KETIKA BANYAK TULISAN BELUM MAMPU MEMUASKAN SYAHWAT MEMBACAMU, MAKA MENULISLAH DENGAN JALAN FIKIRANMU

Selasa, 21 Mei 2013

KURIKULUM SEBAGAI PENGALAMAN BELAJAR


Kurikulum Sebagai Pengalaman Belajar

Secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti berpacu. Jadi istilah kurikulum pada awalnya berhubungan dengan kegiatan olahraga pada zaman romawi kuno di Yunani dengan mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Secara terminology istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dengan pengertian semua sebagai sejumlah pengetahuan yang harus ditempuh atau diselasaikan siswa guna mendapatkan suatu tingkatan atau ijazah.
Para ahli kurikulum dalam memberikan pengertian bergerak dari suatu pengertian yang spesifik menuju kearah pengertian yang lebih umum dan luas.
1.      Dalam pengertian spesifik kurikulum diartikan sebagai daftar mata pelajaran yang harus dipelajari siswa.
2.      Dalam pengertian spesifik kurikulum diartikan sebagai kumpulan data mata pelajaran yang harus dipelajari siswa. Kelompok yang mendefinisikan kurikulum dalam arti luas mengartikan kurikulum sebagai semua pengalaman belajar yang dialami siswa baik didalam maupun di luar kelas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian kurikulum yang lebih banyak dibicarakan adalah kurikulum dalam arti luas yaitu semua pengalaman belajar yang dirancang untuk mencapai tujuan.
1.      Taba (1962) menyatakan definisi yang terlalu luas tidak fungsional, sebaliknya meninggalkan segala sesuatu definisi kurikulum kecuali pernyataan tujuan dan garis-garis besar isi akan menurunkan kedudukan pengalaman belajar akan menjadi metode. Ia menyarankan aspek-aspek yang lebih dekat dengan praktek pendidikan atau lebih spesifik sifatnya dapat dimasukkan dalam kawasan pembelajaran.
2.      Doll (1964) berpendapat bahwa kurikulum yang paling banyak diterima telah berubah dari isi pelajaran yang dipelajari dan daftar pelajaran yang diberikan menuju kepada semua pengalaman belajar yang disajikan dalam pembelajaran dibawah tanggung jawab sekolah. Definisi ini tampaknya lebih luas dan lebih mencerminkan peristiwa- peristiwa pendidikan secara lebih cermat. Alasan sekolah didirikan oleh masyarakat untuk pendidikan yang memungkinkan pembelajaran berkembang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dan perkembangan ini dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang diperoleh pebelajar.
3.      Doll (1982:5) menyatakan, kurikulum adalah rancangan pengalaman belajar mengacu pada hasil belajar yang diharapkan dapat menumbuhkan kompetensi personal dan sosial siswa, melalui rumusan pengetahuan dan pengalaman yang sistematik dibawah tanggung jawab dan bantuan sekolah.
4.      Oliver (1977:32) mengartikan kurikulum sebagai program pendidikan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang dirancang lembaga pendidikan untuk diikuti siswa yang meliputi program studi, program pengalaman, program pelayanan dan kurikulum tersembunyi. Program studi, merupakan daftar pelajaran yang disajikan dalam suatu program pendidikan. Program pengalaman, merupakan kegiatan-kegiatan yang mendukung pelajaran yang sering disebut kurikuler. Program pelayanan, yaitu kegiatan bimbingan yang diberikan sehingga memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar. Sedangkan kurikulum tersembunyi adalah semua pengalaman belajar diluar program-program sekolah yang secara langsung mempengaruhi pengalaman belajar siswa.
5.      Finc dan Crunkilton (1979) dalam bukunya Curriculum Development in Vocational and Technical education” kurikulum adalah sejumlah kegiatan dan pengalaman belajar yang dialami pebelajar dibawah pengarahan dan tanggung jawab sekolah.
6.      Hass (1980) dalam “Curriculum Planing: Anew Approach”(3 edition). Kurikulum adalah semua pengalaman yang dialami pebelajar dalam suatu program pendidikan yang bermaksud untuk mencapai tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus yang relevan, yang direncanakan berdasarkan kerangka teoritik dan penelitian tau praktik- praktik yang professional masa lalu dan masa sekarang.
Dengan demikian pengertian kurikulum dapat dibagi menjadi dua yaitu; kurikulum dalam arti sempit dan kurikulum dalam arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah kumpulan daftar pelajaran beserta rinciannya yang perlu dipelajari pebelajar untuk mencapai suatu tingkat tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan kurikulum dalam arti yang luas tidak hanya terbatas pada sejumlah daftar pelajaran saja akan tetapi semua pengalaman belajar yang dialami pebelajar. Pengalaman belajar tersebut dapat diperoleh pebelajar di dalam kelas, laboratorium, mengikuti ceramah, bertanya jawab,demontrasi dan dalam kegiatan olahraga.
Oleh karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat di samping ledakan informasi yang menjadikan globalisasi dunia, maka pengalaman belajar pebelajar untuk dapat eksis dimasyarakat tidak hanya dapat diperoleh di sekolah. Dengan demikian pengertian kurikulum dalam arti pengalaman belajar akan lebih memadai untuk diacu sebagai pengertian kurikulum.
Pengertian kurikulum yang mengartikan kurikulum sebagai keseluruhan pengalaman belajar yang diperoleh siswa atas tanggung jawab sekolah. Pengalaman-pengalaman belajar itu bisa berupa mata pelajaran, dan bisa pula berbagai kegiatan lain yang dianggap dapat memberikan pengalaman belajar yang bersifat bermanfaat. Atas dasar pengertian ini, kegiatan-kegiatan yang menurut kurikulum tradisional dianggap sebagai ekstra kurikulum dan ko-kurikulum, berdasarkan definisi ini termasuk dalam pengertian kurikulum. Selain itu juga menurut pengertian kurikulum ini kegiatan belajarpun tidak terbatas pada kegiatan-kegiatan belajar di kelas atau di dalam gedung semata-mata, melainkan mencakup juga berbagai kegiatan yang dilakukan di luar kelas atau sekolah, asalkan dilakukan atas tanggung jawab sekolah (Romine, dalam Mohammad Ali, 1992 : 5). Pandangan yang senada tentang kurikulum kategori ini juga dikemukakan oleh George A Beauchamp (dalam Nurgiyantoro, 1988) yang menyebutkan bahwa kurikulum adalah, “it as all activities of children under jurisdiction of the school”.
Pandangan tentang kurikulum tersebut di atas sebenarnya dipengaruhi juga oleh pandangan-pandangan sebelumnya yakni seperti yang Stratemeyer, Forkner, dan Mckim (Ali, 1992) yang menyebutkan bahwa : “Curriculum is currently defined in the tree ways : The courses and class activities in which children and youth engage; the total range of in-class and out of class experiences sponsored by the school; and the total life experinces of the learner”.
Pendapat lainnya yang menjelaskan pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar juga dikemukakan oleh Tanner dan Tanner (1980) yang menyatakan bahwa kurikulum meliputi :
a.       Kurikulum sebagai pengetahuan yang di organisasikan,
b.      Kurikulum sebagai model mengajar,
c.       Kurikulum sebagai arena pengalaman,
d.      Kurikulum sebagai pengalaman,
e.       Kurikulum sebagai pengalaman belajar terbimbing,
f.       Kurikulum sebagai kehidupan terbibing,
g.      Kurikulum sebagai suau rencana pembelajaran,
h.      Kurikulum sebagai sistem produksi secara teknologi, dan
i.        Kurikulum sebagai tujuan.
Rumusan pengertian Tanner dan Tanner tersebut di atas, memandang kurikulum bukanlah semata-mata apa yang direncanakan, tetapi juga hasil yang dicapai sebagai produk dari rencana itu sendiri. Namun demikian, rumusan pengertian kurikulum kategori kedua ini juga masih mengandung beberapa kelemahan yakni mencakup aspek yang sangat luas, sehingga menurut Taba (dalam Nurgiyantoro, 1988 : 7) menyebutkan rumusannya terlalu luas, sehingga kurang fungsional untuk diterapkan dalam situasi praktis.
Pengertian kurikulum lainnya yang lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pengalaman ini menyatakan sebagai berikut:
“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not (Romine, 1945,h. 14).”
Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.
Berdasarkan pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar, perlu  dipahami bahwa pengalaman belajar tersebut dapat diperoleh baik dalam sekolah maupun diluar sekolah sepanjang direncanakan atau dibimbing oleh pihak sekolah. Dengan demikian kurikulum sebagai pengalaman belajar mencakup pula tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan siswa di rumah.
Dari ke lima konsep kurikulum semuanya benar tergantung dari cara memandang. Guru dapat memilih satu atau lebih konsep kurikulum yang dijadikan acuannya. Dalam UU Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 pasal 1 (9) menyebutkan bahwa, ”kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar” (Depdikbud, 1989:3), sedangkan dalam pasal 37 menyebutkan “kurikulu disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan (Depdikbud, 1989:15)



2 komentar:

Wow! Such a fantastic and helpful post . visa Turkey is a legalized entry Permit which is connected to the person’s passport that allows one to enter into Turkey for touristic purposes and many other purposes.

Posting Komentar