ALAM KINI
Duhai alam pemilik
tubuh nan eksotik
Di dadamu kami
bergemuruh
Meraung mengiba
panas terik matamu; matahari
Yang mencabik,
menikam, melepuhkan kulit-kulit lembut anak adam
Padamu alam nan
romantis
Pagi kau sapa kami
dengan kesejukan
Siang kau rajam
kami dengan terik tak berperi
Sampai malam yang sejatinya
dingin sebagai peristirahatanpun
Jua belum tentu
menyejukkan
Tuhan? Bukan
salahmu
Salah kami manusia
yang tak tau bagaimana mensyukuri
Di alam-Mu kami
bertari, berdendang, bergoyan dosa-dosa
Hutan-hutan
tergunduli, gunung-gunung terkeruk, lautan tertambalkan
Hanya sebab entah
Bisikan setan,
kepentigan sesaat
Katanya pembangunan
kesejahteraan
Padahal modus
kepentigan
Tak lebih dari buih
kemunafikan
Bahwa kami
(manusia) sedang mendewa-dewikan 'proyek'
Apa kabar kutub
utara? Antartika? Kutub selatan
Bongkahan es yang
saban waktu kian mencair
Memuai sebab cuaca
extrim undagan kami
Pada lelehan,
patahan-patahan es kalian menagis
Meraung-raung!
Siapa peduli?
Manusia seakan tuli
Sampai pinguin mati
sendiri
Ia pergi tak tau
sebab entah mengapa
Oh alam, nasibmu
kini.//
Follow:
On Facebook: Ichsan Maulana Icm
On Twitter: Ichsan Maulana Icm (@IchsanM_icm)
On Facebook: Ichsan Maulana Icm
On Twitter: Ichsan Maulana Icm (@IchsanM_icm)
0 komentar:
Posting Komentar