KETIKA BANYAK TULISAN BELUM MAMPU MEMUASKAN SYAHWAT MEMBACAMU, MAKA MENULISLAH DENGAN JALAN FIKIRANMU

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 23 Mei 2013

Lihat Hatimu, Lihat Nuranimu


Lihat hatimu, lihat nuranimu
Lihatlah hatimu, bukan kata-katamu
Kata-katamu suka menipu, hatimu tak begitu
Lihatlah hatimu, bukan penampilanmu
Penampilan bisa dimanipulasi, tidak dengan hati
Lihatlah hatimu, bukan senyum manismu
Senyum manis itu bisa saja pemanis belaka, hati apa adanya
Lihatlah hatimu, bukan ibadahmu
Ibadah bisa saja sekadar rutinitas dan tanpa makna, hati mengetahuinya
Lihatlah hatimu, bukan perbuatan baikmu
Perbuatan baik bisa hanya untuk pamer dan basa-basi, hati tidak akan merestui

AKU YANG TERDIAM



Ini ada lah biasa
Tidak berlebihan dan bukan dusta
Andai saja bisa kuucapkan semua kataku
Tidak perlu ada ..........?? di dalam diriku

Dan jika aku ucapkan  sekarang
Maka akan hanya ada caci maki dari lidah ini
Dan teriakan kasar tentang kemunafikan
Serta cemoohan hina pada keadilan
Maka aku lebih baik diam.

Kata-kata adalah kehidupan, hidupku ada di dalam setiap langkahmu.
Jangan pernah berhenti berjalan dan berjuang
Setiap kau berkata adalah cermin hidupku
Maka akan terus kudengar katamu
Di dirimu ku menemukan yang selama ini ku mencari


"NEVER GIGE UP"

KLASIFIKASI INDUSTRI DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang atau jasa menjadi lebih tinggi nilai penggunaannya. Dengan adanya industri suatu daerah dapat berkembang dan mengalami peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat yang ditandai dengan perbaikan perekonomian melalui mata pencaharian dibidang industri. Industri itu sendiri mulai dari industri rumah tangga hingga industri besar yang memerlukan bahan baku serta tenaga kerja yang tidak sedikit.
Suatu wilayah dapat mendirikan suatu industri apabila ada daya dukung yang memadai seperti adanya bahan baku, tenaga kerja, peralatan atau mesin serta tempat mengolahnya. Akan sangat baik jika lokasi pengolahan suatu industri strategis, baik strategis dengan bahan baku serta strategis dalam pemasaran hasil industri.
Aceh Utara merupakan salah satu wilayah perindustrian yang terdapat di Indonesia, terdapat berbagai industri mulai dari industri rumah tangga hingga industri besar. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Utara sangat baik selama aktif beberapa industri besar seperti Exxon Mobil (Migas), PIM (Pupuk Iskandar Muda), serta beberapa industri lainnya yang ditandai dengan pendapatan daerah yang besar. Namun sesudah non-aktif salah satu industri besar kabupaten Aceh Utara mengalami penyusutan perekonomian. Hal ini perlu kita kaji seberapa pentingnya industri bagi suatu wilayah.

1.2 Rumusan Masalah

a.       Apa yang maksud dengan industri?
b.      Apa saja jenis industri yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara?
c.       Bagaimana peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Aceh Utara?
d.      Bagaimana keterkaitan industri yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara?
e.       Bagaimana industri dan tujuan pembangunan di Kabupaten Aceh Utara?

1.3 Tujuan

a.       Mengetahui pengertian industri, serta klasifikasinya.
b.      Mengetahui jenis-jenis industri yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara.
c.       Mengetahui peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Aceh Utara.
d.      Mengetahui keterkaitan industri yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara.
e.       Mengetahui industri dan tujuan pembangunan di Kabupaten Aceh Utara.
















BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Industri

Kata industri berasal dari bahasa latin yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja, Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.
 Menurut UU RI No.5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi industri merupakan perpaduan-perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri, yaitu meliputi komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku, sumber-sumber energi dan iklim dengan segala proses ilmiahnya. Sedangkan subsistem manusianya meliputi komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan tekhnologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintahan, transportasi dan komunikadi, konsumen, pasar dan sebagainya, sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat.
Menurut Encyclopedia Americana, industri diartikan sekelompok kegiatan yang mengusahakan benda-benda ekonomi dan penggunaanya. Industri dalam arti sempit ialah kegiatan industri yang hanya terbatas pada tipe kegiatan ekonomi sekunder yaitu segala macam usaha atau kegiatan yang sifatnya mengubah atau mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Industri dalam arti luas adalah suatu kegiatan dalam usahanya untuk meningkatkan produktifitas dalam kegiatan ekonomi. Menurut G.T. Rennes, industri adalah aktifitas ekonomi manusia yang dilaksanakan secara terorganisasi dan sistematis.

2.2 Klasifikasi Industri

1.    Berdasarkan bahan baku
a.    Industri ekstraktif yaitu industri yang menggunakan bahan baku langsung dari alam.
b.    Industri non ekstraktif yaitu industri yang menggunakan mahan baku berasal dari industri lain
c.    Industri fasilitatif yaitu industri yang menjual jasa untuk keperluan orang lain
2.    Berdasarkan tenaga kerja
a.    Industri rumah tangga  : 1-4 orang
b.    Industri kecil                 : 5-19 orang
c.    Industri sedang             : 20-99 orang
d.   Industri besar                : >100 orang
3.    Berdasarkan produk barang
a.    Industri primer yaitu industri yang memproduksi barang tanpa perlu diolah lebih lanjut
b.    Industri sekunder yaitu industri yang memproduksi barang barang yang perlu pengolahan lebih lanjut
c.    Industri tersier yaitu industri yang tidak memproduksi barang tetapi menghasilkan jasa
4.    Berdasarkan tahanan proses produksi
a.    Industri hulu yaitu industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi
b.    Industri hilir yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barnag jadi atau langsung dipakai konsumen
5.    Berdasarkan struktur modal
a.    Industri PMDM yaitu industri yang modalnya dari pemerintah atau pengusaha nasional
b.    Industri PMA yaitu yang menggunakan modal asing
c.    Industri patungan industri yang modalnya berasal dari swasta nasional da swasta asing
6.    Berdasarkan pengelolaannya
a.    Industri rakyat yaitu industri yang dikelola oleh rakyat
b.    Industri Negara yaitu industri yang dikelola oleh negara
7.    Berdasrkan bahan mentah
a.    Industri agraris yaitu industri yang mengolah bahan mentah hasil pertanian
b.    Industri non agraris yaitu industri yang mengolah bahan mentah dari hasil pertambangan
8.    Berdasarkan hasil produksi
a.    Industri berat yaitu industri yang menghasilkan mesin atau alat produksi
b.    Industri ringan undustri yang menghasilkan barnag untuk dikonsumsi masyarakat
9.    Berdasarkan lokasi unit usahanya
a.    Industri beroriantasi pasar yaitu industri yagn didirikan mendekati penyebaran konsumen
b.    Industri berotientasi tenaga kerja yaitu industri yangdidirikan mendekati tempat pemusatan penduduk
c.    Industri berorientasi bahan baku yaitu industri yang didirikan mendekati tempat persediaan bahan baku
10.     Berdasarkan bahan dasar produksi
a.    Industri campuran yaitu industri yang menghasilkan lebih dari satu maccam barang
b.    Industri trafik industri yang seluruh bahan mentahnya diperoleh dari impor karena belum tersedia di dalam negeri
c.    Industri konveksi yaitu industri yang membuat pakaian jadi
d.   Industri perakitan yaitu industri yang aktivitasnya melakuakan perakiatan onderdil atau mesin mewujudkan barang jadi

2.2  Faktor Pendukung dan Penghambat suatu Industri
1.    Faktor Pendukung Industri
a.    Ketersediaan bahan mentah
b.    Ketersediaan tenaga kerja
c.    Ketersediaan pasar dalam dan luar negeri
d.   Ketersediaan sarana dan prasarana industri
e.    Ketersediaan modal
f.     Kebijakan pemerintah
g.    Stabilitas politik
h.    Kerjasama dengan negara lain
i.      Letak geografis yang menguntungkan.

2.    Faktor Penghambat Industri
a.    Penguasaan teknologi yang rendah
b.    Tenaga kerja yang kurang terampil
c.    Mutu barang rendah
d.   Kurangnya promosi di pasar internasional dan kalah saing dengan produk lain.



BAB III PEMBAHASAN

3.1 Profil Aceh Utara

Peta Lokasi Aceh Utara
Logo Aceh Utara

Aceh Utara adalah salah satu kabupaten yang ada di provinsi Aceh. Terletak di wilayah barat Indonesia dan berada pada lintang utara dengan iklim tropis. Ibukota kabupaten  Aceh Utara telah dipindahkan dari Lhokseumawe ke Lhoksukon, karena daerah Lhokseumawe telah dijadikan wilayah otonom atau perkotaan. Namun, kegiatan pemerintahan sebagian besar masih berada dan berlangsung di Kota Lhokseumawe, hal ini terjadi karena sarana dan prasarana yang terdapat di Lhoksukon belum rampung karena masih dalam tahapan pembangunan. Sehingga sebagian besar kegiatan pemerintahan masih berlangsung di Kota Lhokseumawe dengan memanfaatkan sarana dan prasarana dahulu selama belum berpisah menjadi dua wilayah yaitu : Kabupaten Aceh Utara yang beribukota Lhoksukon dan Kota Lhokseumawe.
a. Letak Kabupaten Aceh Utara
·         Letak astronomis          : 04.46o -  05.00o LU
                                        96.52o - 97.31o BT
·         Letak geografis            
Utara                             : Kota Lhokseumawe & Selat Malaka
Selatan                          : Kabupaten Bener Meriah
Barat                             : Kabupaten Bireuen
Timur                            : Kabupaten Aceh Timur
·       Letak Geologis             : Dipertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia
·       Letak  Geomorfologis  : Berada pada sirkum Mediterania

b.      Luas Kabupaten Aceh Utara
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara adalah 3.296,86 Km2. Kabupaten ini terdiri dari 850 desa, 56 mukim dan 22 kecamatan.
c.       Populasi
·      Total                       : 525.785 jiwa
·      Kepadatan             : 151,18 jiwa/km2

d.      Pemerintahan
·      Bupati                    : H. Muhammad Thaib
·      Wakil bupati          : Drs. Muhammad Jamil, M. Kes
·      Kode area telepon  : 0645
·      Situs web               : http://www.acehutarakab.go.id/

3.2    Perindustrian di Kabupaten Aceh Utara

3.2.1 Potensi Sumber Daya Alam di  Kabupaten Utara

1.    Pertambangan
            Kabupaten ini memiliki potensi sumberdaya alam baik berupa bahan galian golongan A maupun golongan C. Bahan galian golongan A yang telah dieksploitasi adalah minyak dan gas bumi. Sedangkan bahan galian golongan C terdiri dari tanah urug, batu bata, pasir urug, pasir, sirtu, kerikil dan batuan. Nilai produksi tanah urug pada tahun 2008 sebesar 8,108 miliar, batu bata (7,155 miliar), pasir urug (7,137 miliar), pasir (5,160 miliar), kerikil (18,868 miliar), sirtu (5,261 miliar) dan batuan (11,275 miliar).
Sedangkan pada produksi gas alam tahun 2011, produksi PT. Arun NGL (Natural Gas Liquefaction) menghasilkan 2,59 juta m3 gas alam cair (LNG) dan 1,57 juta barrel kondensat. Jumlah produksinya jauh menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mampu memproduksi 28,32 juta m3 LNG dan 1,72 juta barrel kondensat. Penurunan ini tidak hanya terjadi pada jumlah produksi saja, namun juga terjadi pada jumlah tenaga kerja dan jumlah pengapalan hasil produksi PT Arun NGL. Tenaga kerja di tahun 2011 hanya sejumlah 1.280 orang, jumlah ini jauh berkurang jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sejumlah 2.119 orang. Untuk jumlah pengapalan hasil produksi PT Arun NGL, pada tahun 2011 hanya sebanyak 20 kargo LNG dan 6 kargo kondensat. Bandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebanyak 34 kargo LNG dan 7 kargo kondensat.

2.    Pertanian
a.    Tanaman Pangan
Salah satu subsektor yang tercakup dalam sektor pertanian adalah tanaman pangan. Kabupaten Aceh Utara sebagai salah satu kabupaten yang cocok untuk budidaya berbagai jenis pertanian tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan dan sayur-sayuran, memiliki luas 44.870 ha lahan sawah yang mana meningkat sebesar 1,36% dari tahun sebelumnya dan 189.636 ha lahan bukan sawah.
Pada tahun 2011 produktifitas yang dihasilkan oleh padi meningkat sebanyak 56,05 kw/ha dimana pada tahun 2010 sebesar 53,55 kw/Ha. Ini sebanding dengan 407.716,14 ton yang telah dicapai. Ubi kayu menempati urutan kedua yakni sebesar 217,31 kw/ha yang produktivitas yang dicapai atau setara dengan 6.845,13 ton. Produktivitas terendah ditempati oleh kacang hijau yang hanya menghasilkan produktivitas sebesar 15,32 kw/Ha. Terdapat 23 komoditi buah-buahan yang terdapat di kabupaten Aceh Utara. Produksi tertinggi dihasilkan oleh rambutan sebesar 4.318 ton dan terendah dihasilkan oleh petai sebesar 3 ton.

b.   Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Aceh Utara memiliki komoditas tanaman perkebunan sebanyak 16 komoditi diantaranya kakao, cengkeh , aren, kelapa, pala dan lain-lain. Dari tahun sebelumnya komoditi perkebunanan mengalami peningkatan dalam produksinya. Dimana pada tahun 2010 hanya 4 komoditi yang mengalami peningkatan produksi, tetapi pada tahun 2011 ada 7 komoditi yang mengalami peningkatan produksi. Ketujuh komoditi tersebut adalah cengkeh (7,5 ton), pala (36,3 ton), kakao (3057 ton), sagu (153 ton), karet (4471,7 ton), pinang (7745 ton) dan Lada (9 ton). Namun ada satu komoditi yang memiliki hasil produksinya yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu kapuk (216 ton). Sedangkan lainnya mengalami penurunan jumlah produksi.
c.    Peternakan
Salah satu faktor peningkatan ternak yang ada disuatu daerah dapat ditunjang dengan menghasilkan sumber daya manusia yang bergerak dibidang peternakan. Tercatat sebanyak 47 orang petugas peternakan yang membantu dalam proses peternakan yang terdiri dari 6 orang mantri hewan, 20 orang snakma, 7 orang sarjana peternakan dan 14 orang dokter hewan. Pada tahun 2011 populasi ternak besar mengalami pertambahan untuk setiap ternaknya, begitu juga dengan unggas Sedangkan untuk ternak yang divaksinasi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 ada sejumlah 712 ekor ternak besar yang divaksinasi dan unggas sebanyak 1.930 ekor.
d.   Perikanan
Aceh Utara sebagian besar wilayahnya didominasi oleh daratan. Namun ada sebanyak 7 kecamatan yang memiliki daerah pesisir pantai seperti Syamtalira Bayu, Tanah Jambo Aye, Seunudon, Samudera, Tanah Pasir, Lapang, Muara Batu dan Dewantara. Untuk hasil perikanan laut seperti ikan, jumlah produksi dalam 4 tahun terakhir mengalami peningkatan begitupun juga dengan nilai produksinya. Tercatat sebesar 11.930,28 ton produksi dan nilai produksi sebesar 141.202.031,00 rupiah yang dicapai pada tahun 2011.
Pada produksi udang, tahun 2008-2010 terus mengalami penurunan. Akan tetapi pada tahun 2011 terjadi peningkatan produksi yang signifikan yakni mencapai 538,24 per tonnya. Kepiting masih menjadi komoditi yang menghasilkan nilai produksi terbesar dalam komoditas binatang laut berkulit keras dan untuk binatang laut berkulit lunak, cumi-cumi masih menjadi yang teratas.

3.2.2 Jenis Industri Aceh Utara

            Industri terbesar selain PT. Arun NGL di Aceh Utara adalah PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM). Untuk tahun 2011, PT. PIM memproduksi 0,48 juta ton pupuk urea dan 0,36 juta ton amoniak. Dengan penjualan pupuk urea dan amoniak oleh PT. PIM yaitu sebesar 0,45 juta ton dan 0,39 juta ton. Selain hasil industri dari PT. PIM, potensi industri kecil dalam wilayah Aceh Utara tidak boleh dilupakan.
Selama tahun 2011, jumlah nilai produksi terbesar dihasilkan dari industri kecil batu bata. Dari industri kecil batu bata yang non formal, nilai produksi yang dihasilkan sebesar 44,02 milyar rupiah dengan 180 unit usaha yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.535 orang. Untuk industri kecil batu bata yang formal sendiri, nilai produksinya mencapai 18,06 milyar rupiah dengan jumlah  unit usaha sebanyak 125 unit usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 638 orang.

1.    Industri Besar
Kegiatan ekonomi Kabupaten Aceh Utara didominasi oleh dua sektor yaitu sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan. Pada sektor pertambangan, sumur-sumur gas yang diolah PT. EMOI tentu menjadi salah satu faktor keunggulan sektor ini. Dengan kontribusi Rp 8,6 trilyun Pada Produk  Domestik  Regional Bruto (PDRB) tahun 2000, ia menempati peringkat pertama dengan disusul oleh sektor industri sebesar Rp 4,7 trilyun.
Aceh Utara juga mempunyai infrastruktur relatif baik, karena ditunjang dengan pelabuhan baik yang dimiliki oleh perusahaan besar maupun pemerintah yang terletak di Krueng Geukuh.

1.    PT. Arun LNG dan Bpmigas Condensate / PT. Pertamina (Persero)
Perusahaan ini baru diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 September 1978 setelah berhasil mengekspor kondensat pertama ke Jepang (14 Oktober 1977). Pemilik saham perusahaan tersebut dipegang oleh Pertamina (55%), Exxon Mobil (30%), dan Japan Indonesia LNG Company (disingkat JILCO; 15%).
Menurut data-data pengukuran elektronik melalui film-film yang diambil di lapangan dan dianalisis di pusat analisis Mobil Oil di Dallas, Amerika Serikat , ladang gas Arun terletak di dalam lapisan batu gamping pada kedalaman 10.000 kaki (3.048 meter).
Kandungan gas mencapai 17,1 trilyun kaki kubik dengan tekanan 499 kg/cm, suhu 177 °C, dan ketebalan 300 meter. Jumlah tersebut diperkirakan akan dapat mensuplai enam unit dapur pengolahan (train) dengan kapasitas masing masing 300 juta SCFD (Standard Cubic Feet Day) untuk jangka waktu 20 tahun.
Ladang gas tersebut terdiri dari empat (4) buah kluster gas dan kondensat. Secara umum tugas dari proses di kilang LNG Arun, Menerima gas dan condensate dari point-A (Lhoksukon) dan ladang NSO. Memurnikan dan mengolah feed gas menjadi produk LNG sesuai spesifikasinya. Menyimpan, mengapalkan produk LNG, condensate, sulfur,  mercury dan limbah B3 lain yang juga bernilai jual.
Kilang LNG Arun dikelola oleh PT Arun NGL Co. sebuah perusahaan nirlaba. PT Arun NGL Co., sahamnya dimiliki oleh Pertamina (55%), Mobil Oil Indonesia Inc. (30%) dan JILCO (Japan-Indonesia LNG Co. 15%) yang mewakili pembeli.
Namun industri ini terus mengalami penurunan produksi dan sekarang ini sebagian besar telah berhenti berproduksi. Diperkirakan tahun 2014 industri ini benar-benar akan berhenti berproduksi.
2.    PT. PIM
            PT. PIM berdiri dengan strategi untuk mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia bahagian barat yang secara geografis termasuk kawasan pertanian, setelah sebelumnya kebutuhannya dirintis oleh PT. Pusri Palembang. Maka kehadiran PT PIM dapat memenuhi kebutuhan pupuk untuk petani dan perkebunan yang sangat luas di wilayah Sumatera bagian utara (Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat). Posisi PT PIM juga sangat strategis untuk mengekspor kelebihan produknya ke negara-negara tetangga karena secara topografis sangat dekat.
            Dengan memanfaatkan tersedianya cadangan gas alam besar yang ditemukan di Desa Arun, Kabupaten Aceh Utara serta sumber air yang mengalir dari pegunungan di Aceh melalui Sungai Peusangan, PT PIM berdiri dengan kapasitas sama dengan pabrik-pabrik pupuk yang sebelumnya dibangun pemerintah yaitu 570.000 ton/tahun dan ammonia 386.000 ton/tahun, merupakan pabrik pupuk urea ke-11 di Indonesia.
            Saat ini PT PIM memiliki 2 unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill (butiran) dan granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. Kedua jenis urea itu diproyeksikan dapat mensuplai pupuk nasional setiap tahun dan bahkan dapat mengekspor melalui fasilitas pelabuhan sendiri.
            PT PIM berjarak 274 KM arah tenggara Banda Aceh atau 335 KM arah barat laut Medan, dapat dijangkau melalui darat, laut maupun udara. Terletak di kawasan industri Lhokseumawe tepat di tepi Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia. Artinya posisi PT PIM merupakan kawasan prospektif yang sangat menguntungkan untuk pengembangan bisnis. Apalagi tepat berada di jantung provinsi Aceh yang memiliki kawasan dan potensi besar di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan, maka sempurnalah keuntungan posisi PT PIM sebagai perusahaan yang terus maju dan berkembang di masa depan.
  • Realisasi Produksi
  • Area Pemasaran
Pabrik PT PIM terdiri dari :
·         Unit Pabrik Urea Prill (Pabrik Urea 1) dengan kapasitas produksi sebesar 570.000 ton/tahun, menggunakan teknologi Mitsui Toatsu Jepang.
·         Unit Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 1) dengan kapasitas produksi sebesar 386.000 ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.
·         Unit Pabrik Urea Granule ( Pabrik Urea 2 ) dengan kapasitas produksi sebesar 570.000 ton/tahun, menggunakan teknologi Toyo Acces dari Jepang.
·         Unit Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 2) dengan kapasitas produksi sebesar 396.000 ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.

Selama periode 10 tahun terakhir (2001-2010), PT PIM telah berhasil memasarkan pupuk urea sebanyak 3.417.466 ton, yang terdiri dari penjualan urea dalam negeri sebanyak 2.175.982 ton dan ekspor sebanyak 1.241.484 ton. Sedangkan penjualan amonia sebanyak 342.412  ton,  yang terdiri dari penjualan dalam negeri sebanyak 33.652 ton dan ekspor sebanyak 308.760 ton.
3.    PT. Kertas Kraft Aceh (Persero)
Perusahaan ini terletak di desa Jamuan, kecamatan Banda Baro, kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, PT. Kertas Kraft Aceh didirikan pada tanggal 21 Februari 1983 dengan Notaris Frederic Alexander Tumbuan No.57. Berdasarkan surat persetujuan Presiden Republik Indonesia No. I/PMA/1983 tanggal 12 April 1983, PT. Kertas Kraft Aceh ditetapkan sebagai Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA).
            Dalam perkembangannya status perusahaan diubah dari Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tanpa keikutsertaan Georgia Pacific International Corporation USA, dengan akte Notaris Imas Fatimah, SH NO. 34 tanggal 19 April 1985. Akte tersebut telah mengalami perubahan terakhir dengan NO. 29 tanggal 10 Mei 1994 dengan Notaris yang sama.
            Perusahaan didirikan dalam rangka swasembada kertas kantong semen dan peningkatan ekspor non migas. Jenis kertas yang dihasilkan adalah multiwall regular, multiwall extensible (clupak), di samping itu diproduksi juga lineboard. Lokasi pabrik berada di zona industri Lhokseumawe, Aceh Utara.
            Bahan baku yang dipergunakan adalah kayu pinus (pinus merkusii) yang pengadaannya didukung oleh penguasaan HPH hutan pinus di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara.
            Produksi utama PT. Kertas Kraft Aceh (Persero) adalah kertas kantong semen (Sack Kraft Paper) dengan kapasitas terpasang 135.000 ton per tahun. Kertas kantong semen yang diproduksi adalah jenis:
  • Multiwall Regular
  • Multiwall Extensible
Spesifikasi gramatur kertas Multiwall regular dan Multiwall Extensible yang sudah diproduksi komersil adalah 70,75 dan 80 Gsm.
            Kebutuhan air untuk kegiatan pabrik dan sarana penunjang lainnya cukup besar, kurang lebih 430 liter perdetik. Sumber air berasal dari danau laut tawar yang mengalir melalui Krueng Peusangan (Sungai Peusangan). Di pinggir Krueng Peusangan dibangun tempat pengambilan dan penampungan air serta pengendapan lumpur (Water Intake), untuk selanjutnya diproses di unit pengolahan air (Water Treatment). Air yang sudah diolah kemudian dialirkan melalui pipa ke pabrik.
Dalam rangka menunjang kebutuhan kantong semen di dalam negeri, maka hasil produksi dari PT. Kertas Kraft Aceh (Persero) diperkirakan sebesar 65% dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen dan pabrik lainnya di seluruh Indonesia. Dengan demikian diperkirakan akan menghemat devisa negara sebesar US.$ 61,4juta per tahun.
Sisa produksi sebesar 35% diekspor ke luar negeri, antara lain: negara-negara ASEAN, Hongkong, Taiwan, Jepang, Bangladesh dan Timur Tengah. Selain itu juga direncanakan untuk diekspor ke Eropa dan Amerika. Pengiriman hasil produksi dilakukan melalui pelabuhan Lhokseumawe, atau menggunakan jasa angkutan darat (truk).



1.    Industri Sedang
            Pada tahun 2011, telah diterbitkan 1.147 buah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yang hanya sebanyak 539 buah SIUP. SIUP yang diterbitkan di tahun 2011 ini paling banyak untuk perusahaan kecil yaitu sebanyak 1.007 buah. Selain SIUP, pada tahun 2011 juga telah diterbitkan 813 buah Tanda Daftar Perusahaan (TDP), di mana 558 buah diantaranya diterbitkan untuk perusahaan berbentuk PO.
Koperasi sebagai salah satu wadah dalam pencapaian perekonomian masyarakat yang makmur juga berkembang di Aceh Utara. Pada tahun 2011 tercatat 541 unit Koperasi Usaha Nasional yang ada di Aceh Utara, 180 unit diantaranya
Jika dilihat dari banyaknya jumlah koperasi baik yang KUD maupun non KUD sebagai sarana pendukung Koperasi Usaha Nasional dalam perkembangannya pada tahun 2011, 28 unit diantaranya berupa KUD dan sisanya yaitu 513 unit berupa koperasi non KUD. Untuk jumlah anggota peserta koperasi hingga tahun 2011 telah mencapai 50.672 peserta. Jumlah simpanan koperasi primer dan sekunder hingga tahun 2011 mencapai 15,79 milyar rupiah, di mana simpanan wajib menjadi penyumbang terbesar dengan nilai mencapai 11,72 milyar rupiah. Jumlah aset koperasi primer dan sekunder hingga tahun 2011 mencapai 104,99 milyar rupiah, dengan omset sebesar 149,16 milyar rupiah.
3. Industri Kecil
Berbagai industri di Aceh Utara telah berkembang meski belum mencapai hasil maksimal, misalnya industri pembuatan rencong Aceh, bordir, pembuatan kopiah serta  home industri lainnya. Daerah Aceh Utara  memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan berbagai jenis industri karena didukung oleh perguruan tinggi (universitas) dan lembaga penelitian yang banyak terdapat di sana.
            Tabel. Jenis industri kecil di Aceh Utara       
Komodity
Jumlah Unit
Usaha (Unit)
Jumlah Tenaga
Kerja
(Orang)
Jumlah Nilai
Investasi (000 Rupiah)
Jumlah Nilai
Produksi (000 Rupiah)
Anyaman Pandan
Atap Rumbia
Batu Bata
Bengkel Las
Bordir
Bengkel Motor
Bubuk Kopi
Kacang Goreng
Tempe Goreng
Keripik Pisang
Kerupuk
Konveksi
Kue Basah
Kue Tradisional
Kue kering
Garam
Furniture dari kayu
Kerajinan dari bambu
Jamu tradisional
Barang dari semen
Kelapa terpadu
Ker. Eceng gondok
Mie
Servis Komputer
Perabot
Tepung
Bengkel sepeda
Giling bambu
Anyaman tikar
Makanan ringan
Pandai besi
Sapu ijuk
Ban Motor Bekas
Tahu tempe
Anyaman bambu
Anyaman rotan
Keripik ubi
Kopiah/peci
Sapu lidi
Tukang kaleng
Sulaman
Kelapa gongseng
Kembang tahu
Krei jendela
Sabut kelapa
Sagu
Sangkar burung
Tempel ban
Terasi
Asam kana
Cincin sumur
Doorsmeer
Kerami/gerabah
Jipang kacang
Minyak kelapa
Sabun & bahan RT
Kipang beras
Bandeng presto
Nata de coco
Pengolahan kedelai
Pisang sale
Roti
Belah papan
Benang nilon
Bengkel mobil
Alat rekaman
Air isi ulang
Bengkel bubut
Bengkel karoseri
Cas baterai
Fotokopi
Perabot aluminium
Kusen ketam
Sari kelapa
Servis AC/kulkas
Servis AC mobil
VCD
Tukang mas
Minyak rambut
Percetakan & sablon
Ukiran kayu
Photo studio
Reparasi dinamo
Rparasi radiator
Bahan kimia
Minuman ringan
Kilang minyak mini
Saus tomat
Yodisasi garam
Furniture dari rotan
Batu batako
Es lilin
Vulkanisir ban
Industri kecap
Kilang padi
-
-
180
79
32
71
5
-
-
-
1
41
4
1
4
-
30
-
7
19
-
-
-
32
1
-
-
-
-
-
1
-
1
1
-
-
-
-
-
8
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
2
-
-
-
-
-
2
-
-
36
2
17
7
7
5
34
10
72
1
2
2
1
83
3
7
7
16
10
1
1
8
1
1
1
4
2
1
1
1
19
-
-
1.535
236
-478
179
12
-
-
-
8
118
6
3
6
-
118
-
20
92
-
-
-
63
4
-
-
-
-
-
6
-
2
4
-
-
-
-
-
9
-
-
-
-
10
-
-
-
-
-
4
-
-
-
3
4
-
-
-
-
-
6
-
-
120
6
36
21
27
7
48
26
616
3
2
2
2
157
4
14
27
33
20
2
8
17
3
3
9
9
15
11
23
10
69
-
-
1.938.577
34.000
524.600
698.000
80.985
-
-
-
7.400
342.940
71.650
5.200
71.650
-
394.550
-
53.240
256.052
-
-
-
314.675
52.000
-
-
-
-
-
5.000
-
10.000
12.000
-
-
-
-
-
94.000
-
-
-
-
10.500
-
-
-
-
-
5.500
-
-
-
24.600
26.000
-
-
-
-
-
12.700
-
-
450.425
114.000
827.500
158.450
95.300
76.000
416.935
86.100
2.204.877
7.500
19.000
19.000
10.000
1.135.940
32.124
196.500
74.200
211.625
56.000
6.000
10.400
520.000
10.000
10.000
78.500
22.500
117.500
5.500
80.150
200.000
1.292.400
-
-
44.015.216
393.900
8.970.571
1.757.862
151.980
-
-
-
3.848
3.369.363
125.000
5.000
125.000
-
2.893.690
-
1.011.895
15.339.050
-
-
-
887.185
3.000.000
-
-
-
-
-
29.400
-
100.500
120.000
-
-
-
-
-
139.930
-
-
-
-
136.050
-
-
-
-
-
300.000
-
-
-
1.040.000
30.600
-
-
-
-
-
19.500
-
-
593.345
639.750
662.088
304.700
863.300
1.645.250
301.440
1.048.580
21.500.182
33.450
47.500
47.500
12.000
9.499.060
47.338
1.913.245
523.200
505.305
238.800
21.000
29.500
1.115.150
12.000
216.000
90.000
162.090
1.907.850
11.000
3.320.050
125.000
18.990.200
Jumlah
888
4.276
13.590.245
150.391.413


3.3 Peranan Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi
            Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainya.
            Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Pertumbuhan ekonomi di kabupaten Aceh Utara mulai tampak membaik setelah adanya perindustrian yang berkembang diwilayah tersebut. Masyarakat menikmati manfaat dari adanya perindustrian  dengan adanya lapangan pekerjaan baru yang lebih baik dari pekerjaannya dahulu seperti bertani. Walaupun pekerjaan yang ditawarkan bukan merupakan posisi yang bagus karena disesuaikan dengan taraf pendidikan, namun demikian ini cukup membantu masyarakat setempat untuk menafkahi keluarganya.

3.4 Keterkaitan antar Industri
            Pola perkembangan industri dimana barang hasil produksi suatu industri dimanfaatkan oleh industri lainnya adalah bentuk keterkaitan antar industri. Konsep pertumbuhan tidak seimbang menunjukkan bahwa pertumbuhan yang cepat dari satu atau beberapa industri mendorong perluasan industri-industri lainnya yang terkait dengan sektor industri yang tumbuh lebih dahulu tersebut.
            Misalnya telah tumbuh industri semen dibeberapa daerah di Provinsi Aceh, namun dalam proses pengemasannya industri tersebut harus mengimpor kertas kantong semen dari daerah lain. Dari sini kemudian muncullah ide untuk membangun pabrik penghasil kertas kantong, yaitu didirikannya PT. Kertas Kraft Aceh yang juga berlokasi di Aceh Utara untuk memenuhi kebutuhan kertas kantong semen.
3.5 Industri dan Tujuan Pembangunan
            Sektor industri mempunyai 2 pengaruh yang penting dalam setiap program pembangunan. Pertama, produktivitas yang lebih besar dalam industri merupakan kunci untuk meningkatkan pendapatan per kapita. Kedua, industri pengolahan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar bagi Industri Subsitusi Impor (ISI) yang efesien dan meningkatkan ekspor daripada industri primer.
            Hal ini akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan penggunaan bahan baku menjadi barang yang lebih tinggi nilai jualnya. Sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat yang akan berimbas pada pembangunan pada wilayah sekitar industri tersebut.




BAB IV PENUTUP

3.1     Kesimpulan

Aceh Utara merupakan kawasan industri yang terbilang maju, puncak kejayaannya kini mulai meredup dengan lumpuhnya industri besar PT. Arun. Walaupun kendati demikian warga tidak terlalu menikmati hasil dengan adanya industri-industri besar tersebut karena sebagian besar karyawannya dari luar daerah, warga setempat hanya diperkerjakan sebagai satpam atau lainnya. Diperparah lagi pada saat industri-industri   besar tersebut mengalami puncak kejayaannya daerah ini sering mendapat teror karena konflik antara GAM dengan TNI yang banyak menelan korban.
Selain itu, terdapat juga industri sedang dan kecil yang dikembangkan oleh masyarakat secara mandiri. Industri ini juga mulai dilirik oleh pemerintahan dengan diadakannya pekan kebudayaan yang memamerkan hasil produksi daerah masing-masing baik pada tingkat provinsi maupun nasional. Hasil produksinya sebagian besar dapat memenuhi kebutuhan daerah masing-masing dan hanya sebagian kecilnya yang dipasarkan ke daerah lain.

3.2     Saran

Setiap daerah memiliki potensi alam yang dapat dikembangkan, pemerintah dituntut lebih bijak dalam mengelola berbagai sector perindustrian. Kepada rekan mahasiswa selaku masyarakat berintelektual dituntut agar mampu membaca berbagai potensi alam dan peluang yang dimiliki oleh setiap daerah agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan pekerjaan, bukan hanya sebagai pencari pekerjaan.





DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2011. Statistic Daerah Kabupaten Aceh Utara 2011. Banda Aceh : BPS
BPS Dan BAPPEDA Kab.Aceh Utara. Indikator Ekonomi Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011. Banda Aceh : BPS
BPS Dan BPPD Kabupaten Aceh Utara. 2011. Aceh Utara Dalam Angka 2011. Banda Aceh: BPS
http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas_Kraft_Aceh
http://www.arunlng.co.id/Default.aspx (diakses pada tanggal 27 April 2013)
www.google.com (diakses pada tanggal 27 April 2013)
www.wikipedia.org ( diakses pada tanggal 27 April 2013)

Wikipedia. 2012. Kabupaten Aceh Utara. Online (diakses 6 juni 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Utara)