KETIKA BANYAK TULISAN BELUM MAMPU MEMUASKAN SYAHWAT MEMBACAMU, MAKA MENULISLAH DENGAN JALAN FIKIRANMU

Jumat, 21 Maret 2014

PUISI: KEPADA ALAM

ALAM KINI


Duhai alam pemilik tubuh nan eksotik
Di dadamu kami bergemuruh
Meraung mengiba panas terik matamu; matahari
Yang mencabik, menikam, melepuhkan kulit-kulit lembut anak adam

Padamu alam nan romantis
Pagi kau sapa kami dengan kesejukan
Siang kau rajam kami dengan terik tak berperi
Sampai malam yang sejatinya dingin sebagai peristirahatanpun
Jua belum tentu menyejukkan

Tuhan? Bukan salahmu
Salah kami manusia yang tak tau bagaimana mensyukuri
Di alam-Mu kami bertari, berdendang, bergoyan dosa-dosa
Hutan-hutan tergunduli, gunung-gunung terkeruk, lautan tertambalkan
Hanya sebab entah
Bisikan setan, kepentigan sesaat
Katanya pembangunan kesejahteraan
Padahal modus kepentigan
Tak lebih dari buih kemunafikan
Bahwa kami (manusia) sedang mendewa-dewikan 'proyek'

Apa kabar kutub utara? Antartika? Kutub selatan
Bongkahan es yang saban waktu kian mencair
Memuai sebab cuaca extrim undagan kami
Pada lelehan, patahan-patahan es kalian menagis
Meraung-raung!
Siapa peduli?
Manusia seakan tuli

Sampai pinguin mati sendiri
Ia pergi tak tau sebab entah mengapa


Oh alam, nasibmu kini.//

Follow: 
On Facebook: Ichsan Maulana Icm
On Twitter: Ichsan Maulana Icm (@IchsanM_icm)

0 komentar:

Posting Komentar