangan model mind mapping :
ü  Hanya siswa yang aktif yang terlibat
ü  Tidak sepenuhnya murid yang belajar
ü  Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan






K. Model Pembelajaran Giving Questions and Getting Answer ( GQGA)
Pembelajaran Giving Questions and Getting Answer (GQGA) merupakan implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivistik yang menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu merekonstruksi pengetahuannya sendri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.
Model Giving Questions and Getting Answer ditemukan oleh Spancer Kagan, orang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963. Model ini dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan ketrampi lan bertanya dan menj awab pertanyaan, karena pada dasarnya model tersebut merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan metode seramah yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan-potongan kertas sebagai medianya.
  1. Kelebihannya yaitu :
ü  Penerapan metode Active Learning model Giving Questions and Getting Answers (GQGA) adalah suasana lebih menjadi aktif, anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum di mengerti, guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang disampaikan, mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.

  1. Kelemahannya yaitu :
ü  Penerapan metode Active Learning model Giving Questions and Getting Answers (GQGA) adalah pertanyaan pada hakekatnya sifatnya hanya hafalan, proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus akan menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari, guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah memahami dan menguasai materi yang telah diberikan.

L.  Model Pembelajaran  Tipe Terhubung (Connected)   
Connected Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu kemampuan dengan kemampuan lainnya, kegiatan 1 hari dengan hari lainnya, dalam satu mata pelajaran. Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung (connected) : Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.


1.      Kelebihan model pembelajaran tipe terhubung :
ü  Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan.
ü  Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator
ü  Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus
ü  Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

2.      Kekurangan model pembelajaran tipe terhubung :
ü  Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain.
ü  Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri.
ü  Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

M.      The Webbed Model (Model Jaring Laba-Laba)
Webbed model merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu menyatakan Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema untuk menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide. Karakteristik pendekatan tema ini untuk mengembangkan kurikulum dimulai dengan satu tema misalnya “transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.
1.      Kelebihan model jaring laba-laba :
ü  Siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu-ilmu yang berbeda
ü  Faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa
ü  Siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan.
2.      Kekurangan model jaring laba-laba :
ü  Kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa
ü  Seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
ü  Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.


N.  Model Pembelajaran Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif  yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada orang lain dalam kelompoknya. (Lie, 2008 : 70). Dalam teknik ini, siswa dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dan mempunyai tanggung jawab lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi yang di dapat dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi.
1.      Kelebihan pembelajaran tipe Jigsaw :
ü  Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar matematika.
ü  Ruang lingkup dipenuhi ide-ide yang bermanfaat dan menarik untuk di diskusikan.
ü  Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pemahaman pembelajaran materi untuk dirinya sendiri dan orang lain.
ü  Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang di tugaskan.
ü  Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi untuk pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
ü  Meningkatkan kreatifitas siswa dalam berfikir kritis dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah yang di hadapi.
ü  Melatih keberanian dan tanggung jawab siswa untuk mengajarkan materi yang telah ia dapat kepada anggota kelompok lain.

2.      Kelemahan pembelajaran tipe Jigsaw :
ü  Kondisi kelas yang cenderung ramai karena perpindahan siswa dari kelompok satu ke kelompok lain.
ü  Dirasa sulit meyakinkan untuk berdiskusi menyampaiakn materi pada teman jika tidak punya rasa percaya diri.
ü  Kurang partisipasi beberapa siswa yang mungkin masih bergantung pada teman lain, biasanya terjadi dalam kelompok asal.
ü  Ada siswa yang berkuasa karena merasa paling pintar di antara anggota kelompok.
ü  Awal penggunaan metode ini biasanya sulit di kendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang agar berjalan dengan baik.
ü  Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit. Tapi bisa diatasi dengan model team teaching.


O.  Model Pembelajaran Time Token Arends 1998
Model pembelajaran Time Token Arends 1998 merupakan model pembelajaran yang bertujuan agar masing-masing anggota kelompok diskusi mendapatkan kesempatan untuk memberikan konstribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain.
Model ini memiliki struktur pengajaran yang sangat cocok digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, serta untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.
1.      Kelebihan model pembelajaran time token :
ü  Semua siswa aktif dalam mengeluarkan pendapatnya dan berpartisipasi dalam diskusi.
ü  Dapat menumbuhkan dan melatih keberanian siswa dalam berpendapat bagi siswa yang pemalu dan sukar berbicara.
ü  Semua siswa mendapatkan waktu bicara yang sama sehingga tidak akan terjadi pendominasian pembicaraan dalam berlangsungnya diskusi.

2.      Kelemahan model pembelajaran time token :
ü  Siswa yang memiliki banyak pendapat akan sulit mengutarakan pendapatnya karena waktu yang diberikan terbatas.
ü  Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.
ü  Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak.


P.   Model Pembelajaran Tebak Kata
Tebak kata merupakan penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat dalam bentuk kartu permainan sehingga anak dapat menerima pesan pembelajaran melalui kartu.
1.      Kelebihan model pembelajaran tebak kata :
ü  Pemebelajaran yang dilakukan lebih menarik karena menggunakan media kartu, sehingga siswa tidak jenuh atau bosan.
ü  Dapat meningkatkan daya berpikir siswa, karena siswa dituntut untuk menjawab suatu kata yang membutuhkan pikiran kritis peserta didik.
ü  Pembelajaran akan lebih berkesan
ü  Melatih siswa untuk menemukan jawaban dengan menggunakan berbagai alternatif jawaban.
ü  Melibatkan seluruh anggota tubuuh dalam proses pembelajaran, seperti berdiri, duduk, dan mencari pasangan.


2.      Kekurangan model pembelajaran tebak kata :
ü  Tidak mudah bagi guru untuk membuat kartu-kartu yang menarik untuk diamati oleh anak didik.
ü  Tidak mudah bagi guru untuk menyusun rangkaian kata perkata di dalam kartu sehingga membutuhkan satu kartu sebagai jawaban hasil tebakan anak didik.
ü  Sering kali siswa beranggapan bahwa model ini bukan untuk belajar, tetapi hanya sebagai permainan sehingga anak didik merasa ini hanya permainan belaka. Padahal model ini dilakukan  dalam rangka mengikutsertakan komponen tubuh siswa dalam proses pembelajaran, seperti berdiri, duduk dan mencari pasangan.

Q.  Model Pembelajaran Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudiandilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab.
Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (activelearning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagaipemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannyapembelajaran.
1.      Kelebihan metode Snowball Throwing :
ü  Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
ü  Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberikesempatan utk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.
ü  Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
ü  Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
ü  Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktek
ü  Pembelajaran menjadi lebih efektif
ü  Ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai

2.      Kelemahan/kekurangan metode Snowball Throwing :
ü  Sangat  bergantung  pada kemampuan siswa  dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.
ü  Ketua kelompok yang  tidak  mampu  menjelaskan  dengan  baik  tentu  menjadi  penghambat bagi anggota lain untuk  memahami  materi sehingga diperlukan waktu yang  tidak  sedikit  untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.
ü  Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang  termotivasi untuk bekerja sama. tapi tdk menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberiaan kuis individu dan penghargaan kelompo
ü  Memerlukan waktu yang panjang
ü  Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar
ü  Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.