KETIKA BANYAK TULISAN BELUM MAMPU MEMUASKAN SYAHWAT MEMBACAMU, MAKA MENULISLAH DENGAN JALAN FIKIRANMU

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 21 Mei 2013

MENULIS YANG KU TAK TAHU


Teori menulis mengatakan: tulislah apa yang engkau tahu, menulis itu perlu ilmu, setuju tapi ragu, kalau mengikuti teori seperti itu. Pastinya tak akan maju-maju karena akan terbelenggu
Sebab selama ini yang kutahu banyak hal yang kutulis itu seringkali tidak aku tahu-menahu, tahu-tahu menjadi ilmu baru membuatku berseru: kenapa bisa begitu?yang menulis sepertinya bukan aku
Memang baik menulis yang aku tahu lebih nikmat lagi menulis yang tidak aku tahu, menulis dari ketidaktahuan menjadi tahu

MAKALAH LITOSFER


LITOSFER


A.    Pengertian Litosfer

Lithosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan ini terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington, batuan atau litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida.
Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal dari di bawah samudra.

Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:
a. Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km.
b. Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.
c. Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.

Lithosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3.Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain
2. Batuan metamorf yaitu batuan yang berubah bentuknya akibat pengaruh tekanan, temperatur dan waktubatuan sedimen yaitu batuan yang terjadi dari hasil proses pengendapan Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.

Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit.
Kerak ini menempati dasar samudra

Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :
(1)   Batuan Beku
Ini dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku :
(a)    Batuan beku dalam (plutonik)
Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses pendinginannya sangat lambat.
Menghasilkan : batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar (holokristalin).
(b)   Batuan beku korok (porfirik)
Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer.
(c)    Batuan beku luar (episif)
Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat.
Menghasilkan : lelehan batuan beku dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.

(2)   Batuan Sedimen (Endapan)
Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan.
a.       Batuan sedimen klitik à pasir
b.      Batuan sedimen kimiawi à stalaktit dan stalakmit
c.       Batuan sedimen organik à lapisan humus dari hutan


(3)   Batuan Malihan
Terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan meremukkan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku atau batuan endapan.
Dengan adanya berbagai proses pembentukan jenis-jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-material yang bernilai ekonomis tinggi.

B.     Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan bumi. Terdiri dari tiga bagian :
  • Tektonisme
  • Vulkanisme
  • Gempa bumi

C.    Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya gerakan, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi. Secara umum penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :


a.      Gempa tektonis
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik, yaitu gerakan yang terjadi di dalam kulit bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun pergerakan.
b.      Gempa vulkanis
Gempa vulkanis adalah gempa yang disebabkan oleh adanya letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung berapi.
c.       Gempa runtuhan
Gempa runtuhan disebabkan oleh adanya longsoran massa batuan, intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga tidak terasa pada jarak yang jauh. Gempa runtuhan disebut juga dengan gempa terban.

D.    Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen ialah tenaga yang mengubah muka bumi atau bentuk relief yang berasal dari luar bumi. Pada dasarnya tenaga eksogen itu meliputi :
  • Pelapukan
  • Pengikisan
  • Pengangkutan sambil mengikis
  • Pengendapan

a.      Pelapukan
Yang dimaksud dengan pelapukan adalah hancurnya batuan dari gumpalan besar menjadi butiran yang lebih kecil.
Pelapukan itu sendiri dibagi menjadi 3 macam yakni :
(a)    Pelapukan mekanik
(b)   Pelapukan kimiawi
(c)    Pelapukan organik

(a)    Pelapukan mekanik
Jenis pelapukan ini bisa disebabkan oleh beberapa macam keadaan, yaitu :
-          perubahan suhu
-          isolasi
-          pembekuan air dalam celah batu
-          mineral
-          pelapukan glasial
-          pengupasan
(b)   Pelapukan kimiawi
Pelapukan kimiawi terdiri dari pelapukan melalui reaksi kimia,
seperti : oksida, karbonasi, dehidrasi.
(c)    Pelapukan organik
Pada pelapukan organik, peranan organisme sangatlah penting, sekalipun seringkali tidak dapat dipisahkan dari jenis pelapukan yang lain.
Contoh pelapukan organik ialah penghancuran batuan oleh bakteri, organisme kecil di dalam tanah, cendawan dan lumut yang melapukkan media tempat letaknya.

b.      Pengikisan
Pengikisan ini terjadi karena media alam yang bergerak seperti sungai, angin dan gletser. Pengikisan terjadi setelah media tersebut melalui batuan atau tempat lain yang menjadi jalur gerak media tersebut.

c.       Pengangkutan sambil mengikis
Pengangkatan material yang sudah lapuk dilaksanakan oleh :
-          air mengalir
-          angin
-          gletser
-          gravitasi
  
d.      Pengendapan
Di tempat aliran air, gletser atau angin berhenti atau bertambah lemah, barang angkutannya ditinggal. Lama-lama barang angkutan dari gletser, aliran air atau angin tersebut akan membentuk suatu bentukan-bentukan.
e.       Bentuk muka bumi
Bentuk muka bumi dihasilkan dari proses-proses “endogen” yang membentuk bentukan baru pada permukaan bumi. Kemudian bentuk itu diteruskan oleh “tenaga eksogen” yang merusak bentukan baru tersebut. Sehingga membentuk lipatan-lipatan maupun pahatan. Hasil dari tenaga endogen dan eksogen itu ialah :
-          pegunungan
-          gunung
-          daratan tinggi dan rendah
-          penelplain dan delta
-          pantai
Hasil dari tenaga endogen dan eksogen adalah :
  • Gunung
  • Pegunungan
  • Daratan tinggi dan rendah
  • Penel plain dan delta
  • Pantai

E.     Degradasi Lahan
Degradasi lahan ialah hilangnya atau berkurangnya kegunaan atau potensi lahan untuk mendukung kehidupan. Faktor utama degradasi lahan ialah :
  • Bahan utama
  • Perubahan populasi manusia
  • Kondisi sosial ekonomi
  • Praktek pertanian yang tidak tepat
  • Aktivitas pertambangan yang tidak tepat
Dampak negatif dari degradasi lahan adalah menyusutnya sumber air permukaan dan sumber air tanah baik dari segi kualitas dan kuantitas.
F.     Tenaga Pengubah Bentuk Permukaan Bumi

Bentuk permukaan bumi yang kita saksikan tidak rata serta akan selalu berubah meskipun secara perlahan dan dalam jangka waktu yang lama. Perubahan bentuk permukaan bumi disebabkan oleh adanya tenaga alam yang disebut tenaga geologi. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses perubahan bentuk permukaan bumi.
Tenaga geologi dibedakan menjadi dua yaitu :
  1. Tenaga endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan bumi. Tenaga endogen terdiri dari tenaga tektonis, vulkanis dan gempa bumi.
a.      Tenaga tektonis
Tenaga tektonis merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan permukaan bumi secara mendatar atau vertikal, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan batuan atau tidak.
Gerakan tektonis dibedakan menjadi dua yaitu :
1)      Tektonis epirogenesa
Tektonis epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga yang lambat dari dalam dengan arah vertikal. Epirogenesa ada dua macam, yaitu :
a.       Epirogenesa positif adalah gerakan dengan arah ke bawah menyebabkan daratan mengalami penurunan dan seolah-olah permukaan laut menjadi naik.
b.      Epirogenesa negatif adalah gerakan dengan arah keatas menyebabkan naiknya permukaan daratan dan seolah-olah permukaan laut menjadi turun.
2)      Tektonis orogenesa
Tektonis orogenesa adalah pengerahan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah yang sempit. Tektonik orogenesa merupakan proses pembentukan gunung atau pegunungan akibat adanya tabrakan lempeng benua. Contoh tektonik orogenesa adalah deretan pegunungan mediterania yang memanjang dari pegunungan atlas di Afrika sampai wilayah Indonesia.
b.      Tenaga vulkanis
Vulkanis atau bersifat gunung api dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma di dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan bumi. Magma adalah bahan batuan pijar yang dapat berupa benda cair, padat dan gas yang berada dalam kerak bumi. Ilmu yang mempelajari gunung berapi adalah vulkanologi.
Terdapat 2 gerakan magma, yaitu :
1)      Intrusi magma
Intrusi magma adalah proses penerobosan magma melalui retakan dan celah pada lapisan batuan pembentuk litosfer. Proses intrusi terjadi akibat tekanan gas-gas yang mengandung magma.
2)      Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi

G. DEGRADASI LAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Kerusakan lahan disebabkan oleh makin tingginya tekanan penduduk terhadap penggunaan lahan. Di Indonesia perubahan penggunaan lahan telah mencapai 25.000 hektar per tahun. 15.000 hektar diantaranya terjadi di Pulau Jawa. Sedangkan di luar pulau Jawa telah terjadi pembukaan hutan seluas 900.000 hektar per tahun.
Degradasi lahan adalah menurunnya kualitas lahan sehingga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas lahan tersebut. Hal itu menyebabkan  terbentuknya kualitas lingkungan yang lebih rendah dengan dampak negatif yang makin meningkat. Kondisi ini tentu akan sangat merugikan kehidupan saat ini. Apalagi untuk generasi mendatang. Degradasi lahan menyebabkan berbagai dampak negatif seperti menyusutnya sumber air permukaan dan sumber air tanah, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Dampak negatif dari terjadinya erosi pada lahan antara lain sebagai berikut :
1.      Penurunan kesuburan tanah
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang subur dan menyisakan tanah pada lapisan bawah yang tidak subur.
2.      Menurunnya produktivitas
Hilangnya kesuburan lahan akibat erosi sangat berpengaruh terhadap produktivitas lahan. Hal ini akan terlihat jelas pada daerah-daerah yang mengalami erosi.



KESIMPULAN


Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan ini terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat.

Kita mengetahui bahwa permukaan bumi selalu mengalami perubahan, baik yang disebabkan oleh tenaga endogen maupun tenaga eksogen. Perubahan bentuk permukaan bumi tersebut menyebabkan adanya daerah yang tinggi dan daerah yang rendah atau yang disebut dengan relief permukaan bumi.





DAFTAR PUSTAKA


Yani Ahmad, 2007. Litosfer. Bandung : Grafindo.
Sudibyakto, dkk. 2005. Geografi Kelas 1. Surabaya : Cempaka Putih.
www. Google. Com







PERSEBARAN DESA DAN CIRI-CIRINYA


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Pada hakikatnya pengertian desa  dapat diartikan sebagai suatu permukiman penduduk yang letaknya di luar kota. Biasanya penduduk beraktifitas sebagai petani.
Menurut Prof. Bintarto, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, kultural, yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut UU No.22 Tahun 1999 (Pasal 1), desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten dan / atau daerah kota dibawah kecamatan. Dengan kata lain, desa adalah unit pemerintahan yang secara langsung berda dibawah kecamatan.
  1. TUJUAN
selain bertujuan untuk pertanggung jawaban akademik, pembuatan makalah ini jugta betujuan untuk membuka wawasan mahasiswa tentang persebaran desa beserta ciri-cirinya. Dimana peristiwa ini memiliki latar belakang dan hasil pada ruang tersebut, baik dilihat secara fisik maupun sosial.

  1. Manfaat
Bagi kami sebagai penyusun pencari referensi, wawasan kami bertambah mengenai materi ini, meski hanya sebagai wawasan dasar. Dan bagi pihak yang terkait, semoga makalah ini bisa menjadi bahan yang sama-sama kita pelajari dan kita bahas.


BAB II
PEMBAHASAN
  1.  Persebaran Desa
Persebaran desa dan pemusatan penduduk desa sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah, tata air,topografi,dan ketersediaan sumber daya alam yang terdapat di desa tertentu. Ada tiga pola persebaran desa dalam hubungannya dengan bentang alamnya, yaitu sebagai berikut.
·         Pola Desa Menyebar
Pola desa ini umunya terdapat di daerah pergunungan atau daratan tinggi yang berelief kasar. Permukiman penduduk membentuk kelompok unit-unit yang kecil dan menyebar.
·         Pola Desa Tersebar
Pola desa ini merupakan pola yang tidak teratur karena kesuburan tanah tidak merata. Pola desa seperti ini terdapat didaerah karet atau daerah berkapur. Keadaan topografinya sangat buruk.
·         Pola Memanjang
Pola memanjang (line village community type) memiiki ciri permukiman berupa deretan memanjang. Kanan-kiri pemukiman adalah jalan atau sungai. Tanah pertanian yang memiliki terletak di belakang rumah dan tidak begitu luas. Pola desa yang seperti ini dapat dibagi menjadi beberap bentuk.
  
*      Mengikuti Jalan
Pola desa yang terdapat di sebeah kiri dan kanan jalan raya atau jaln umum. Pola ini banyak terdapt di daratan rendah.
*      Mengikuti Sungai
Pola desa ini bentuknya memanjang mengikuti bentuk sungai, umumnya terdapat di daerah pedalaman.
*      Mengikuti Rel Kereta Api
Pola ini banyak terdapat seperti di pulau Jawa dan Sumatra karena penduduknya memiliki fasilitas transportasi.
*      Mengikuti Pantai
Pada umumnya, pola desa ini merupakan desa nelayan yang terletak di kawasan pantai yang landai.

Apabila digambarkan secara diagram, ketiga pola keruangan desa tersebut adalah sebagi berikut.
Hampir sama dengan tiga pola persebaran keruangan desa tersebut, Profesor Bintarto  membedakan pola keruangan dengan dasar kondisi fisik daerah sebagai berikut.
1)                  Pola memanjang, biasanya terdapat pada desa yang terletak di sepanjang jalan, jalur sugai, dan daerah pantai.
2)                  Pola radial atau melingkar, biasannya terdapat pada desa yang teletak di daerah gunung barapi.
3)                  Pola tersebaran, biasannya terdapat pada desa yang terletak di daerah yang homogen tetapi kesuburan tanah tidak merata.
Penduduk yang menempati desa ada yang terikat pada tanah pertanian dan ada yang tinggal di desa pertanian tetapi tidak mengolah tanah pertanian. Mereka ini mungkin mengerjakan sesuatu yang diprlukan penduduk desanya seprti pandai besi, tukang kayu, tukang cukur, maupun pekerjaan lain yang membtuhkan keterampilan lainnya.
Pertumbuhan dan perkembangan pemukiman desa desa dipengaruhi oleh fisik, ekonomi, politik, sosial budaya, dan agama. Faktor fisik misalnya keadaan morfologi, keadaan tanah, tata air, sumber daya, dan iklim. Faktor ekonomi misalnya kemampuan daya beli penduduk, transportasi, komukasi, lapangan kerja, harga tanah, bentuk dan struktur organisasi, hubungan sosial antar warga, keadaan kesehatan, serta keadaan pendidikan. Faktor politik misalnya keadaan pemerintahan dan kenegaraan, peraturan-peraturan yang berlaku, serta kebijakan yang dilaksanakan. Faktor agama atau religi akan mempengaruhi keadaan sosial dan politik masyarakat setempat.
B.     Ciri-Ciri Desa
Bagi masyarakat awam, desa merupakan suatu tempat tinggal penduduk yang hidup dari bertani dengan suasana lingkungan yang tentram dan letaknya jauh dari keramaian kota. Kondisi desa seperti itu, umumnya terdapat di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dengan ciri-ciri yang hampir sama disetiap negara.
Ciri-ciri adalah sebagai berikut:
v  Kehidupan masyarakat desa sangat erat dengan alam.
v  Kehidupan para petani sangat bergantung paa musim.
v  Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja.
v  Struktur perekonomian desa umumnya bersifat agraris.
v  Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasarkan ikatan kekeluargaan yang erat.
v  Perkembangan sosial relatif lambat dn sosial kontrol ditentukan oleh moral dan hukum informal.
v  Norma gma dan hukum adat masih kuat.

Menurut Dirjen Pembangunan Desa Departemen Dalam Negeri, wilayah pedesaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
v  Perbandingan tanah dengan manusia yang besar.
v  Lapangan kerja agraris.
v  Hubungan penduduk yang akrab, dan
v  Sifat yang menurut tradisi.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Desa adalah suatu kesatuan permukiman penduduk yang letaknya diluar kota, yang biasanya penduduk beraktifitas sebagai petani. Dan suatu desa memiliki beberapa pola persebaran yang diantaranya pola memanjang, menyebar, dan tersebar. Serta memiliki ciri-ciri tertentu untuk kita mengetahui suatu desa ataukah bukan suatu desa.


DAFTAR PUSTAKA
Budining Arumsari, Irvinia. 2009. Geografi Kota dan Desa. Alumni.
Bintarto dan Surastopo H. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES
Departemen Pendidikan Nasional 2003. Peraturan Mentri No. 22, tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Geografi. Jakarta: Dirjen Dik Das Men.
Forum Tentor. 2010. Buku Hafalan Luar Kepala Geografi SMA IPS. Sleman;Pustaka      Widyatama.
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen
US%3Aofficial&channel=s&q=dampak+interaksi+desa+kota&aq=f&aqi=g1&aql=&oq=
.


LAPORAN PRAKTIKUM : MEMBUAT SKALA PETA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Peta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yg menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat permukaan, denah.
Manfaat peta antara lain sebagai media penyajian informasi bereferensi geografi dari suatu wilayah, dan peta dibuat untuk kepentingan orang lain, yaitu pengguna peta atau pembaca peta. Oleh karena itu, fungsi peta adalah memberikan informasi tentang suatu obyek kepada pengguna peta agar informasitersebut dapat dimanfaatkan.
Saat ini Ilmu Pengetahuan dibarengi dengan Kemajuan teknologi berkembang sangat pesat dan maju, termasuk juga ke dalam pengembangan dalam hal pemetaan. Berbagai macam data untuk pemetaan didapatkan dari foto udara, foto satelit, radar dan lain sebagainya. Tentu saja untuk dapat memahami cara-cara pembuatan peta perlu dilakukannya praktikum langsung pembuatan peta.
Pembuatan pada praktikum yang ke tiga ini yaitu membuat skala peta yang mana di buatnya diatas kalkir ukuran A4 dan ukuran A3 dan kertas transparan dan diatas kertas A4 dan A4 tanpa ada pewarnaan dengan skala yaitu 1: 3000.000 dan 1: 500.000 untuk skala besar dan kecil.
Skala peta adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Ada 3 macam skala peta:
1.      Skala verbal (kata-kata)
Yaitu skala yang menggunakan kata-kata dalam penulisannya. Umumnya skala petamenggunakan Inchi sebagai satuannya. Misalnya 1 Inchi di peta sama dengan 4 mil jarak sebenarnya di lapangan. Skala verbal di Indonesia jarang digunakan.
2.      Skala numerik (angka)
Yaitu skala yang menggunakan angka sebagai satuannya. Satuan yang digunakan adalah menggunakan cm.
3.      Skala grafis (garis)
Yaitu skala yang menggunakan garis lurus dalam penggunaannya. Satuan yang digunakan umumnya adalah km.

1.2  TUJUAN PRAKTIKUM
a.       Dapat mengetahui tekhnik pembuatan peta.
b.      Dapat memberikan informasi dengan kenampakan yang ada dipermukaan bumi melalui peta.
c.       Melatih ketrampilan mahasiswa dalam menggambar berbagai kenampakan atau fenomena atau simbol (dapat berupa simbol titik, simbol garis dan simbol area)yang terdapat pada suatu daerah.
d.      Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan peta dalam skala besar dan skala kecil.

1.3   MANFAAT DARI PRAKTIKUM
a.       Dapat meningkatkan pengetahuan dalam hal kartografi dan tugas seorang kartografer.
b.      Mengetahui cara – cara dalam membuat skala besar dan skala kecil.
c.       Agar mahasiswa dapat memahami jarak sebenarnya dan jarak pada peta dengan mengunakan skala.
d.      Mahasiswa dapat lebih terampil dalam merancang dan mendesign skala peta di atas kertas.

1.4  TEMPAT DAN WAKTU
Ada pun waktu, hari/tanggal dan tempat praktikum diadakan pada:
Hari                 : Selasa
Tanggal           : 29 Mei dan 5 dan 12 Juni 2012
Waktu                         : Pukul 13.30 WIB s/d 16.00 WIB
Tempat            : Laboratorium Geogarfi FKIP Unsyiah.



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  TEORI DASAR
Peta merupakan kenampakan permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang jauh lebih kecil dari kenyataan. Perbandingan antara ukuran / besarnya kenampakan yang digambar dalam peta dengan kenampakan aslinya disebut skala peta..
Ukuran peta dalam hubungannya dengan bumi disebut dengan skala, biasanya dinyatakan dengan pecahan atau rasio/perbandingan. Pembilang, yang terletak diatas pecahan merupakan angka dalam unit peta dan penyebut yang terletak di bagian bawah pecahan merupakan angka dalam unit yang sama yang menunjukan jarak yang sebenarnya dilapangan/ bumi. Sebagai contoh skla 1/10.000 artinya jarak satu centimeter di peta eqivalen dengan 10.000 centimeter dilapangan. Sebagai perbandigan, skala ini akan ditunjukkan sebagai 1:10.000. jika penyebut makin besar atau pecahan makin kecil maka semakin luas permukaan bumi yang dapat ditunjukkan dalam peta tunggal. Oleh karena itu, peta berskla kecil akan menunjukkan bagian bumi yang lebih luas dan peta berskala besar relatif menunjukkan bagian bumi yang lebih kecil.
Skala sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta 1:10.000 dibandingkan dengan pada peta 1:50.000 misalnya. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan lebih rinci dan detail pada sekala 1:10.000 dibandingkan peta sekala 1:50.000.

Macam-macam skala peta:
1.      Skala verbal (kata-kata)
Yaitu skala yang menggunakan kata-kata dalam penulisannya. Umumnya skala peta menggunakan Inchi sebagai satuannya. Misalnya 1 Inchi di peta sama dengan 4 mil jarak sebenarnya di lapangan. Skala verbal di Indonesia jarang digunakan.
2.      Skala numerik (angka)
Yaitu skala yang menggunakan angka sebagai satuannya. Satuan yang digunakan adalah menggunakan cm. Contoh: 1:20.000. Ini mengandung arti 1 cm di peta sama dengan 20.000 cm jarak sebenarnya di lapangan.
3.      Skala grafis (garis)
Yaitu skala yang menggunakan garis lurus dalam penggunaannya. Satuan yang digunakan umumnya adalah km.
Kegunaan peta:
a.       sebagai sumber informasi.
b.      sebagai alat bantu proses belajar mengajar.
c.       sebagai penentu lokasi suatu tempat.
d.      sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian.
e.       sebagai alat bantu untuk melakukan survei.
f.       sebagai perencana pembangunan.
g.       hubungan timbal balik antara fenomena geosfer di permukaan bumi.

2.2  ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam “membuat skala peta”, diantara nya:
a.       Guide map (peta panduan atau peta yang ingin disalin)
b.      Kertas kalkir ukuran A4 dan A3
c.       Rapidograph (0,3-0,5-0,8)
d.      Penggaris sablon
e.       Penggaris 60 cm
f.       Drawingpen (0,3-0,5-0,7-0,8)
g.      Penghapus
h.      Pisau lipat
i.        Selotip
j.        OHP pen
k.      Sampul plastik/kertas transparan.
l.        Kertas HVS ukuran A3 dan A4.

2.3              CARA KERJA
Adapun cara kerja dalam pratikum ini,yaitu:
a.       Siapkan alat-alat dan bahan yang akan dipergunakan.
b.      Letakkan terlebih dahulu peta panduan di atas permukaan meja. Kemudian di atas peta panduan diletakkan kertas sampul trasnparan menggunakan seloptip dimana dalam penggunaan seloptip atau perekat terlebih dahulu di hilangkan bahan perekatnya agar pada saat ditempelkan peta pada kertas tranparan tidak terlalu kuat bila mengalami kesalahan bisa dicabut kembali.
c.       Setelah peta dan kertas transparan atau sampul plastik tertempel lalu amati objek yang ada di peta tersebut.
d.      Membuat peta diatas kertas sampul plastik dengan mengunakan OHP sesuai dengan gambar dan warna yang dipeta dasar.
e.       Membuat kotak-kotak atau petak-petak pada kertas kalkir ukuran A3 dan A4 yang akan di perkecil dan diperbesar skalanya. Dan diatas HVS ukuran A3 dan A4 juga.
f.       Untuk kotak atau petak yang akan di perkecil skalanya, ukurannya yaitu 1x1cm dan diperbesar 3x3 cm dan diatas peta dasar 2x2 cm.
g.      Kemudian buatlah peta sesuai dengan skala yang telah ditentukan.
h.      Menggaris garis tepi pada peta bagian yang luar dan dalam dengan drawing pen 0,7 atau 0,8 di atas HVS dan 0,8 rapidograph di atas kalkir.
i.        Menggaris batas provinsi dengan rapidograph 0,5.
j.        Menyalin nama-nama geografis dengan rapidograph 0,3 atau 0,5 dengan menggunakan penggaris sablon yang disesuaikan dengan rapidograph yang digunakan.
k.      Menyalin judul legenda dan nama-nama yang tertera di dalam kotak legenda dengan drawing pen 0,3 di atas HVS dan grapidograph 0,3 di atas kalkir.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1  ANALISA HASIL PRAKTIKUM
            Hasil analisa dalam praktikum ini, yaitu :
a.      Sebelum peta dibuat terlebih dahulu dibuat kotak atau petak- petak ukuran 1x1 cm diatas kertas kalkir dan A4 yang mau diperkecil skalanya. Dan petak-petak ukuran 3x3 untuk yang akan diperbesar skalanya.
b.      Peta yang disalin diatas kertas kalkir dan diatas A3 dan A4 serta transparan  tidak jauh berbeda dengan peta panduan(guide map).
c.      Peta yang diperkecil skalanya 1: 3000.000 dan peta yang diperbesar skalanya 1: 500.000. dan peta diatas kertas transparan 1:1.500.000 sama dengan peta panduan.
d.     Membuat atau menyalin peta pada kertas transparan mengunakan OHP berdasarkan warna pada peta panduannya.
e.      Menyalin aliran sungai dengan menggunakan rapidograph atau drawing pen  0,5 dan jalan 0,3 batas wilayah 0,8.
f.       Menyalin nama-nama geografis dengan rapidograph 0,3 atau 0,5 dengan menggunakan penggaris sablon yang disesuaikan dengan rapidograph yang digunakan.
g.      Ukuran maupun tata letaknya harus sesuai dengan guide map atau peta panduannya agar tidak terjadi kesalahan dalam mentata letakkan serta mendesain nama-nama geografisnya.

3.2  KEMUDAHAN
Menbuat skala peta memiliki kemudahan bagi pembuat skala peta. Kemudahan yang dimaksudkan, yaitu:
a.      Adanya buku panduan untuk melakuakan cara kerja.
b.      Menggaris dan membuat legenda.
c.      Alat dan bahan telah disediakan.
d.     Tersedianya peta panduan yang dapat membantu dalam proses pratikum ini.
3.3              KESULITAN
Adapun kesulitan kami dalam melaksanakan praktikum kartografi membuat skala peta  adalah.
a.    Ketika mendesain nama-nama geografis noda rapidografh lengket pada pengagaris  sehingga tintanya bisa merembes atau menodai kalkir tersebut dan peta menjadi ternoda oleh tinta rapidografh.
b.   Dalam membedakan jalan raya, sungai serta jalan kereta api pada saat penyalinan.
c.    Sulit dalam membuat jalan,sungai dan bentuk lainnya karena bukan hanya menyalin peta. Tapi petanya dibuat ulang dengan skala yang diperkecil dan dipebesar.
d.   Disaat memindahkan peta kedalam kertas A3 kami sangat sulit karena harus memperbesar peta didalam kertas A3.


3.4  HASIL PRAKTIKUM
Adapun hasil praktikum terlampir dibelakang.


BAB VI
PENUTUP

4.1  KESIMPULAN
Skala peta adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Ada 3 macam skala peta yaitu: skla verbal(kata-kata), skala numerik(angka), skala grafis.
Ukuran peta dalam hubungannya dengan bumi disebut dengan skala, biasanya dinyatakan dengan pecahan atau rasio/perbandingan. Pembilang, yang terletak diatas pecahan merupakan angka dalam unit peta dan penyebut yang terletak di bagian bawah pecahan merupakan angka dalam unit yang sama yang menunjukan jarak yang sebenarnya dilapangan/ bumi. Skala sangat penting dicantumkan untuk melihat kedetilan objek yang dipetakan.
Dalam membuat skala peta kita harus teliti supaya tidak bergeser atau berpindah pindah tempat yang di peta dasar dengan peta yang perkecil atau diperbesar seandainya berpindah satu centimeter saja dilanpangan pun bergeser atau berpindah satu kilometer.
Dalam membuat skala peta ini agak terlalu sulit karena banyak yang harus diperhatikan mulai dari cara mengaris atau membuat petak-petak sampai dengan membuat jalan dan sungai serta letak-letak geogarfisnya.