KETIKA BANYAK TULISAN BELUM MAMPU MEMUASKAN SYAHWAT MEMBACAMU, MAKA MENULISLAH DENGAN JALAN FIKIRANMU

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 15 Mei 2014

Puisi: Purnama Terbelah Rencong


Serambi dijudikan
Syariah di gadaikan
Qanun dikangkangi

Aku hanya menyaksikan kepura-puraan
Pada sarung, surban, peci dan segala atribut lainnya
Semua seolah suci dari kejauhan
Padahal kala didekati
belangnya terlalu berwarna

Lalu kita masih berani berani mengatakan;
Ini nanggroe religi !

Tanya kenapa.

Sebenarnya ini kebenaran
Atau salah suka-suka?

Kita patut bertanya;
Kita memperjuangkan apa, untuk apa dan kepada siapa?

Aku menunggu jawab
Sebelum tsunami jilid dua
mengkhatamkan bumi 1001 mesjid
Untuk shadaqallah selama-lamanya.

Kamis, 03 April 2014

Menyoal Jum'at 'Salon'



Bagi masyarakat muslim jum'at merupakan hari yang sangat istimewa dengan segala kelebihan dan fazilahnya. Jum'at tak ubahnya hari keramat untuk lebih meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, sebab pada hari tersebut dilipat gandakan bermacam ragam pahala.

Degradasi pemaknaan nilai hari Jum'at

Akhir-akhir ini kita banyak melihat dan menemukan penyimpangan esensi dari hari Jum'at itu sendiri, terutama dikalangan kaula muda-mudi. Bagi mereka jum'at adalah 'salon'. Tidak sedikit yang menjud/melakapkan bahwa sesiapa saja yang ke mesjid untuk menunaikan ibadahnya adalah 'ganteng'. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan statmen itu, sebagai mana kita pahami bersama bahwa air wudhu serta shalat mampu menambah/meningkatkan aura cerah pada wajah seseorang. Yang jadi masalah sekarang, bila seorang lelaki menunaikan ibadah shalat jum'at karena embel-embel ingin dikatakan ganteng, terlihat keren dimata pasangannya, dst. Ibadah kok karena ganteng/tampan? Bukankah hakikat ibadah mendekatkan diri pada Allah? Tanpa harus ada iming-iming cap ganteng? Bila alasanya seperti yang saya sebutkan diatas, jelas itu sangat keliru! Sebab memunculkan sifat ria didalam hati seseorang, yang berefek pada dosa. Nah, jika ibadah salah dan mendatangkan dosa, hilang sudah makna hakikat ibadah tersebut.

Beribadahlah sebab ketulusan, bukan sebab PM (Profil Message) BM (Blackbarry Messanger), tidak juga karena lakap tampan dan ganteng, bahkan lebih-lebih tidak untuk pamer dan mendapatkan pujian.
Bila ibadah yang kita laksanakan mengharapkan ridha-Nya serta dilandasi dengan ketulusan, insya Allah tampan dan ganteng akan hadir dan menyertai dengan sendirinya. Dan ingat! Jangan budayakan kalimat 'siapa yang pergi jum'at adalah ganteng', karena akan mendegradasikan esensi kelebihan hari Jum'at itu sendiri. Mari belajar, menelaah, jangan instan meniru apapun yang nge-tren. Sebab yang up to date belum tentu baik untuk dikonsumsi mentah-mentah. Cerdaslah, gunakan filter sebaik mungkin. Kalau bukan sesama saling mengingatkan, siapa lagi?

Wallahu a'lam.

Puisi: Rindu Yang Tertunda

Ingin kiranya gemuruh jiwa ini Ku sebut rindu
Seperti juga engkau Telah mengajariku begitu
Namun saat kabarmu terbaca  sebagai kelu
Tak kuat kumengejanya sebagai rindu

Kasih, tak tahukah engkau betapa rintik hujan ini menjelma bagai rindu
Meski ku tak pernah menamainya sebagai cinta

Kasih, tak tahukah engkau betapa mendung ini menjelma bagai cinta
Meski ku tak lagi mampu selesaikan kalimatku seumpama rindu


by: Azir Vampire

Catatan Harian; Sang Pembelajar


  • Memberi tanpa berharap, cinta tak pernah teraba
  • Menggadaikan hati demi materi jamak terjadi akhir-akhir ini. Adalah naif bila membungkam rupiah tidak perlu dalam katup sipu-sipu tipu, pada perjalanannya dilema saban waktu menjadi tanda tanya, antara menikmati cinta atau antagonistis pada prinsip sinis 'makan itu cinta'!. Sejatinya keduanya ialah dayung sama-sama pentingnya. Celakanya, terlalu banyak yang memaksa hati demi kemilau materi. Ya, cinta bisa saja tumbuh karena harta (walau sebatas biasa saja). Sebaliknya, kekuatan cinta yang ditopang kemurnian hati juga mampu mendatangkan pundi-pundi rupiah. Bahkan bisa jauh lebih dahsyat
  • Tanpa bermaksud menjustifikasi, perempuan setia dengan keras kepalanya dibalik kelembutan hatinya. Pun begitu sebaliknya, laki-laki tetap kokoh pada egonya disamping tanggung jawab yang terus di emban.
  • sederhananya: cinta sejati itu di perjuangkan, tapi bila ia tidak respek, sebaiknya cinta di redam, biarkan cinta mengalir bisu, silent love, mungkin dia tuli akan cintamu.
  • tidak selamanya orang yang di dekat itu berarti suka, kadang kita hanyalah selingan ketika ia bosan.
  • fitrahnya, cinta datang tiba-tiba, tanpa di duga-duga. Jadi, butuh waktu untuk mengemasnya menjadi sesuatu, bila cinta datang tak menentu waktu, maka butuh waktu yang tepat untuk mengutarakannya.
  • tidak selamanya cinta musti di perjuangkan. Sebab, dalam sakitnya menanti, akan selalu ada moment yang kan membuatmu tersenyum.
  • Aku ingin menciummu, bukan bibirmu. Namun kebaikan hatimu mu, Aku ingin memelukmu, tidak dengan ragamu. Tapi hatimu.
  • Ketika banyak tulisan belum mampu memuaskan syahwat membacamu, maka menulislah dengan jalan fikiranmu.
  • Butuh air mata untuk mendamaikan hati yang teriris lara, menyuburkan bahagia yang terlanjur gersang dilanda duka. Sebagaimana hujan menyemai rintiknya pada tanah yang kering, kemarau berkepanjangan.
  • Aku hanya punya seonggok hati, lemah, jua mendamaikan. Tapi yang namanya seonggok hati wajar saja bila ia nya hati limbung, bimbang, terombang-ambing. Semoga saja kau datang lalu membuatnya tenang, hening dalam rima-rima rasa. Sayangnya, setiap yang lalu lalang, pekanya kurang. Sirna sudah melabuh pada ketenangan.
  • Kita jangan selalu bermimpi menjadi raja dunia. Sesekali, tepuk pipi dan bangun dari mimpi! Lalu berkaca pada fakta kenyataan; bahwa jangankan menjadi raja dunia, menjadi raja di negeri sendiri saja kita belum mampu. Bercerminlah pada kaca kejujuran-apa adanya, bahwa kita masih setia menjadi budak di rumah sendiri; Indonesia."
  • Jika malam umpama deraian air mata, maka pagi adalah untaian senyuman. Dan Bila tidurmu adalah sedih, semoga bangun mu ceria. Selamat tidur untuk yang terlelap.
  • Sore ini ku tutup malu, perlahan, namun ada kesan lain nya. Kesan pagi hingga siang yang masih saja hanggat-hanggat kuku. Tergiang pada bayang-bayang benak yang terus saja menghantu. Sebelum senja berkolaborasi akan malam untuk menutup kado cerita kesan dan kenangan pada seharian. Entahlah apa tanpa jawab.
  • Berpuisilah pada malam, kedipkan kedua mata pada rembulan. Tutuplah pelan-pelan lelahnya hitam-putih matamu. Maka malam akan memelukmu damai dalam dekap tidur pulas. Bila beruntung, bonus bunga mimpi akan hadir dan mampir melukis sepanjang tidur mu. Sampai pagi datang dengan anggun dalam derap embunya membangunkan mu. Semoga fajar tak menghajar mu karena kebablasan di ni na bobokan iblis.
  • Beranilah menertawakan diri sendiri. Sebab puja-puji hanya apresiasi kala dianggap lebih baik. Karena tidak ada yang tau kapan khilaf menyapa insan manusia. Bukankah kita pelupa? Pemilik dosa? Yang saban waktu selalu berlumuran dengan kesalahan-kesalahan. Kita, terlalu sering menginjak tumit kaki yang lainnya. Tapi lupa/enggan mencekik leher diri sendiri.
  • Sejak sajak ku dibelenggu waktu, terkurung dalam penjara maya, dihujat oleh selera ku sendiri. Dan setelah itu aku tersadar, bahwa butuh garam untuk menyembuhkan luka yang terlanjur mengganga. Bukankah matahari butuh pagi untuk terbit? Juga, bukankah butuh malam agar bulan tampak eksis di tengah langit? Lantas masihkah kau timang 'salah' yang terlanjur mengangkuhkan ke-aku-an mu itu !? 
  • Modus dan Tulus, ibarat dua sisi mata uang. Berbeda namun selalu dibutuhkan. Siapa tau, berawal dari modus lalu luluh, akhirnya benar-benar tulus. Siapa tebak, ketika bosan datang sebuah ketulusan pupus melebur menjadi modus. Nah, sejelek-jeleknya modus masih saja ada sisi positifnya. Juga sebaliknya, sebaik-baiknya tulus tetap saja ada celah negatifnya. Hanya bagaimana seseorang bijak menyikapi juga menangkapinya.
  • Kadang aku tidak terlalu paham akan 'kebetulan-kebetulan' yang datang. Namun kala petang berlalu, sore menyapa. Ada hal luar biasa yang terlalu dalam! Seakan senang, entah bahagia, atau apa ? Yang pasti tak mungkin mencurimu dari induk 'kesibukan', tapi selalu ada kesempatan yang Allah titipkan untuk menculikmu di sela-sela rutinitas yang merantaimu. Bila bintang bertebaran mega langit gelap malam yang nun jauh disana, izinkan aku memetik satu bintang saja. Bintang mahapatra 'terima kasih' atas waktunya. Some0ne. 
  • Ketika khilaf pernah lahir, pasti ia jua kan mati. Saat salah mulai hadir, maka perbaikan adalah suci. Bila kertas tercoret sebab tinta hitam, masih ada penghapus untuk memutihkanya. Hati yang lembut kadang pernah kasar, namun sekasarnya pasir tetap melembutkan. Lalu tanyakan, Masih tersisakah satu ruang 'Maaf' di labirin hati mu ?  Semoga. 
  • Rasanya malam belum terlalu larut buat di lumat mimpi, untuk di selimuti selimut tidur. Mungkin mata malam ini tak seramah malam kemarin, kadang sebab terlalu nyenyak di nina-bobokan matahari siang tadi. Atau terlalu banyak fikiran yang menghantui mimpi-mimpi. Tapi malam tetaplah malam, ia harus di selimuti, harus di tiduri, dan akan indah andai di taburi mimpi-mimpi. Fantasi malam tak tergilas meski di tikam pada gelap yang mencekam.
  • Pada mula hadirnya single adalah anugerah, namun kala engkau telah menemukan pasangan yang tepat, anurgah akan menjelma 'nikmat'. Semoga beruntung!
  • Pada akhirnya jujur harus kita akui, kita adalah raja pada tahta tingkat egoisme masing-masing, yang acap kali memenangkan diri sendiri. Dengan menjadikan akal sebagai mahkota. Mirisnya, hati dijadikan kursi untuk diduduki pantat.
  • Melangkah sebisa langkah di ayunkan, berjalan semesti tapak berjejak. Sederhana saja, jangan suka melompat jauh padahal merangkakpun belum mampu, apa adanya. Bukankah realistis lebih mulia? Ketimbang bermimpi sedangkan tak pernah bangun, ngorok dalam tidur!? Kita sering kali 'merasa' bagana-bagini sesuka hati, padahal jujurnya ya biasa saja. 
  • Malam minggu adalah hantu belawu yang entah sampai kapan ada Badan khusus yang mampu menditeksi 'nikotin' apa yang merasuk, membuai setiap insan manusia. Sehingga tak jarang banyak yang sakauw bila tak malam mingguan.
  • Bohong yang digandrungi, dusta dikorporasi, kepalsuan makin menjadi-jadi, muslihat siasat diadopsi. Lalu korupsi? Tetap menjadi primadona sexy, dicari, disuka, mempesona, membangkitkan birahi kebinatangan untuk memperkaya diri, sayang, banyak yg kurang peka bahwa banyak rakyat menangis, bengis melihat laku aktor koruptor, muntah-muntah akan janji-janji pembual. Apa kuasa? Kita terlanjur lahir di negeri yang entah.
  • Kamu tau? Bahwa perihal rindu yang sama tanpa sekalipun bosan adalah perceraian (sejanak) hari dengan matahari, poligami malam; bulan dan bintang. Di sana ada "senja" sebagai orang ketiga yang selalu hadir sebagai awalan, itu romantis. Sebab alam merestuinya.
  • Bahkan untuk menjadi baik saja belum cukup. Jahat, salah. Bejat ya dihujat. Kita selalu bicara tentang hati, menjungjung tinggi budi pekerti, mengeja moralis. Tapi kita lupa nilai-nilai ketuhanan. Itu sama saja seperti membeli emas namun yang terbawa pulang imitasi. Cilet-cilet (setengah-setengah). Lalu masih sibuk mengangga diri manusia setengah dewa? Sudahlah, bangun dari tidur. Cuci muka dengan segenap perbaikan.
  • Orang yang spesial dan berarti selalu terkenang dengan sendirinya, walaupun hadirnya di masa lalu. Pun begitu, setidaknya ia pernah melukis segenap pelagi tempo hari, baik itu berupa duka, suka dan segala jenis rasa lainnya. Hanya orang bodoh yang menganggap pelangi itu sampah. Hanya saja terkadang kita begitu naif untuk sekedar mengganggukkan kepala bahwa kebahagian tidak selamanya harus bergandengan tangan. Memiliki memang jauh lebih manis, namun sirah dan suratan ilahi berkata lain, apa hendak dikata? Bukankah Tuhan menghadirkan kebahagian dalam bentuk berbeda-beda kepada setiap insan? dengan segenap sari pati taste unik akan ragam hati? Lalu, apa lagi yang musti diperdebatkan, bila menggerutu serta menyalahkan keadaan tidak mampu mengembalikan apa yang telah pergi, megapa masih saja terus meratapi? Sudahlah, biakan alam yang membawa hatimu pada titik temu pencaharian siapa pemilik hati yang tepat. Bila yang tergenggam saja bisa terlepas, bukankah yang pergi bisa saja kembali lagi? Tenang, akan selalu ada kemungkinan.
  • Bila cemburu belum mampu memancing kerinduan. Barangkali perhatian adalah jawaban yang dinanti. Jika materi hadir memuaskan segelintir hati, lantas apa yang cari dari hakikat segumpal hati? Bila kamu bukan aku, dan aku bukan kamu. Lantas kenapa engkau paksakan "kita" (hubugan) ?
  • Bila setiap inci lekuk tubuh wanita adalah seni, maka pakaian adalah kanvasnya. Sedangkan kerudung merupakan mahkota seni itu sendiri. Dan sebaik-baik dan semahal-mahalnya seni ialah abstrak. Tidak mudah ditebak, susah dipahami. Menutupi aurat sama dengan halnya karya abstrak yang tinggi nilainya.


    Nb: Hanya Untuk dibaca


PUISI : ORASI RAKYAT



Di panggung nan agung tuan berpetuah
Menyatakan kebenaran dalam hegemoni politik
Visi dan misi bak teratai bersemedi di air yang tenang
Menjadi raja di kawasan kawalan

Tuan, kami rakyat biasa, bahasa sopan dari rakyat jelata
Kami tamsilan katak yang berkoar, berkata, bahkan menjerit
Kita berbeda tuan, tuan dan kawan tuan berorasi demi kursi jua kekuasaan
Kami, bernyanyi dalam lengkinggan pekik meratap nasib

Panggung kampanye itu musiman tuan
Panggung pembodohan politik sebab lakon sandiwara oleh hidung belang politisi
Disini, di atas tanah negeri kami berkalang melarat
Padanya kemiskinan, pengangguran, sawah dan ladang yang kering, padi yang murung bergeming malas menguning
Kami memanen duka, tertawa buta huruf, bahagia dalam ketidaktahuan

Tuan, kami tau janjimu palsu
Tapi kami pilih jua, sebab kami bodoh dan buta huruf
Karena drama politik kekinian yang mengedukasi kami begini

Apa daya tuan?
Kesejahteraan dan kemakmuran yang saban waktu tuan-tuan janjikan
Sampai kini masih misteri bagi kami
Lebih mengerikan sebab bergentayangan saban waktu pagi, siang dan malam
Tuan, kadang anak kami yang kecil nan munggil bertanya pada kami orang tua yang bodoh ini; apa itu kesejahteraan dan kemakmuran wahai ayah bunda?
Haruskah kami berbohong lantas menjawab bahwa itu adalah hantu?

Tuan, pemilu datang lagi
Apakah tuan-tuan membawa hantu yang sama?
Yang misterinya tak pernah terjawab apa mengapa?

Atau memang benar tuan

Kesejahteraan dan kemakmuran itu hantu!?


by: Ichsan Maulana

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN




BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang.
Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat kemiskinan yang tinggi. Menngandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja tidaklah cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah mengandalkan sector pendidikan utnuk mengubah pola piker lulsannya dari berorientasi mencari kerja menjadi mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak oang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan ‘usahawan” atau “wiraswasta”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintahan, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasar dari latar belakang masalah di atas, penulis merumusakan masalah sebagai berikut.
1.      Pengertian kewirausahaan dan hakekat kewirausahaan?
2.      Bagaimana karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan?
3.      Bagaimana sikap dan kepribadian kewirausahaan?
4.      Bagaiman motif berprestasi kewirausahaan?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Dapat memahami pengertian kewirausahaan dan hakekat kewirausahaan.
2.      Untuk mengetahui karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan.
3.      Untuk mengetahui sikap dan kepribadian kewirausahaan.
4.      Untuk mengetahui motif berprestasi kewirausahaan.





BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian kewirausahaan
Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda . Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur.
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
B.     Hakekat Kewirausahaan
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1.      Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.      Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3.      Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.      Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5.      Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.      Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

C.     Karakteristik dan Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan
Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu, ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir
Beberapa ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli, secara ringkas dikemukakan oleh Vernon a Musselman (1989:155), Wasty Sumanto (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) dalam bentuk ciri-ciri berikut.
1.      Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
2.      Kemampuan untuk mengambil resiko.
3.      Kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
4.      Memotivasi diri sendiri.
5.      Semangat untuk bersaing.
6.      Orientasi pada kerja keras.
7.      Percaya pada diri sendiri.
8.      Dorongan untuk berprestasi.
9.      Tingkat energi yang tinggi.
10.  Tegas.
11.  Yakin pada kemampuan sendiri.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Entrepreneurship and Small Enterprise Development Repor” (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, di antaranya memiliki ciri-ciri:
1.      Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive).
2.      Berorientasi pada prestasi yang tercermin dalam pandangan dan bertindak (sees and acts) terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring.
3.      Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga oleh sifat dan kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration (1989) yang dikutip oleh Dan Steinhoff dan John F Burgess (1993:37) mengemukakan bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian. Menurut Ahmad Sanusi (1994) ada beberapa kecenderungan profil pribadi wirausaha yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, di antaranya:
1.      Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/ tetap/ sudah teratur/ diatur dan jelas. Ia selalu bosan dengan kegiatan rutin sehingga timbul harapan-harapan dan keinginan untuk selalu berubah, ada tambahan, pengayaan, atau perbaikan mutu (nilai tambah yang berbeda).
2.      Makin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian atau prakasa atas nama sendiri.
3.      Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain.
4.      Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa sudut. Prakarsa dianggap tidak final, bahkan terbuka untuk modifikasi dan perubahan.
5.      Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan. Akan tetapi, jika perlu, ia harus ada kesiapan untuk bersaing.
6.      Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak terduga dianggap tantangan untuk mencari berbagai ikhtiar.

D.     Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan
Alex Inkeles dan david H. Smith (1974:19-24) adalah salah satu di antara ahli yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurut Inkeles (1974:24) kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realitas terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati, dan memahami produksi.
Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah standar hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Menurut Yurgen Kocka (1975), “Pandangan yang luas dan dinamis serta kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, pengalaman perjalanan yang banyak” (Yuyun Wirasasmita, (1982:44). Dalam konteks ini, juga dijumpai perpaduan yang nyata antara usaha perdagangan yang sistematis dan rasional dengan kemampuan bereaksi terhadap kesempatan-kesempatan yang didasari keberanian berusaha. Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusian yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan.
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi sosial (Heijrachman Ranupandoyo, 1982;1). Wirausaha berperan dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari lima proses inovasi, yaitu menemukan pasar-pasar baru, pengenalan barang-barang baru, metode produksi baru, sumber-sumber penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru. Wirausaha merupakan inovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru.
Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting suatu perusahaan. Menurut Dusselman (1989:16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:
1.      Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru.
2.      Keberanian untuk menghadapi resikop, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
3.      Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi (1) usaha perencanaan, (2) usaha untuk mengkoordinir, (3) usaha untuk menjaga kelancaran usaha, (4) usaha untuk mengwasi dan mengevaluasi usaha.
4.      Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha.
Telah dikemukakan di atas bahwa wirausaha adalah inovator dalam mengombinasikan sumber-sumber bahan baru, teknologi baru, metode produksi baru, akses pasar baru, dan pangsa pasar baru (Schumpeter, 1934). Oleh Ibnu Soedjono (1993) perilaku kreatif dan inovatif tersebut dinamakan “entrepreneurial action”, yang ciri-cirinya (1) selalu mengamankan investasi terhadap risiko, (2) mandiri, (3) berkreasi menciptakan nilai tambah, (4) selalu mencari peluang, (5) berorientasi ke masa depan. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai kepribadian wirausaha, yaitu nilai-nilai keberanian menghadapi risiko, sikap positip, dan optimis, keberanian mandiri, dan memimpin, dan kemauan belajar dari pengalaman.
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal maupun internal. Menurut Sujuti Jahja (1977), faktor internal yang berpengaruh adalah kemauan, kemampuan, dan kelemahan. Sedangkan faktor yang berasal dari eksternal diri perlaku adalah kesempatan atau peluang.

E.     Motif Berprestasi Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi (Gede Anggan Suhandana, 1980:55). Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). Ia mengemukakan hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).
Kebutuhan berprestasi wirausaha  terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif  berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
2.      Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3.      Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4.      Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
5.      Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty-fifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.
Kebutuhan akan kekuasaan, yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan, dan menguasai orang lain. Ciri umumnya adalah senang bersaing, berorientasi pada status, dan cenderung lebih berorientasi pada status dan ingin mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan untuk berafiliasi, yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang memiliki motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan, bekerja sama daripada persaingan, dan saling pengertian. Menurut Stephen P. Robbins (1993:214), kebutuhan yang kedua dan ketigalah yang erat kaitannya dengan keberhasilan manajer saat ini.
Ahli psikologi lain, Frederik Herzberg (1987) dalam teori motivation-hygiene mengemukakan bahwa hubungan dan sikap individu terhadap pekerjaannya merupakan dua faktor dasar motivasi yang menentukan keberhasila kerja, yaitu faktor yang membuat orang lain merasa puas (satisfaction) dan faktor yang membuat orang tidak merasa puas (dissatisfaction). Faktor internal yang membuat orang memperoleh kepuasan kerja (job- satisfaction) meliputi prestasi (achievement), pengakuan (recognition), pekerjaan (the work itself), tanggungjawab (responsibility), kemajuan (advancement), dan kemungkinan berkembang (possibility of growth). Sedangkan faktor yang menentukan ketidakpuasan (dissatisfaction) adalah upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu pengendalian teknis, mutu hubungan interpersonal (Gibson, 1990:95).
Menurut Nasution ada tiga fungsi motif, yaitu:
1.      Mendorong manusia untuk menjadi penggerak atau sebagai motor yang melepaskan energi.
2.      Menentukan arah perbuatan ketujuan tertentu.
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan untuk mencapai suatu tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat bagi pencapaian tujuan itu.
Menurut Zimmerer (1996:3) ada beberapa peluang yang dapat diambil dari kewirausahaan, yaitu:
1.      Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri.
2.      Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.
3.      Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial.
4.      Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang.






BAB III
PENUTUP


A.     Kesimpulan

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration. bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi
B.     Saran
Minimnya pengetahuan tentang kewirausahaan di Indonesia membuat Indonesia menjadi Negara yang kaya akan pengangguran, untuk itu pemerintah harus memberikan pemahaman tentang kewirausahaan kepada setiap masyarakat agar mereka mampu membuat lapangan pekerjaan. Selain itu, pemerintah juga harus menyediakan modal usaha bagi mereka yang ingin memulai berwirausaha agar mereka tidak kesulitan untuk memulai atau mengembangkan usahanya.



Daftar pustaka
Ade. Hakikat dan Konsep Kewirausahaan. http://adesyams.blogspot.com/2009/06/hakikat-dan-konsep-dasar-kewirausahaan.html di akses pada tanggal 28/9/2013.




.

SISTEM PENGORGANISASIAN PERSONIL SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Secara teoritik pengertian administrasi adalah melayani secara insentif, sedangkan secara etimologis administrasi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari AD yang berarti intensif, dan MINISTRARE yang berarti melayani, membantu, atau mengarahkan. Jadi secara etimologis administrasi adalah melayani secara sungguh-sungguh.
Menurut Tead dalam Sagala (2008: 24) administrasi adalah usaha yang luas mencakup segala bidang untuk memimpin, mengusahakan, mengatur kegiatan kerja sama manusia yang ditujukan pada tujuan-tujuan dan maksud-maksud tertentu.  Sementara itu Siagian dalam Sagala (2008: 26) mengatakkan bahwa  administrasi  adalah keselurahan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Jadi administrasi adalah sebuah rangkaian kegiatan dalam sebuah kelompok yang dijalankan secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Dalam konsepnya, adaministrasi adalah segenap proses penyelenggraaan yang berkaitan dengan sistem, asas, prosedur dan teknik kerjasama dengan setepat-tepatnya. Jika diimplementasikan pada kegiatan pendidikan, administrasi menjadi suatu proses sistem perilaku yang mengandung arti bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan terjadilah suatu  proses interaksi manusia dalam sistem yang terarah dan terkoordinir dalam usaha mencapai pendidikan. Karena itu, administtrasi pendidikan merupakan serangkaian kegiatan atau proses yang berurutan dan beraturan mengguanakan prinsip-prinsip administrasi.
Menurut Daryanto (2008: 29) administrasi pendidikan secara garis besar dapat digolongkan menjadi lima komponen, antara lain administrasi personel sekolah, administrasi kurikulum, administrasi sarana dan prasarana pendidikan, admnistrasi siswa, dan kerja sama sekolah dan masarakat.  Akan tetapi makalah ini secara spesifik membahas tentang komponen administrasi personel sekolah.
Administrasi personel sekolah adalah segenap proses penataan personel di sekolah. Dalam hal ini, manusia merupakan unsur penting karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankanya.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas secara mendalam mengenai sistem pengorganisasian  personel sekolah. Karena bagaimanapun lengkap dan modernya fasilitas di sekolah, akan tetapi apabila manusia-manusia yang bertugas menjalankan program sekolah itu kurang berpartisipasi, maka akan sulitlah untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pembagian tugas administrasi personel sekolah ?
2.      Bagaimana manajemen administrasi personel sekolah menengah ?
3.      Apa fungsi administrasi personel sekolah ?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1.      Menguraikan pembagian tugas administrasi personel sekolah.
2.      Menguraikan manajemen administrasi personel sekolah menengah.
3.      Memaparkan fungsi administrasi personel sekolah.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Sistem
Sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat objek dengan hubungan-hubungan antara objek dan hubungan antar atributnya. Dengan kata lain, sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terjalin dari :
1.      Sejumlah bagian,
2.      Hubungan bagian-bagian, dan
3.      Atribut dari bagian-bagian itu maupun dari hubungan itu.
Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Sedang menurut beberapa ahli pengertian sistem adalah sebagai berikut :
Menurut Ludwig Von Bartalanfy  “Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatuantar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.” Menurut Anatol Raporot : “Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.”

2.2 Pengertian Organisasi Sekolah
Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Dalam suatu susunan atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan serta hubungan vertikal horizontal antara kesatuan-kestuan tersebut.
Untuk menjamin lancarnya roda organisasi diperlukan rambu-rambu yang dapat menuntun pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga tugas-tugas yang diberikan dapat terlaksana dengan baik. Sebagai contoh adanya rambu-rambu lalu lintas di jalan yang memberikan kepada kita tentang petunjuk jalan arah mana yang kita tuju, dimana kita dapat memarkirkan kendaraan, bilamana kita boleh melewati jalan pada waktu tertentu, dan sebagainya bertujuan hanya satu memberikan keamanan dan kenyamanan berlalu lintas.
Demikian halnya dengan sekolah, sebagai lembaga pendidikan sudah tentu dituntut profesionalisme yang tinggi atas seluruh kinerja perangkat sekolah yang ada. Rambu-rambu yang diberikan sebagai petunjuk pelaksanaan tugas ini dikenal dengan istilah TUPOKSI, Tugas Pokok dan Fungsi. Adanya tupoksi ini memudahkan seluruh perangkat sekolah untuk memainkan perannya masing-masing sesuai tanggung jawabnya masing-masing sehingga tidak terjadi overtaking atas bidang pekerjaan yang bukan masuk dalam wilayah pekerjaannya. Dengan cara demikian fungsi controlling juga akan lebih mudah karena menjadikan tupoksi tersebut sebagai barometer penilaian kinerja yang bersangkutan

2.3 Pembagian Tugas Administrasi Personel Sekolah
Personel pendidikan adalah golongan petugas yang membidangi kegiatan edukatif dan yang membidangi kegiatan nonedukatif (ketatausahaan). Dalam hal ini, personel pendidikan meliputi guru, pegawai, dan siswa. Personel bidang edukatif ialah mereka yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar-mengajar, yaitu guru dan konselor (BK). Sedangkan yang termasuk di dalam kelompok personel bidang nonedukatif adalah petugas tata usaha dan penjaga atau pesuruh sekolah. Semua personel atau pegawai tersebut mempunyai peranan penting dalam kelancaran jalanya pendidikan dan pengajaran disekolah.
Dalam tiap kelompok personel diperlukan pembagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan kerja yang jelas. Seorang pemimpin sekolah/kepala sekolah dapat dibantu oleh seorang atau beberapa orang wakil kepala yang mengkoordinasikan urusan kurikulum/kegiatan belajar mengajar, urusan kesiswaan, urusan sarana-prasarana pendidikan, urusan hubungan sekolah-masarakat, dan sebagainya. Kelompok personel nonedukatif dipimpin kepala tata usaha, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab serta hubungan kerja tersendiri pula. Tugas ini disesuaikan dengan luas lingkup pekerjaan dan keadaan personelnya.
Pembahasan administrasi personel ini dibatasi dan difokuskan kepada pembahasan guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri. Yang dimaksud dengan pegawai negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu perundang-undangan yang berlaku.
Berikut ini adalah beberapa tugas pokok yang harus dlaksanakan oleh massing-masing personil atau perangkat sekolah, antara lain :
1.    Tugas pokok dan fungsi Kepala Sekolah
a.    Kepala Sekolah Selaku pimpinan, mempunyai tugas :
1.      Menyusun perencanaan
2.      Mengorganisir kegiatan
3.      Mengarahkan kegiatan
4.      Mengkoordinir kegiatan
5.      Melaksanakan pengawasan
6.      Melakukan evaluasi setiap kegiatan
7.      Menentukan kebijaksanaan
8.      Mengadakan rapat
9.      Mengambil keputusan
10.  Mengatur proses belajar mengajar
11.  Mengatur administrasi kantor, siswa, perlengkapan dan keuangan
12.  Mengatur organisasi siswa intra sekolah ( OSIS )
13.  Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat

b.    Kepala Sekolah selaku administrator, mempunyai tugas :
1.      Perencanaan
2.      Pengorganisasian
3.      Pengarahan
4.      Pengkoordinasian
5.      Pengawasan
6.      Kurikulum
7.      Kesiswaan
8.      Perkantoran
9.      Kepegawaian
10.  Perlengkapan
11.  Keuangan
12.  Perpustakaan

c.    Kepala Sekolah sebagai Suvervisor, mempunyai tugas supervisi terhadap :
1.      Kegiatan belajar mengajar
2.      Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
3.      Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler
4.      Kegiatan ketatausahaan
5.      Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha

2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sbb:
1.      Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan dan program pelaksanaan
2.      Pengorganisasian
3.      Pengarahan
4.      Ketenagakerjaan
5.      Pengkoordinasian
6.      Pengawasan
7.      Penilaian
8.      Identifikasi dan pengumpulan data
9.      Pengembangan keunggulan
10.  Penyusunan laporan

3. Urusan Kurikulum
1.      Menyusun dan menjabarkan Kalender Pendidikan
2.      Menyusun Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran
3.      Mengatur Penyusunan PRogram Pengajaran (Program Semester, Program Satuan Pelajaran, dan Persiapan Mengajar, Penjabaran dan Penyesuaian Kurikulum)
4.      Mengatur pelaksanaan program penilaian Kriteria Kenaikan Kelas, Kriteria Kelulusan dan Laporan Kemajuan Belajar Siswa serta pembagian Raport dan STTB
5.      Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan
6.      Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
7.      Mengatur Pengembangan MGMP dan Koordinator mata pelajaran
8.      Mengatur Mutasi Siswa
9.      Melaksanakan supervisi administrasi dan akademis
10.  Menyusun Laporan

4. Urusan Kesiswaan
1.      Mengatur pelaksanaan Bimbingan Konseling
2.      Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan Kerindangan)
3.      Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi: Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Paskibra
4.      Mengatur pelaksanaan Kurikuler dan Ekstra Kurikuler
5.      Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah
6.      Menyelenggarakan Cerdas Cermat, Olah Raga Prestasi
7.      Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa.

5. Urusan Sarana dan Prasarana
1.      Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar
2.      Merencanakan program pengadaannya
3.      Mengatur pemanfaatan Sarana Prasarana
4.      Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian
5.      Mengatur pembakuannya
6.      Menyusun laporan

6. Urusan Hubungan Dengan Masyarakat
1.      Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite dan peran komite
2.      Menyelenggarakan bakti social, karyawisata
3.      Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar seni)
4.      Menyusun laporan

7. Guru Mata Pelajaran
1.      Membuat Perangkat Pembelajaran
2.      Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3.      Melaksanakan kegiatan Penilaian Proses Belajar, Ulangan Harian, Ulangan Umum, Ujian Akhir
4.      Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5.      Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6.      Mengisi daftar nilai siswa
7.      Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar
8.      Membuat alat pelajaran / alat peraga
9.      Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
10.  Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
11.  Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12.  Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya
13.  Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar
14.  Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
15.  Mengatur keberhasilan ruang kelas dan pratikum
16.  Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan perangkatnya.

8. Wali Kelas
1.      Pengelolaan kelas
2.      Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : Denah tempat duduk siswa, Papan absensi siswa, Daftar pelajaran kelas, Daftar piket kelas,Buku absensi siswa, Buku kegiatan pembelajaran/buku kelas, Tata tertib siswa, pembuatan statistik bulanan siswa
3.      Pengisian daftar kumpulan nilai (legger)
4.      Pembuatan catatan khusus tentang siswa
5.      Pencatatan mutasi siswa
6.      Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar
7.      Pembagian buku laporan hasil belajar

9. Guru Bimbingan Konseling
1.      Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
2.      Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar
3.      Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam Kegiatan belajar
4.      Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai
5.      Mengadakan penilaian pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
6.      Menyusun Satatistik hasil penilaian B.K
7.      Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
8.      Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut Bimbingan dan Konseling
9.      Menyusun laporan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.

10. Pustakawan Sekolah
1.      Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronik
2.      Pengurusan pelayanan perpustakaan
3.      Perencanaan pengembangan perpustakaan
4.      Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/bahan pustaka/media elektronika
5.      Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku/bahan pustaka/media elektronika
6.      Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta masyarakat
7.      Penyimpanan buku perpustakaan/media elektronika
8.      Menyusun Tata tertib perpustakaan
9.      Menyusun Laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala.

11. Pengelolaan Laboratorium
1.      Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
2.      Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
3.      Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium
4.      Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium
5.      Inventarisasi dan pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium
6.      Menyusun laporan pelaksanaan kagiatan laboratorium.

12. Kepala Tata Usaha
1.      Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
2.      Pengelolaan keuangan sekolah
3.      Pengurus administrasi ketenagaan dan siswa
4.      Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
5.      Penyusunan administrasi perlengkapan
6.      Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
7.      Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K
8.      Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata usahaan secara berkala.

13. Tugas Pokok dan Fungsi Pesuruh Sekolah
1.      Melaksanakan tugas kebersihan
2.      Menyediakan makan/minum untuk Kepala Sekolah dan Tamu Sekolah
3.      Meminta dan menerima tugas dari kepala sekolah
4.      Membantu menyediakan kebutuhan barang-barang yang diperlukan Kepala Sekolah
5.      Melakukan tugas belanja makan/minum, foto copy, mengantar surat dan tugas sejenis lainnya
6.      Mengecek ketersedian air minum, teh, gula dan kopi setiap hari.
7.      Memelihara dan menjaga barang-barang milik sekolah.

14. Tugas Pokok dan Fungsi Penjaga Sekolah
1.      Melaksanakan tugas pengamanan sekolah
2.      Menonitor lingkungan sekolah sebanyak 3 (tiga) kali :
o  Setelah bel masuk dibunyikan, petugas berkeliling sekolah untuk memastikan bahwa seluruh siswa sudah masuk kelas
o  Setelah bel istirahat berakhir, petugas berkeliling sekolah untuk memastikan bahwa seluruh siswa sudah masuk kelas
o  Setelah bel pulang, petugas berkeliling sekolah untuk terakhir kali
3.      Untuk memastikan bahwa kondisi lingkunan sekolah aman
4.      Mengawasi dan menjaga keamanan lahan parkir sekolah
5.      Memelihara dan menjaga barang-barang milik sekolah
6.      Bekerjama dengan dinas terkait apabila ada masalah keamanan yang tidak dapat dilakukan secara internal atau sudah terjadi perbuatan melanggar hukum.

2.4 Fungsi Administrasi Personel Pendidikan
Fungsi administrasi yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pendidikan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan dalam konteks kegiatan lembaga pendidikan.
a.       Fungsi perencanaan
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan (Gafar dalam Sagala, 2008:47). Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa banyak biayanya.
b.      Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan. Kegiatan pengorganisasian adalah untuk menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian, salah satunya adalah terbaginya semua tugas dalam berbagai unsur organisasi secara proporsional.
c.       Fungsi penggerakan
Menggerakkan menurut Terry dalam Sagala (2008: 52) berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan  kemauan yang baik. Tugas menggerakan dilakukan oleh pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting menggerakkan personel dalam melaksanakan program kerja sekolah.
d.      Fungsi pengkoordinasian
Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga sesuai dengan pencapaian tujuan.
e.       Fungsi pengarahan
Nawawi dalam Sagala (2008: 58) mengemukakan bahwa pengarahan adalah memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan. Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang ditetapkan dan tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan.
f.       Fungsi pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk mengetahui realisasi perilaku personal dalam organisasi pendidikan dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan yang dikehendaki, kemudian dari hasil pengawasan tersebut apakah dilakukan perbaikan. Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai rencana yang dibuat, instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.    Sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terjalin dari :
a.    Sejumlah bagian,
b.    Hubungan bagian-bagian, dan
c.    Atribut dari bagian-bagian itu maupun dari hubungan itu.
2.    Administrasi personel sekolah adalah segenap proses penataan personel di sekolah. Dalam hal ini, manusia merupakan unsur penting karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankanya.
3.    personel pendidikan meliputi guru, pegawai, dan siswa. Personel bidang edukatif ialah mereka yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar-mengajar, yaitu guru dan konselor (BK). Sedangkan yang termasuk di dalam kelompok personel bidang nonedukatif adalah petugas tata usaha dan penjaga atau pesuruh sekolah. Semua personel atau pegawai tersebut mempunyai peranan penting dalam kelancaran jalanya pendidikan dan pengajaran disekolah.
4.    Seorang pemimpin sekolah/kepala sekolah dapat dibantu oleh seorang atau beberapa orang wakil kepala yang mengkoordinasikan urusan kurikulum/kegiatan belajar mengajar, urusan kesiswaan, urusan sarana-prasarana pendidikan, urusan hubungan sekolah-masarakat, dan sebagainya. Kelompok personel nonedukatif dipimpin kepala tata usaha, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab serta hubungan kerja tersendiri pula. Tugas ini disesuaikan dengan luas lingkup pekerjaan dan keadaan personelnya.


3.2 Saran
Dalam mengatur sistem pengorganisasian personel sekolah dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan fungsi masing-masing juga dengan saling bekerja sama antar personel.



DAFTAR PUSTAKA

Bahan Ajar Mata Kuliah “Profesi Kependidikan”  yang di Susun Oleh : La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd
http.yippee Blog.com diakses pada tanggal 12 Desember 2013
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosda.