BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan, sering di dapatkan banyak manusia yang
melakukan pekerjaan dengan gigih, dan banyak pula yang santai, bahkan tidak
sedikit yang tidak berbuat apapun. Semua itu tak terlepas dari belajar yang
mana dengan adanya belajar pemahaman
dalam pembelajaran. Belajar menjadi diri kita dari tidak bisa menjadi bisa
dengan adanya motivasi.
Belajar tidak terlepas
dari motivasi, peranan motivasi tidak diragukan dalam belajar. Banyak anak
dengan inteligensi yang rendah disebabkan tidak ada motivasi dalam belajar.
Fungsi motivasi yang seharusnya sebagai pendorong, penggerak, dan pengarah
perbuatan belajar tidak diperankan dengan baik sehingga tidak berhasilnya
prestasi anak.
Motivasi
terkait dengan menumbuhkan dan mengembangkan dimana terdapat motivasi
instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang dapat
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yaitu termasuk belajar, dalam
belajar motivasi sangat diperlukan karena salah satu prasyarat yang amat
penting, tanpa ada motivasi dalam belajar maka akan sia-sia dibuat gedung,
disediakan guru & fasilitas belajar di sekolah.
Sangat
pentingnya adanya motivasi dalam belajar karena tanpa motivasi baik belajar
ataupun semua kegiatan yang akan dilakukan siswa tidak akan berhasil yang
menuju prestasi. Terkait dengan pembahasan di atas tadi maka dari kelompok kami
menulis makalah dengan judul “Motivasi Dalam Belajar” di dalam mata kuliah “Psikologi Pendidikan”.
- TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun
Tujuan dan manfaat dalam penulisan makalah ini :
1. Untuk mengetahui pengertian Motivasi
dalam belajar.
2. Untuk mengetahui cara peningkatan motivasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui peranan guru dalam memotivasi siswa
dalam pembelajaran.
4.
Mahasiswa
dapat menambah wawasan tentang motivasi.
5. Siswa dapat menambah wawasan dan motivasi dalam hal belajar maupun hal lainnya.
6. Penulis dapat menambah pemahaman tentang motivasi.
7. Untuk mengetahui cara peningkatan motivasi.
8. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
belajar.
9. Guru dapat menjadi bahan kajian untuk membimbing siswa
dalam memotivasi.
10. Untuk
mengetahui bagaimana hubungan motivasi dengan kebutuhan.
- SASARAN
Adapun
sasaran penulisan makalah ini adalah ditujukan kepada para:
- Masiswa.
- Peserta didik.
- Guru.
- Dosen.
- Orang tua.
BAB II
PERMASALAHAN
Setiap
siswa atau pelajar umumnya memerlukan motivasi untuk belajar serta memproleh hasil yang berprestasi dari proses belajarnya.
Dalam diri seseorang terdapat motivasi baik instrinsik
maupun ekstrinsik, motivasi tersebut mempengaruhi seseorang dalam melakukan
suatu kegiatan atau suatu aktivitas.
Dalam proses pembelajaran seorang siswa dituntut untuk
memiliki sebuah motivasi dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya
banyak siswa maupun peserta didik kurangnya memiliki motivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa tersebut tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Sebagai contoh permasalahannya. Azwar seorang siswa kelas 3
SMP ia merupakan siswa yang berprestasi pada saat kelas 1 dengan ranking 1,
pada saat kelas 2 dia mengalami suatu perubahan dalam proses pembelajarannya
sehingga prestasinya menurun dari biasanya dan pada saat kelas 3, prestasinya
anjlok menurun tidak mendapatkan ranking atau prestasi apapun. Pada saat
diketahui, Azwar mempunyai sebuah masalah yaitu tidak ada motivasi dalam
belajar baik itu dalam dirinya maupun
dorongan dari luar (baik dari gurunya maupun keluarganya dan lain
sebagainya). Padahal dia siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi tapi
kurangnya motivasi dalam belajar.
Dan jika kita berbicara tentang motivasi maka tidak terlepas dari banyaknya
permasalahan-permasalahan yang kita jumpai dalam proses belajar seseorang. Baik itu dari dalam
diri maupun dari luar diri individu itu.
Adapun permasalahan individu yang berhubungan
dengan motivasi dalam
belajar diantaranya
sebagai berikut ;
1. Hambatan-hambatan
yang ada dalam diri sendiri atau di luar individu untuk meraih prestasi.
2. Kurangnya
pemahaman individu untuk mengetahui betapa
pentingnya motivasi dalam proses belajar untuk meraih prestasinya.
BAB III
TOERI DAN PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Istilah
motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere
yang bermakna bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah
laku manusia. Menurut Mc Donald
motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang di tandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan.
Soemanto (2003)
manjelaskan tentang definisi Mc.Donald.
·
Motivasi dimulai dengan suatu perubahan
tenaga dalam diri seseorang.
·
Motivasi ditandai dengan dorongan
afektif (perasaan).
·
Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi
mencapai tujuan.
Whittaker
menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan
atau memberi dorongan kepada kepada mahluk bertingkah laku mencapai tujuan yang
ditimbulkan oleh motivasi tersebut (Soemanto, 2003, 205).
Dalam
proses pembelajaran di kenal adanya motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan
motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan keseluruhan
penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan belajar dalam mencapai satu tujuan (Winkels, 1987).
Motivasi
merupakan biang yang teramat sering dipelajari oleh para psikolog. Irwanto (2002
: 197-208). Ada beberapa teori dalam
motivasi, yaitu :
1. Teori
Instink
Instink
adalah suatu disposisi (kecenderungan) yang ditentukan secara genetis untuk
berperilaku dengan cara tertentu.
2. Homeosatis=Teori
Drive vs Teori Arousal
Keadaan
yang mendorong organisme berperilaku
untuk menghilangkan ketegangan, atau mengembalikan keseimbangan dalam
tubuh.
Teori
drive didasarkan determinan-determinan yang sifatnya biologis.
Teri
arousal yaitu organisme tidak selalu berusaha menghilangkan ketegangan, tetapi
justru sebaliknya oranisme serng kali berusaha meningkatkan ketegangan dalam
dirinya.
3. Teori
Atribusi
Cara
seseorang menafsirkan atau berusaha mengerti apa yang melatarbelakangi
peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang akan menentukan perilakunya.
4. Teori
Harapan
Bahwa
motivasi merupakan produk kombinasi antara besarnya keinginan seseorang untuk
mendapatkan hadiah/reward tertentu untuk mendapatkan tugas-tugas yang
diperlukan ( harapan).
5. Teori
Aktualisasi Diri
Manusia
mampu mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuan setingi mungkin.
6. Teori
Motif Berprestasi
Kebutuhan
manusia untuk berprestasi.
7. Teori
Motivasi Takut Berprestasi
Menurut
teori ini ada 2 tipe manusia yaitu:
a. Orang-orang
yang lebih termotivasi untuk berprestasi daripada menghindari kegagalan.
b. Lebih
termotivasi oleh ketakutan akan gagal.
Dalam pembelajaran ada dua jenis
motivasi yaitu:
1. Motivasi
Intrinsik, Motivasi Instrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Perlu ditegaskan bahwa anak didik yang mempunyai
motivasi instrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang
berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.
2. Motivasi
Ekstrinsik, Motivasi
ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsangan dari luar.
B.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI DALAM BELAJAR
Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi yang
intrinsik artinya dapat
dibentuk di dalam
diri individu. Adanya
suatu kebutuhan ini dapat berkembang menjadi suatu perhatian atau suatu
dorongan.guru dapat ,merangsang suatu perhatian dan dorongan itu dengan banyak
cara.
1. Kemasakan.
Untuk
dapat mempengaruhi motivasi anak, harus diperhatikan kemasakan anak.tidak
bijaksana untuk merangsang aktivitas-aktivitas sebelum individu masak secara
fisik, psikis dan social.
2. Usaha
yang bertujuan, goal dan ideal
Apabila
mata pelajaran telah disesuaikan, dengan bijaksana, pada kapasitas anak dan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Usaha yang bertujuan dapat dicapai
dengan motivasi yang tidak bnayak.
3. Pengetahuan
mengenai hasil di dalam
motivasi.
Apabila
tujuan atau goal sudah terang, dan pelajar diberi tahu tentang kemajuannya,
maka dorongan untuk usaha makin besar
4. Penghargaan
dan hukuman.
Pengahargaan
adalah motif yang positif, penghargaan dapat menimbulkan inisiatif, energi, kompotisi, ekorasi, pribadi dan
abilita-abilita kreatif. Hukuman
adalah motivasi
yang negative. Hukuman merupakan motivasi yang paling tua digunakan dalam
pendidikan.
5. Partisipasi.
Salah
satu dari dinamika anak,
ialah keinginan berstatus keinginan untuk ambil bagian-bagian dari
aktivitas-aktivitas untuk partisipasi.
6. Perhatian
Integrasi
terletak ditengah-tengah motif dan sikap, ini tergantung dari makanan yang
diberikan. Karena kurangnya kesempatan dapat mati dan dapat dikuatkan.
C.
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEBUTUHAN
Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik
adalah keinginanya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena
itulah anak didik belajar. Karena bila anak didik tidak belajar berarti tidak
akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Bagaimana mengembangkan diri dengan
memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila potensi-potensi itu tidak
ditumbuh kembangkan melalui ilmu pengetahuan.
Jadi, belajar adalah santapan utama anak didik.
Dalam kehidupan anak didik membutuhkan penghargaan.
Dia tidak ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan
kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak
didik merasa berguna, dikagumi, atau dihormati, oleh guru atau orang lain.
Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang
wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam
belajar.
Guru yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan
kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar
menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi
kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.
Ada macam-macam teori motivasi, salah satu teori
yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang
dikembangkan oleh maslow (1943,1970). Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia
dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Kebutuhan-kebutuhan ini (yang memotivasi tingkah laku seseorang) di bagi oleh
maslow ke dalam 7 kategori yaitu (Slameto,171-172) :
1. Fisiologis
Ini merupakan kebutuhan manusia
yang paling dasar, meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung,
yang penting untuk mempertahankan hidup.
2. Rasa
aman
Ini merupakan kebutuhan kepastian
keadaan lingkungan yang dapat diramalkan, ketidakpastian, ketidakadilan,
keterancaman, akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada diri individu.
3. Rasa
cinta
Ini merupakan kebutuhan efeksi dan
pertalian dengan orang lain.
4. Penghargaan
Ini merupakan kebutuhan rasa
berguna, penting, dihargai, dikagumi, dihormati oleh orang-orang lain. Secara
tidak langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat,
dan lain sebagainya.
5. Aktualisasi
diri
Ini merupakan kebutuhan manusia
untuk mengembangkan diri sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang
dimilikinya.
6. Mengetahui
dan mengerti
Ini merupakan kebutuhan manusia
untuk memuaskan rasa ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk
mendapatkan keterangan-keterangan, dan untuk mengerti sesuatu.
7. Pada
tahun 1970 maslow memperkenalkan kebutuhan ketujuh yang tampaknya sangat
mempengaruhi tingkah laku beberapa individu, yaitu yang disebutnya kebutuhan
estetik. Kebutuhan ini dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan,
keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan.
D.
PERANAN GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR.
Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat peranan
guru sebagai pengajar yang berhubungtan dengan cara pemeliharaan dan
peningkatan motivasi belajr anak didik, yaitu harus dapat menggairahkan anak
didik, memberikan harapan yang realitis, memberikan insentif, dan mengarahkan
perilaku anak didik ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
(Syaiful Bahri, 169-170)
1. Menggairahkan
anak didik
Dalam kegiatan rutin di kelas
sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal yang menoton dan
membosankan. Ia harus selalu memberikan kepada anak didik cukup banyak hal-hal
yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memelihara minat didik dalam
belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu
aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Discoverery learning dan metode
sumbang saran ( brain stroming) memberikan kebebasan semacam ini. Untuk dapat
meningkatkan kegairahan anak didik, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai disposisi awal setiap anak didiknya.
2. Memberikan
harapan realistis
Guru harus memelihara
harapan-harapan anak didik yang realistis dan memodifikasikan harapan-harapan
yang kurang atau tidak ralistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahguan
yang cukupmengenai keberhasilan atu kegagalan akademis setiapa anak didik di
masa lalu. Dengan demikian guru dapat membedakan antara harapan-harapan yang
realistis, pesimitif, atau terlalu optimis. Bila anak didik telah banyak
mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan
kepada ank didik harapan yang diberikan tentu saja terjangkau dan dengan
pertimbangan yang matang. Harapan yang tidak realistis adalah kebohongan dan
itu yang tak disenangi oleh anak didik. Jadi, jangan coba-coba menjual harapan
munafik bila tidak ingin dirugikan oleh anak didik.
3. Memberikan
insentif.
Bila anak didik mengalami
keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik atas
keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih
lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Bentuk-bentuk motivasi belajar
sebagaimana diuraikan didepan merupakan motivasi ekstrinsik, di mana masalah
hadiah dan pujian, dan memberikan angka telah dibahas lebih dalam. Insentif
yang demikian diakui keampuhannya untuk membangkitkan motivasi secara
signifikan.
4. Mengarahkan
perilaku anak didik
Mengarahkan perilaku anak didik
adalahg tugas guru. Disini kepada guru dituntut untuk memberikan respons
terhadap anak didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas.
Anak yang diam, yang membuat keributan, yang berbicara semaunya, dan sebagain
diberikan teguran yang arif dan bijaksana. Usaha menghentikan perilaku anak
didik yang negatif dengan memberi gelar yang tidak baik adalah manusiawi.
Jangankan anak didik, guru pasti tidak senang diberi gelar yang tidak baik.
Jadi, cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan,
bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap
lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik.
Gage dan Berliner (1979), French dan Raven (1959) menyarankan sejumlah cara
meningkatkan motivasi siswa tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara
besar-besaran, yaitu:
1.
Mempergunakan
pujian verbal.
2.
Mempergunakan
tes dan nilai secara bijaksana.
3.
Membangkitkan
rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi.
4.
Melakukan
hal yang luar biasa.
5.
Merangsang
hasrat siswa.
6.
Memanfaatkan
apersepsi siswa.
7.
Terapkan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik da
luar biasa agar
siswa lebih terlibat dalam belajar
8.
Meminta
kepada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya
9.
Mempergunakan
simulasi dan permainan.
10.
Perkecil
daya tarik sistem motivasi yang bertentangan.
11.
Perkecil
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap siswa dari
keterlibatannya dalam belajar.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam penulisan makalah ini:
1. Motivasi
merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan
perbuatan yaitu termasuk belajar, motivasi ada 2 yaitu: motivasi intrinsik
& motivasi ekstrinsik.
2.
Teori-teori
motivasi yaitu: teori instink, teori drive vs teori arousal, teori atribusi,
teori harapan, teori aktualisasi diri, teori motif berprestasi dan teori takut
berprestasi.
3.
Cara guru meningkatkan motivasi belajar siswa
yaitu: mengairahkan anak didik,
memberikan harapan realistis, mengarahkan prilaku anak didik, memberikan
insentif, dan lain – lain.
4. Menurut
teori Maslow hirarki kebutuhan itu ada 7
yaitu: Fisiologis, rasa aman, rasa
cinta, pengahargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti serta kebutuhan
estetik.
5. Fakto – faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar
yaitu: Kemasakan, usaha yang bertujuan goal dan ideal, pengetahuan mengenai
hasil dalam motivasi, penghargaan dan hukuman, serta partisipasi.
6. Motivasi
belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam mencapai satu tujuan
7. Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar, tanpa
motivasi baik belajar ataupun semua kegiatan yang akan dilakukan siswa tidak
akan berhasil yang menuju prestasi.
B. SARAN
Saran-saran dalam penulisan makalah ini:
1. Diharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan masukan
biar makalah menjadi lebih baik.
2. Diharapkan kepada
guru dapat memotivasi siswa agar menambah semangat siawa dalam belajar sehingga
dapat berprestasi.
3. Diharapkan kepada siswa agar dapat lebih memotivasi diri
dengan berusaha semangat dalam belajar yang kemudian mendapatkan prestasi yang
terbaik di sekolah maipun di luar sekolah dalam segala bidang.
DAFTAR
PUSTAKA
Djamarah,
Saiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Pt Rineka Cipta.
Djamarah.
2002. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djiwandono, Esti
Wuryani Sri. 2003. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Pt Grasido.
Irwanto. 2002. Psikologi Umum (Buku Panduan Mahasiswa). Jakarta: Pt Prenhallindo,
Siregar, Eveline dan Dewi Salma Prawiradilaga. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Wuryani. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
0 komentar:
Posting Komentar