BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Industri adalah suatu kegiatan
ekonomi yang mengolah barang atau jasa menjadi lebih tinggi nilai penggunaannya.
Dengan adanya industri suatu daerah dapat berkembang dan mengalami peningkatan
kesejahteraan hidup masyarakat yang ditandai dengan perbaikan perekonomian
melalui mata pencaharian dibidang industri. Industri itu sendiri mulai dari
industri rumah tangga hingga industri besar yang memerlukan bahan baku serta
tenaga kerja yang tidak sedikit.
Suatu wilayah dapat mendirikan
suatu industri apabila ada daya dukung yang memadai seperti adanya bahan baku,
tenaga kerja, peralatan atau mesin serta tempat mengolahnya. Akan sangat baik
jika lokasi pengolahan suatu industri strategis, baik strategis dengan bahan
baku serta strategis dalam pemasaran hasil industri.
Aceh Utara merupakan salah satu
wilayah perindustrian yang terdapat di Indonesia, terdapat berbagai industri mulai
dari industri rumah tangga hingga industri besar. Pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Aceh Utara sangat baik selama aktif beberapa industri besar seperti
Exxon Mobil (Migas), PIM (Pupuk Iskandar Muda), serta beberapa industri lainnya
yang ditandai dengan pendapatan daerah yang besar. Namun sesudah non-aktif
salah satu industri besar kabupaten Aceh Utara mengalami penyusutan
perekonomian. Hal ini perlu kita kaji seberapa pentingnya industri bagi suatu
wilayah.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Apa yang
maksud dengan industri?
b. Apa saja
jenis industri yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara?
c. Bagaimana peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Aceh Utara?
d. Bagaimana keterkaitan
industri yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara?
e. Bagaimana industri dan tujuan pembangunan di Kabupaten Aceh Utara?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui
pengertian industri, serta klasifikasinya.
b. Mengetahui
jenis-jenis industri yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara.
c. Mengetahui peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Aceh Utara.
d. Mengetahui
keterkaitan industri yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara.
e. Mengetahui industri dan tujuan pembangunan di Kabupaten Aceh Utara.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Industri
Kata industri
berasal dari bahasa latin yaitu industria yang artinya buruh atau
tenaga kerja, Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan
keterampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan
alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai
dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari
usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu
sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan
tanah.
Menurut UU RI No.5 Tahun 1984, industri adalah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi
atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi
industri merupakan perpaduan-perpaduan subsistem fisis dengan subsistem
manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri,
yaitu meliputi komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku,
sumber-sumber energi dan iklim dengan segala proses ilmiahnya. Sedangkan
subsistem manusianya meliputi komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan
tekhnologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintahan, transportasi dan
komunikadi, konsumen, pasar dan sebagainya, sehingga menjadi barang yang
bernilai bagi masyarakat.
Menurut
Encyclopedia Americana, industri diartikan sekelompok kegiatan yang
mengusahakan benda-benda ekonomi dan penggunaanya. Industri dalam arti sempit
ialah kegiatan industri yang hanya terbatas pada tipe kegiatan ekonomi sekunder
yaitu segala macam usaha atau kegiatan yang sifatnya mengubah atau mengolah
bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Industri dalam arti
luas adalah suatu kegiatan dalam usahanya untuk meningkatkan produktifitas
dalam kegiatan ekonomi. Menurut G.T. Rennes, industri adalah aktifitas ekonomi
manusia yang dilaksanakan secara terorganisasi dan sistematis.
2.2 Klasifikasi
Industri
1. Berdasarkan
bahan baku
a. Industri
ekstraktif yaitu industri yang menggunakan bahan baku langsung dari alam.
b. Industri non
ekstraktif yaitu industri yang menggunakan mahan baku berasal dari industri
lain
c. Industri
fasilitatif yaitu industri yang menjual jasa untuk keperluan orang lain
2. Berdasarkan
tenaga kerja
a.
Industri rumah tangga :
1-4 orang
b.
Industri kecil :
5-19 orang
c.
Industri sedang :
20-99 orang
d.
Industri besar :
>100 orang
3. Berdasarkan
produk barang
a. Industri
primer yaitu industri yang memproduksi barang tanpa perlu diolah lebih lanjut
b. Industri
sekunder yaitu industri yang memproduksi barang barang yang perlu pengolahan
lebih lanjut
c. Industri
tersier yaitu industri yang tidak memproduksi barang tetapi menghasilkan jasa
4. Berdasarkan
tahanan proses produksi
a. Industri
hulu yaitu industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi
b. Industri
hilir yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barnag jadi
atau langsung dipakai konsumen
5. Berdasarkan
struktur modal
a. Industri
PMDM yaitu industri yang modalnya dari pemerintah atau pengusaha nasional
b. Industri PMA
yaitu yang menggunakan modal asing
c. Industri
patungan industri yang modalnya berasal dari swasta nasional da swasta asing
6. Berdasarkan
pengelolaannya
a. Industri
rakyat yaitu industri yang dikelola oleh rakyat
b. Industri Negara
yaitu industri yang dikelola oleh negara
7. Berdasrkan
bahan mentah
a. Industri
agraris yaitu industri yang mengolah bahan mentah hasil pertanian
b. Industri non
agraris yaitu industri yang mengolah bahan mentah dari hasil pertambangan
8. Berdasarkan
hasil produksi
a. Industri
berat yaitu industri yang menghasilkan mesin atau alat produksi
b. Industri
ringan undustri yang menghasilkan barnag untuk dikonsumsi masyarakat
9. Berdasarkan
lokasi unit usahanya
a. Industri
beroriantasi pasar yaitu industri yagn didirikan mendekati penyebaran konsumen
b. Industri
berotientasi tenaga kerja yaitu industri yangdidirikan mendekati tempat
pemusatan penduduk
c. Industri
berorientasi bahan baku yaitu industri yang didirikan mendekati tempat
persediaan bahan baku
10. Berdasarkan
bahan dasar produksi
a. Industri
campuran yaitu industri yang menghasilkan lebih dari satu maccam barang
b. Industri
trafik industri yang seluruh bahan mentahnya diperoleh dari impor karena belum
tersedia di dalam negeri
c. Industri
konveksi yaitu industri yang membuat pakaian jadi
d. Industri
perakitan yaitu industri yang aktivitasnya melakuakan perakiatan onderdil atau
mesin mewujudkan barang jadi
2.2 Faktor
Pendukung dan Penghambat suatu Industri
1. Faktor
Pendukung Industri
a. Ketersediaan
bahan mentah
b. Ketersediaan
tenaga kerja
c. Ketersediaan
pasar dalam dan luar negeri
d. Ketersediaan
sarana dan prasarana industri
e. Ketersediaan
modal
f. Kebijakan
pemerintah
g. Stabilitas
politik
h. Kerjasama
dengan negara lain
i. Letak
geografis yang menguntungkan.
2. Faktor
Penghambat Industri
a. Penguasaan
teknologi yang rendah
b. Tenaga kerja
yang kurang terampil
c. Mutu barang
rendah
d. Kurangnya
promosi di pasar internasional dan kalah saing dengan produk lain.
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Profil Aceh Utara
Logo Aceh Utara
|
Aceh Utara adalah
salah satu kabupaten yang ada di provinsi Aceh. Terletak di wilayah barat
Indonesia dan berada pada lintang utara dengan iklim tropis. Ibukota
kabupaten Aceh Utara telah dipindahkan
dari Lhokseumawe ke Lhoksukon, karena daerah Lhokseumawe telah dijadikan
wilayah otonom atau perkotaan. Namun, kegiatan pemerintahan sebagian besar
masih berada dan berlangsung di Kota Lhokseumawe, hal ini terjadi karena sarana
dan prasarana yang terdapat di Lhoksukon belum rampung karena masih dalam
tahapan pembangunan. Sehingga sebagian besar kegiatan pemerintahan masih
berlangsung di Kota Lhokseumawe dengan memanfaatkan sarana dan prasarana dahulu
selama belum berpisah menjadi dua wilayah yaitu : Kabupaten Aceh Utara yang
beribukota Lhoksukon dan Kota Lhokseumawe.
a. Letak Kabupaten Aceh Utara
·
Letak astronomis : 04.46o
- 05.00o LU
96.52o - 97.31o BT
·
Letak geografis
Utara : Kota Lhokseumawe
& Selat Malaka
Selatan : Kabupaten Bener
Meriah
Barat : Kabupaten Bireuen
Timur : Kabupaten Aceh
Timur
· Letak Geologis : Dipertemuan lempeng Eurasia dan
Indo-Australia
· Letak Geomorfologis :
Berada pada sirkum Mediterania
b.
Luas Kabupaten Aceh Utara
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara adalah 3.296,86
Km2. Kabupaten ini terdiri dari 850 desa, 56 mukim dan 22 kecamatan.
c.
Populasi
·
Total : 525.785
jiwa
·
Kepadatan : 151,18 jiwa/km2
d.
Pemerintahan
·
Bupati : H.
Muhammad Thaib
·
Wakil bupati : Drs. Muhammad
Jamil, M. Kes
·
Kode area telepon : 0645
3.2
Perindustrian
di Kabupaten Aceh Utara
3.2.1 Potensi
Sumber Daya Alam di Kabupaten Utara
1.
Pertambangan
Kabupaten ini memiliki potensi sumberdaya alam
baik berupa bahan galian golongan A maupun golongan C. Bahan galian golongan A
yang telah dieksploitasi adalah minyak dan gas bumi. Sedangkan bahan galian
golongan C terdiri dari tanah urug, batu bata, pasir urug, pasir, sirtu,
kerikil dan batuan. Nilai produksi tanah urug pada tahun 2008 sebesar 8,108
miliar, batu bata (7,155 miliar), pasir urug (7,137 miliar), pasir (5,160
miliar), kerikil (18,868 miliar), sirtu (5,261 miliar) dan batuan (11,275
miliar).
Sedangkan
pada produksi gas alam tahun 2011, produksi PT. Arun NGL (Natural Gas
Liquefaction) menghasilkan 2,59 juta m3 gas alam cair (LNG) dan
1,57 juta barrel kondensat. Jumlah produksinya jauh menurun jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang mampu memproduksi 28,32 juta m3 LNG dan
1,72 juta barrel kondensat. Penurunan ini tidak hanya terjadi pada jumlah
produksi saja, namun juga terjadi pada jumlah tenaga kerja dan jumlah
pengapalan hasil produksi PT Arun NGL. Tenaga kerja di tahun 2011 hanya
sejumlah 1.280 orang, jumlah ini jauh berkurang jika dibandingkan tahun
sebelumnya yang sejumlah 2.119 orang. Untuk jumlah pengapalan hasil produksi PT
Arun NGL, pada tahun 2011 hanya sebanyak 20 kargo LNG dan 6 kargo kondensat.
Bandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebanyak 34 kargo LNG dan 7 kargo
kondensat.
2.
Pertanian
a.
Tanaman
Pangan
Salah satu subsektor yang tercakup dalam sektor
pertanian adalah tanaman pangan. Kabupaten Aceh Utara sebagai salah satu
kabupaten yang cocok untuk budidaya berbagai jenis pertanian tanaman pangan
seperti padi, palawija, buah-buahan dan sayur-sayuran, memiliki luas 44.870 ha
lahan sawah yang mana meningkat sebesar 1,36% dari tahun sebelumnya dan 189.636
ha lahan bukan sawah.
Pada tahun 2011 produktifitas yang dihasilkan oleh
padi meningkat sebanyak 56,05 kw/ha dimana pada tahun 2010 sebesar 53,55 kw/Ha.
Ini sebanding dengan 407.716,14 ton yang telah dicapai. Ubi kayu menempati
urutan kedua yakni sebesar 217,31 kw/ha yang produktivitas yang dicapai atau
setara dengan 6.845,13 ton. Produktivitas terendah ditempati oleh kacang hijau
yang hanya menghasilkan produktivitas sebesar 15,32 kw/Ha. Terdapat 23 komoditi
buah-buahan yang terdapat di kabupaten Aceh Utara. Produksi tertinggi
dihasilkan oleh rambutan sebesar 4.318 ton dan terendah dihasilkan oleh petai
sebesar 3 ton.
b.
Perkebunan
dan Kehutanan
Kabupaten
Aceh Utara memiliki komoditas tanaman perkebunan sebanyak 16 komoditi
diantaranya kakao, cengkeh , aren, kelapa, pala dan lain-lain. Dari tahun
sebelumnya komoditi perkebunanan mengalami peningkatan dalam produksinya.
Dimana pada tahun 2010 hanya 4 komoditi yang mengalami peningkatan produksi,
tetapi pada tahun 2011 ada 7 komoditi yang mengalami peningkatan produksi.
Ketujuh komoditi tersebut adalah cengkeh (7,5 ton), pala (36,3 ton), kakao
(3057 ton), sagu (153 ton), karet (4471,7 ton), pinang (7745 ton) dan Lada (9
ton). Namun ada satu komoditi yang memiliki hasil produksinya yang sama dengan
tahun sebelumnya yaitu kapuk (216 ton). Sedangkan lainnya mengalami penurunan
jumlah produksi.
c.
Peternakan
Salah
satu faktor peningkatan ternak yang ada disuatu daerah dapat ditunjang dengan
menghasilkan sumber daya manusia yang bergerak dibidang peternakan. Tercatat
sebanyak 47 orang petugas peternakan yang membantu dalam proses peternakan yang
terdiri dari 6 orang mantri hewan, 20 orang snakma, 7 orang sarjana peternakan
dan 14 orang dokter hewan. Pada tahun 2011 populasi ternak besar mengalami
pertambahan untuk setiap ternaknya, begitu juga dengan unggas Sedangkan untuk ternak
yang divaksinasi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun
2011 ada sejumlah 712 ekor ternak besar yang divaksinasi dan unggas sebanyak
1.930 ekor.
d.
Perikanan
Aceh
Utara sebagian besar wilayahnya didominasi oleh daratan. Namun ada sebanyak 7
kecamatan yang memiliki daerah pesisir pantai seperti Syamtalira Bayu, Tanah
Jambo Aye, Seunudon, Samudera, Tanah Pasir, Lapang, Muara Batu dan Dewantara.
Untuk hasil perikanan laut seperti ikan, jumlah produksi dalam 4 tahun terakhir
mengalami peningkatan begitupun juga dengan nilai produksinya. Tercatat sebesar
11.930,28 ton produksi dan nilai produksi sebesar 141.202.031,00 rupiah yang
dicapai pada tahun 2011.
Pada
produksi udang, tahun 2008-2010 terus mengalami penurunan. Akan tetapi pada
tahun 2011 terjadi peningkatan produksi yang signifikan yakni mencapai 538,24
per tonnya. Kepiting masih menjadi komoditi yang menghasilkan nilai produksi
terbesar dalam komoditas binatang laut berkulit keras dan untuk binatang laut
berkulit lunak, cumi-cumi masih menjadi yang teratas.
3.2.2 Jenis Industri Aceh
Utara
Industri
terbesar selain PT. Arun NGL di Aceh Utara adalah PT. Pupuk Iskandar Muda
(PIM). Untuk tahun 2011, PT. PIM memproduksi 0,48 juta ton pupuk urea dan 0,36
juta ton amoniak. Dengan penjualan pupuk urea dan amoniak oleh PT. PIM yaitu
sebesar 0,45 juta ton dan 0,39 juta ton. Selain hasil industri dari PT. PIM,
potensi industri kecil dalam wilayah Aceh Utara tidak boleh dilupakan.
Selama
tahun 2011, jumlah nilai produksi terbesar dihasilkan dari industri kecil batu
bata. Dari industri kecil batu bata yang non formal, nilai produksi yang
dihasilkan sebesar 44,02 milyar rupiah dengan 180 unit usaha yang mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 1.535 orang. Untuk industri kecil batu bata yang formal
sendiri, nilai produksinya mencapai 18,06 milyar rupiah dengan jumlah unit usaha sebanyak 125 unit usaha dan
menyerap tenaga kerja sebanyak 638 orang.
1. Industri Besar
Kegiatan ekonomi Kabupaten Aceh Utara didominasi oleh dua sektor yaitu
sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan. Pada
sektor pertambangan, sumur-sumur gas yang diolah PT. EMOI tentu menjadi salah
satu faktor keunggulan sektor ini. Dengan kontribusi Rp 8,6 trilyun Pada
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2000, ia
menempati peringkat pertama dengan disusul oleh sektor industri sebesar Rp 4,7
trilyun.
Aceh Utara juga mempunyai infrastruktur relatif baik,
karena ditunjang dengan pelabuhan baik yang dimiliki oleh perusahaan besar
maupun pemerintah yang terletak di Krueng Geukuh.
1.
PT. Arun LNG dan Bpmigas
Condensate / PT. Pertamina (Persero)
Perusahaan ini baru
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 September 1978 setelah
berhasil mengekspor kondensat pertama ke Jepang (14 Oktober 1977). Pemilik
saham perusahaan tersebut dipegang oleh Pertamina (55%), Exxon Mobil (30%), dan
Japan Indonesia LNG Company (disingkat JILCO; 15%).
Menurut data-data
pengukuran elektronik melalui film-film yang diambil di lapangan dan dianalisis
di pusat analisis Mobil Oil di Dallas, Amerika Serikat , ladang gas Arun
terletak di dalam lapisan batu gamping pada kedalaman 10.000 kaki (3.048
meter).
Kandungan gas mencapai 17,1
trilyun kaki kubik dengan tekanan 499 kg/cm, suhu 177 °C, dan ketebalan 300
meter. Jumlah tersebut diperkirakan akan dapat mensuplai enam unit dapur
pengolahan (train) dengan kapasitas masing masing 300 juta SCFD (Standard
Cubic Feet Day) untuk jangka waktu 20 tahun.
Ladang gas tersebut terdiri
dari empat (4) buah kluster gas dan kondensat. Secara umum tugas dari proses di
kilang LNG Arun, Menerima gas dan condensate dari point-A (Lhoksukon) dan
ladang NSO. Memurnikan dan mengolah feed gas menjadi produk LNG sesuai
spesifikasinya. Menyimpan, mengapalkan produk LNG, condensate, sulfur,
mercury dan limbah B3 lain yang juga bernilai jual.
Kilang LNG Arun dikelola oleh PT Arun NGL
Co. sebuah perusahaan nirlaba. PT Arun NGL Co., sahamnya dimiliki oleh Pertamina (55%), Mobil Oil Indonesia Inc.
(30%) dan JILCO (Japan-Indonesia LNG Co. 15%) yang mewakili pembeli.
Namun industri ini terus
mengalami penurunan produksi dan sekarang ini sebagian besar telah berhenti
berproduksi. Diperkirakan tahun 2014 industri ini benar-benar akan berhenti
berproduksi.
2.
PT. PIM
PT. PIM berdiri
dengan strategi untuk mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia
bahagian barat yang secara geografis termasuk kawasan pertanian, setelah
sebelumnya kebutuhannya dirintis oleh PT. Pusri Palembang. Maka
kehadiran PT PIM dapat memenuhi kebutuhan pupuk untuk petani dan perkebunan
yang sangat luas di wilayah Sumatera bagian utara (Provinsi Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat). Posisi PT
PIM juga sangat strategis untuk mengekspor kelebihan produknya ke negara-negara
tetangga karena secara topografis sangat dekat.
Dengan
memanfaatkan tersedianya cadangan gas alam besar yang ditemukan di Desa Arun,
Kabupaten Aceh Utara serta sumber air yang mengalir dari pegunungan di Aceh
melalui Sungai Peusangan, PT PIM berdiri dengan kapasitas sama dengan
pabrik-pabrik pupuk yang sebelumnya dibangun pemerintah yaitu 570.000 ton/tahun
dan ammonia 386.000 ton/tahun, merupakan pabrik pupuk urea ke-11 di Indonesia.
Saat ini PT PIM
memiliki 2 unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill (butiran) dan granule
(tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. Kedua jenis urea itu
diproyeksikan dapat mensuplai pupuk nasional setiap tahun dan bahkan dapat
mengekspor melalui fasilitas pelabuhan sendiri.
PT PIM berjarak
274 KM arah tenggara Banda Aceh atau 335 KM arah barat laut Medan, dapat
dijangkau melalui darat, laut maupun udara. Terletak di kawasan industri
Lhokseumawe tepat di tepi Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran terpadat di
dunia. Artinya posisi PT PIM merupakan kawasan prospektif yang sangat
menguntungkan untuk pengembangan bisnis. Apalagi tepat berada di jantung
provinsi Aceh yang memiliki kawasan dan potensi besar di sektor pertanian,
perkebunan dan perikanan, maka sempurnalah keuntungan posisi PT PIM sebagai
perusahaan yang terus maju dan berkembang di masa depan.
- Realisasi
Produksi
- Area
Pemasaran
Pabrik PT PIM terdiri dari :
·
Unit
Pabrik Urea Prill (Pabrik Urea 1) dengan kapasitas produksi sebesar 570.000
ton/tahun, menggunakan teknologi Mitsui Toatsu Jepang.
·
Unit
Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 1) dengan kapasitas produksi sebesar 386.000
ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.
·
Unit
Pabrik Urea Granule ( Pabrik Urea 2 ) dengan kapasitas produksi sebesar 570.000
ton/tahun, menggunakan teknologi Toyo Acces dari Jepang.
·
Unit
Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 2) dengan kapasitas produksi sebesar 396.000
ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.
Selama periode 10 tahun terakhir (2001-2010),
PT PIM telah berhasil memasarkan pupuk urea sebanyak 3.417.466 ton, yang
terdiri dari penjualan urea dalam negeri sebanyak 2.175.982 ton dan ekspor
sebanyak 1.241.484 ton. Sedangkan
penjualan amonia sebanyak 342.412 ton, yang terdiri dari penjualan
dalam negeri sebanyak 33.652 ton dan ekspor sebanyak 308.760 ton.
3. PT.
Kertas Kraft Aceh (Persero)
Perusahaan
ini terletak di desa Jamuan, kecamatan Banda Baro, kabupaten Aceh Utara,
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, PT. Kertas Kraft Aceh didirikan pada tanggal 21 Februari
1983 dengan Notaris Frederic Alexander Tumbuan No.57. Berdasarkan surat
persetujuan Presiden Republik
Indonesia No. I/PMA/1983 tanggal 12 April 1983, PT. Kertas Kraft
Aceh ditetapkan sebagai Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA).
Dalam
perkembangannya status perusahaan diubah dari Penanaman Modal Asing (PMA)
menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tanpa keikutsertaan Georgia Pacific
International Corporation USA, dengan akte Notaris Imas
Fatimah, SH NO. 34 tanggal 19 April 1985. Akte
tersebut telah mengalami perubahan terakhir dengan NO. 29 tanggal 10 Mei 1994
dengan Notaris yang sama.
Perusahaan
didirikan dalam rangka swasembada kertas kantong semen dan peningkatan ekspor
non migas. Jenis kertas yang dihasilkan adalah multiwall regular, multiwall
extensible (clupak), di samping itu diproduksi juga lineboard. Lokasi pabrik
berada di zona industri Lhokseumawe, Aceh Utara.
Bahan
baku yang dipergunakan adalah kayu pinus (pinus merkusii) yang pengadaannya
didukung oleh penguasaan HPH hutan pinus di Aceh
Tengah dan Aceh Tenggara.
Produksi
utama PT. Kertas Kraft Aceh (Persero) adalah kertas kantong semen (Sack Kraft
Paper) dengan kapasitas terpasang 135.000 ton per tahun. Kertas kantong semen
yang diproduksi adalah jenis:
- Multiwall
Regular
- Multiwall Extensible
Spesifikasi gramatur kertas Multiwall regular dan
Multiwall Extensible yang sudah diproduksi komersil adalah 70,75 dan 80 Gsm.
Kebutuhan
air untuk kegiatan pabrik dan sarana penunjang lainnya cukup besar, kurang
lebih 430 liter perdetik. Sumber air berasal dari danau laut tawar yang
mengalir melalui Krueng Peusangan (Sungai Peusangan). Di pinggir Krueng
Peusangan dibangun tempat pengambilan dan penampungan air serta pengendapan
lumpur (Water Intake), untuk selanjutnya diproses di unit pengolahan air (Water
Treatment). Air yang sudah diolah kemudian dialirkan melalui pipa ke pabrik.
Dalam rangka menunjang kebutuhan kantong semen di dalam
negeri, maka hasil produksi dari PT. Kertas Kraft Aceh (Persero) diperkirakan
sebesar 65% dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen dan pabrik
lainnya di seluruh Indonesia. Dengan demikian diperkirakan akan menghemat devisa negara
sebesar US.$ 61,4juta per tahun.
Sisa produksi sebesar 35% diekspor ke luar negeri, antara
lain: negara-negara ASEAN, Hongkong, Taiwan, Jepang, Bangladesh dan Timur
Tengah. Selain itu juga direncanakan untuk diekspor ke Eropa dan Amerika.
Pengiriman hasil produksi dilakukan melalui pelabuhan Lhokseumawe, atau
menggunakan jasa angkutan darat (truk).
1.
Industri Sedang
Pada
tahun 2011, telah diterbitkan 1.147 buah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yang hanya sebanyak 539
buah SIUP. SIUP yang diterbitkan di tahun 2011 ini paling banyak untuk
perusahaan kecil yaitu sebanyak 1.007 buah. Selain SIUP, pada tahun 2011 juga
telah diterbitkan 813 buah Tanda Daftar Perusahaan (TDP), di mana 558 buah
diantaranya diterbitkan untuk perusahaan berbentuk PO.
Koperasi sebagai salah satu wadah dalam pencapaian
perekonomian masyarakat yang makmur juga berkembang di Aceh Utara. Pada tahun
2011 tercatat 541 unit Koperasi Usaha Nasional yang ada di Aceh Utara, 180 unit
diantaranya
Jika dilihat dari banyaknya jumlah koperasi baik
yang KUD maupun non KUD sebagai sarana pendukung Koperasi Usaha Nasional dalam
perkembangannya pada tahun 2011, 28 unit diantaranya berupa KUD dan sisanya
yaitu 513 unit berupa koperasi non KUD. Untuk jumlah anggota peserta koperasi
hingga tahun 2011 telah mencapai 50.672 peserta. Jumlah simpanan koperasi
primer dan sekunder hingga tahun 2011 mencapai 15,79 milyar rupiah, di mana
simpanan wajib menjadi penyumbang terbesar dengan nilai mencapai 11,72 milyar
rupiah. Jumlah aset koperasi primer dan sekunder hingga tahun 2011 mencapai
104,99 milyar rupiah, dengan omset sebesar 149,16 milyar rupiah.
3. Industri
Kecil
Berbagai industri
di Aceh Utara telah berkembang meski belum mencapai hasil maksimal, misalnya
industri pembuatan rencong Aceh, bordir, pembuatan kopiah serta home industri lainnya. Daerah Aceh Utara memiliki potensi yang besar untuk
mengembangkan berbagai jenis industri karena didukung oleh perguruan tinggi (universitas) dan lembaga
penelitian yang banyak terdapat di sana.
Tabel.
Jenis industri kecil di Aceh Utara
Komodity
|
Jumlah Unit
Usaha (Unit)
|
Jumlah Tenaga
Kerja
(Orang)
|
Jumlah Nilai
Investasi (000 Rupiah)
|
Jumlah Nilai
Produksi (000 Rupiah)
|
Anyaman Pandan
Atap Rumbia
Batu Bata
Bengkel
Las
Bordir
Bengkel Motor
Bubuk
Kopi
Kacang Goreng
Tempe Goreng
Keripik Pisang
Kerupuk
Konveksi
Kue Basah
Kue Tradisional
Kue kering
Garam
Furniture
dari kayu
Kerajinan
dari bambu
Jamu
tradisional
Barang
dari semen
Kelapa
terpadu
Ker.
Eceng gondok
Mie
Servis
Komputer
Perabot
Tepung
Bengkel
sepeda
Giling
bambu
Anyaman
tikar
Makanan
ringan
Pandai
besi
Sapu
ijuk
Ban
Motor Bekas
Tahu
tempe
Anyaman
bambu
Anyaman
rotan
Keripik
ubi
Kopiah/peci
Sapu
lidi
Tukang
kaleng
Sulaman
Kelapa
gongseng
Kembang
tahu
Krei
jendela
Sabut
kelapa
Sagu
Sangkar
burung
Tempel
ban
Terasi
Asam
kana
Cincin
sumur
Doorsmeer
Kerami/gerabah
Jipang
kacang
Minyak
kelapa
Sabun
& bahan RT
Kipang
beras
Bandeng
presto
Nata
de coco
Pengolahan
kedelai
Pisang
sale
Roti
Belah
papan
Benang
nilon
Bengkel
mobil
Alat
rekaman
Air
isi ulang
Bengkel
bubut
Bengkel
karoseri
Cas
baterai
Fotokopi
Perabot
aluminium
Kusen
ketam
Sari
kelapa
Servis
AC/kulkas
Servis
AC mobil
VCD
Tukang
mas
Minyak
rambut
Percetakan
& sablon
Ukiran
kayu
Photo
studio
Reparasi
dinamo
Rparasi
radiator
Bahan
kimia
Minuman
ringan
Kilang
minyak mini
Saus
tomat
Yodisasi
garam
Furniture
dari rotan
Batu
batako
Es
lilin
Vulkanisir
ban
Industri
kecap
Kilang
padi
|
-
-
180
79
32
71
5
-
-
-
1
41
4
1
4
-
30
-
7
19
-
-
-
32
1
-
-
-
-
-
1
-
1
1
-
-
-
-
-
8
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
2
-
-
-
-
-
2
-
-
36
2
17
7
7
5
34
10
72
1
2
2
1
83
3
7
7
16
10
1
1
8
1
1
1
4
2
1
1
1
19
|
-
-
1.535
236
-478
179
12
-
-
-
8
118
6
3
6
-
118
-
20
92
-
-
-
63
4
-
-
-
-
-
6
-
2
4
-
-
-
-
-
9
-
-
-
-
10
-
-
-
-
-
4
-
-
-
3
4
-
-
-
-
-
6
-
-
120
6
36
21
27
7
48
26
616
3
2
2
2
157
4
14
27
33
20
2
8
17
3
3
9
9
15
11
23
10
69
|
-
-
1.938.577
34.000
524.600
698.000
80.985
-
-
-
7.400
342.940
71.650
5.200
71.650
-
394.550
-
53.240
256.052
-
-
-
314.675
52.000
-
-
-
-
-
5.000
-
10.000
12.000
-
-
-
-
-
94.000
-
-
-
-
10.500
-
-
-
-
-
5.500
-
-
-
24.600
26.000
-
-
-
-
-
12.700
-
-
450.425
114.000
827.500
158.450
95.300
76.000
416.935
86.100
2.204.877
7.500
19.000
19.000
10.000
1.135.940
32.124
196.500
74.200
211.625
56.000
6.000
10.400
520.000
10.000
10.000
78.500
22.500
117.500
5.500
80.150
200.000
1.292.400
|
-
-
44.015.216
393.900
8.970.571
1.757.862
151.980
-
-
-
3.848
3.369.363
125.000
5.000
125.000
-
2.893.690
-
1.011.895
15.339.050
-
-
-
887.185
3.000.000
-
-
-
-
-
29.400
-
100.500
120.000
-
-
-
-
-
139.930
-
-
-
-
136.050
-
-
-
-
-
300.000
-
-
-
1.040.000
30.600
-
-
-
-
-
19.500
-
-
593.345
639.750
662.088
304.700
863.300
1.645.250
301.440
1.048.580
21.500.182
33.450
47.500
47.500
12.000
9.499.060
47.338
1.913.245
523.200
505.305
238.800
21.000
29.500
1.115.150
12.000
216.000
90.000
162.090
1.907.850
11.000
3.320.050
125.000
18.990.200
|
Jumlah
|
888
|
4.276
|
13.590.245
|
150.391.413
|
3.3 Peranan Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi
Industrialisasi
sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih
bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari
tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk
hanya sekedar mencapai fisik saja. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha
untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan
secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainya.
Hal ini
berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga
manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Pertumbuhan ekonomi di kabupaten Aceh Utara mulai
tampak membaik setelah adanya perindustrian yang berkembang diwilayah tersebut.
Masyarakat menikmati manfaat dari adanya perindustrian dengan adanya lapangan pekerjaan baru yang
lebih baik dari pekerjaannya dahulu seperti bertani. Walaupun pekerjaan yang
ditawarkan bukan merupakan posisi yang bagus karena disesuaikan dengan taraf
pendidikan, namun demikian ini cukup membantu masyarakat setempat untuk
menafkahi keluarganya.
3.4 Keterkaitan antar Industri
Pola
perkembangan industri dimana barang hasil produksi suatu industri dimanfaatkan
oleh industri lainnya adalah bentuk keterkaitan antar industri. Konsep
pertumbuhan tidak seimbang menunjukkan bahwa pertumbuhan yang cepat dari satu
atau beberapa industri mendorong perluasan industri-industri lainnya yang
terkait dengan sektor industri yang tumbuh lebih dahulu tersebut.
Misalnya telah tumbuh
industri semen dibeberapa daerah di Provinsi Aceh, namun dalam proses
pengemasannya industri tersebut harus mengimpor kertas kantong semen dari daerah lain.
Dari sini kemudian muncullah ide untuk membangun pabrik penghasil kertas
kantong, yaitu didirikannya PT. Kertas Kraft Aceh yang juga berlokasi di Aceh
Utara untuk memenuhi kebutuhan kertas kantong semen.
3.5 Industri dan Tujuan
Pembangunan
Sektor
industri mempunyai 2 pengaruh yang penting dalam setiap program pembangunan.
Pertama, produktivitas yang lebih besar dalam industri merupakan kunci untuk
meningkatkan pendapatan per kapita. Kedua, industri pengolahan memberikan
kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar bagi Industri Subsitusi Impor (ISI)
yang efesien dan meningkatkan ekspor daripada industri primer.
Hal ini akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan penggunaan bahan baku menjadi barang yang lebih tinggi nilai jualnya. Sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat yang akan berimbas pada pembangunan pada wilayah sekitar industri tersebut.
Hal ini akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan penggunaan bahan baku menjadi barang yang lebih tinggi nilai jualnya. Sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat yang akan berimbas pada pembangunan pada wilayah sekitar industri tersebut.
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aceh Utara merupakan kawasan industri yang
terbilang maju, puncak kejayaannya kini mulai meredup dengan lumpuhnya industri
besar PT. Arun. Walaupun kendati demikian warga tidak terlalu menikmati hasil
dengan adanya industri-industri besar tersebut karena sebagian besar
karyawannya dari luar daerah, warga setempat hanya diperkerjakan sebagai satpam
atau lainnya. Diperparah lagi pada saat industri-industri besar
tersebut mengalami puncak kejayaannya daerah ini sering mendapat teror karena
konflik antara GAM dengan TNI yang banyak menelan korban.
Selain itu, terdapat juga industri sedang dan
kecil yang dikembangkan oleh masyarakat secara mandiri. Industri ini juga mulai
dilirik oleh pemerintahan dengan diadakannya pekan kebudayaan yang memamerkan
hasil produksi daerah masing-masing baik pada tingkat provinsi maupun nasional.
Hasil produksinya sebagian besar dapat memenuhi kebutuhan daerah masing-masing
dan hanya sebagian kecilnya yang dipasarkan ke daerah lain.
3.2
Saran
Setiap daerah
memiliki potensi alam yang dapat dikembangkan, pemerintah dituntut lebih bijak
dalam mengelola berbagai sector perindustrian. Kepada rekan mahasiswa selaku
masyarakat berintelektual dituntut agar mampu membaca berbagai potensi alam dan
peluang yang dimiliki oleh setiap daerah agar mampu menciptakan lapangan
pekerjaan pekerjaan, bukan hanya sebagai pencari pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Amoniak PT.PIM Bocor 16 Kali. Oniline ( diakses 4 juni di http://www.rakyataceh.com/index.php?open=view&newsid=25040&tit=Berita%20Utama%20-%20%202011,%20Amoniak%20PT%20PIM%20Bocor%2016%20Kali )
BPS. 2011. Statistic Daerah Kabupaten Aceh Utara 2011. Banda Aceh : BPS
BPS Dan BAPPEDA Kab.Aceh Utara. Indikator Ekonomi Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011.
Banda Aceh : BPS
BPS Dan BPPD Kabupaten Aceh Utara. 2011. Aceh
Utara Dalam Angka 2011. Banda Aceh:
BPS
http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas_Kraft_Aceh
http://www.arunlng.co.id/Default.aspx (diakses pada tanggal 27 April 2013)
http://www.acehtraffic.com/2013/04/kisah-pt-arun-ngl-menggerus-isi-perut.html (diakses pada tanggal 27 April 2013)
www.google.com (diakses pada tanggal 27 April 2013)
www.wikipedia.org ( diakses pada tanggal 27 April 2013)
Wikipedia. 2012. Kabupaten Aceh Utara. Online (diakses 6 juni 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Utara)
0 komentar:
Posting Komentar