KETIKA BANYAK TULISAN BELUM MAMPU MEMUASKAN SYAHWAT MEMBACAMU, MAKA MENULISLAH DENGAN JALAN FIKIRANMU

Selasa, 04 Desember 2012

Motivasi dalam Belajar


BAB I
PENDAHULUAN

  1.  LATAR BELAKANG
              Dalam kehidupan, sering di dapatkan banyak manusia yang melakukan pekerjaan dengan gigih, dan banyak pula yang santai, bahkan tidak sedikit yang tidak berbuat apapun. Semua itu tak terlepas dari belajar yang mana dengan adanya belajar  pemahaman dalam pembelajaran. Belajar menjadi diri kita dari tidak bisa menjadi bisa dengan adanya motivasi.
              Belajar tidak terlepas dari motivasi, peranan motivasi tidak diragukan dalam belajar. Banyak anak dengan inteligensi yang rendah disebabkan tidak ada motivasi dalam belajar. Fungsi motivasi yang seharusnya sebagai pendorong, penggerak, dan pengarah perbuatan belajar tidak diperankan dengan baik sehingga tidak berhasilnya prestasi anak.
              Motivasi terkait dengan menumbuhkan dan mengembangkan dimana terdapat motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yaitu termasuk belajar, dalam belajar motivasi sangat diperlukan karena salah satu prasyarat yang amat penting, tanpa ada motivasi dalam belajar maka akan sia-sia dibuat gedung, disediakan guru & fasilitas belajar di sekolah.
              Sangat pentingnya adanya motivasi dalam belajar karena tanpa motivasi baik belajar ataupun semua kegiatan yang akan dilakukan siswa tidak akan berhasil yang menuju prestasi. Terkait dengan pembahasan di atas tadi maka dari kelompok kami menulis makalah dengan judul “Motivasi Dalam Belajar” di dalam mata kuliah “Psikologi Pendidikan”. 

  1. TUJUAN DAN MANFAAT
              Adapun Tujuan dan manfaat dalam penulisan makalah ini :
1.      Untuk mengetahui pengertian Motivasi dalam belajar.
2.      Untuk mengetahui cara peningkatan motivasi belajar siswa.
3.      Untuk mengetahui peranan guru dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran.
4.      Mahasiswa dapat menambah wawasan tentang motivasi.
5.      Siswa dapat menambah wawasan dan  motivasi dalam hal belajar maupun hal lainnya.
6.      Penulis dapat menambah pemahaman tentang motivasi.
7.      Untuk mengetahui cara peningkatan motivasi.
8.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam belajar.
9.      Guru dapat menjadi bahan kajian untuk membimbing siswa dalam memotivasi.
10.  Untuk mengetahui bagaimana hubungan motivasi dengan kebutuhan.



  1. SASARAN
Adapun sasaran penulisan makalah ini adalah ditujukan kepada para:
  1. Masiswa.
  2. Peserta didik.
  3. Guru.
  4. Dosen.
  5. Orang tua.















BAB II
PERMASALAHAN

Setiap siswa atau pelajar  umumnya memerlukan motivasi untuk belajar serta memproleh hasil yang berprestasi dari proses belajarnya. Dalam diri seseorang terdapat motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik, motivasi tersebut mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu kegiatan atau suatu aktivitas.
Dalam proses pembelajaran seorang siswa dituntut untuk memiliki sebuah motivasi dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya banyak siswa maupun peserta didik kurangnya memiliki motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai contoh permasalahannya. Azwar seorang siswa kelas 3 SMP ia merupakan siswa yang berprestasi pada saat kelas 1 dengan ranking 1, pada saat kelas 2 dia mengalami suatu perubahan dalam proses pembelajarannya sehingga prestasinya menurun dari biasanya dan pada saat kelas 3, prestasinya anjlok menurun tidak mendapatkan ranking atau prestasi apapun. Pada saat diketahui, Azwar mempunyai sebuah masalah yaitu tidak ada motivasi dalam belajar baik itu dalam dirinya maupun  dorongan dari luar (baik dari gurunya maupun keluarganya dan lain sebagainya). Padahal dia siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi tapi kurangnya motivasi dalam belajar.
 Dan jika kita berbicara tentang motivasi maka tidak terlepas dari banyaknya permasalahan-permasalahan yang kita jumpai dalam proses belajar seseorang. Baik itu dari dalam diri maupun dari luar diri individu itu.
            Adapun permasalahan individu yang berhubungan dengan motivasi dalam belajar diantaranya sebagai berikut ;
1.      Hambatan-hambatan yang ada dalam diri sendiri atau di luar individu untuk meraih prestasi.
2.      Kurangnya pemahaman individu untuk mengetahui betapa pentingnya motivasi dalam proses belajar untuk meraih prestasinya.


BAB III
TOERI DAN PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN MOTIVASI
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang bermakna bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia. Menurut Mc Donald motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang di tandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
 Soemanto (2003) manjelaskan tentang definisi Mc.Donald.
·         Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.
·         Motivasi ditandai dengan dorongan afektif (perasaan).
·         Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.
Whittaker menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada kepada mahluk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut (Soemanto, 2003, 205).
Dalam proses pembelajaran di kenal adanya motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam mencapai satu tujuan (Winkels, 1987).
Motivasi merupakan biang yang teramat sering dipelajari oleh para psikolog. Irwanto (2002 : 197-208).  Ada beberapa teori dalam motivasi, yaitu :
1.      Teori Instink
Instink adalah suatu disposisi (kecenderungan) yang ditentukan secara genetis untuk berperilaku dengan cara tertentu.

2.      Homeosatis=Teori Drive vs Teori Arousal
Keadaan yang mendorong organisme berperilaku  untuk menghilangkan ketegangan, atau mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.
Teori drive didasarkan determinan-determinan yang sifatnya biologis.
Teri arousal yaitu organisme tidak selalu berusaha menghilangkan ketegangan, tetapi justru sebaliknya oranisme serng kali berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya.

3.      Teori Atribusi
Cara seseorang menafsirkan atau berusaha mengerti apa yang melatarbelakangi peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang akan menentukan perilakunya.

4.      Teori Harapan
Bahwa motivasi merupakan produk kombinasi antara besarnya keinginan seseorang untuk mendapatkan hadiah/reward tertentu untuk mendapatkan tugas-tugas yang diperlukan ( harapan).

5.      Teori Aktualisasi Diri
Manusia mampu mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuan setingi mungkin.

6.      Teori Motif Berprestasi
Kebutuhan manusia untuk berprestasi.

7.      Teori Motivasi Takut Berprestasi
Menurut teori ini ada 2 tipe manusia yaitu:
a.       Orang-orang yang lebih termotivasi untuk berprestasi daripada menghindari kegagalan.
b.      Lebih termotivasi oleh ketakutan akan gagal.

Dalam pembelajaran ada dua jenis motivasi yaitu:
1.    Motivasi Intrinsik, Motivasi Instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam           setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Perlu ditegaskan bahwa anak didik yang mempunyai motivasi instrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.

2.  Motivasi Ekstrinsik, Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi  karena adanya perangsangan dari luar.

B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI DALAM BELAJAR
Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi yang intrinsik artinya dapat dibentuk di dalam diri individu. Adanya suatu kebutuhan ini dapat  berkembang menjadi suatu perhatian atau suatu dorongan.guru dapat ,merangsang suatu perhatian dan dorongan itu dengan banyak cara.
1.      Kemasakan.
Untuk dapat mempengaruhi motivasi anak, harus diperhatikan kemasakan anak.tidak bijaksana untuk merangsang aktivitas-aktivitas sebelum individu masak secara fisik, psikis dan social.

2.      Usaha yang bertujuan, goal dan ideal
Apabila mata pelajaran telah disesuaikan, dengan bijaksana, pada kapasitas anak dan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Usaha yang bertujuan dapat dicapai dengan motivasi yang tidak bnayak.

3.      Pengetahuan mengenai hasil di dalam motivasi.
Apabila tujuan atau goal sudah terang, dan pelajar diberi tahu tentang kemajuannya, maka dorongan untuk usaha makin besar
4.      Penghargaan dan hukuman.
Pengahargaan adalah motif yang positif, penghargaan dapat menimbulkan inisiatif, energi, kompotisi, ekorasi, pribadi dan abilita-abilita kreatif. Hukuman adalah motivasi yang negative. Hukuman merupakan motivasi yang paling tua digunakan dalam pendidikan.

5.      Partisipasi.
Salah satu dari dinamika anak, ialah keinginan berstatus keinginan untuk ambil bagian-bagian dari aktivitas-aktivitas untuk partisipasi.

6.      Perhatian
Integrasi terletak ditengah-tengah motif dan sikap, ini tergantung dari makanan yang diberikan. Karena kurangnya kesempatan dapat mati dan dapat dikuatkan.

C.    HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEBUTUHAN
Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginanya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar. Karena bila anak didik tidak belajar berarti tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Bagaimana mengembangkan diri dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila potensi-potensi itu tidak ditumbuh kembangkan melalui ilmu pengetahuan. Jadi, belajar adalah santapan utama anak didik.
Dalam kehidupan anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik merasa berguna, dikagumi, atau dihormati, oleh guru atau orang lain. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar.
Guru yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.
Ada macam-macam teori motivasi, salah satu teori yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang dikembangkan oleh maslow (1943,1970). Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini (yang memotivasi tingkah laku seseorang) di bagi oleh maslow ke dalam 7 kategori yaitu (Slameto,171-172) :
1.      Fisiologis
Ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung, yang penting untuk mempertahankan hidup.


2.      Rasa aman
Ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan lingkungan yang dapat diramalkan, ketidakpastian, ketidakadilan, keterancaman, akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada diri individu.

3.      Rasa cinta
Ini merupakan kebutuhan efeksi dan pertalian dengan orang lain.

4.      Penghargaan
Ini merupakan kebutuhan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, dihormati oleh orang-orang lain. Secara tidak langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat, dan lain sebagainya.

5.      Aktualisasi diri
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.

6.      Mengetahui dan mengerti
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan keterangan-keterangan, dan untuk mengerti sesuatu.

7.      Pada tahun 1970 maslow memperkenalkan kebutuhan ketujuh yang tampaknya sangat mempengaruhi tingkah laku beberapa individu, yaitu yang disebutnya kebutuhan estetik. Kebutuhan ini dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan.

D.    PERANAN GURU DALAM MEMOTIVASI  SISWA DALAM BELAJAR.
Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat peranan guru sebagai pengajar yang berhubungtan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajr anak didik, yaitu harus dapat menggairahkan anak didik, memberikan harapan yang realitis, memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran. (Syaiful Bahri, 169-170)
1.      Menggairahkan anak didik
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal yang menoton dan membosankan. Ia harus selalu memberikan kepada anak didik cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memelihara minat didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Discoverery learning dan metode sumbang saran ( brain stroming) memberikan kebebasan semacam ini. Untuk dapat meningkatkan kegairahan anak didik, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal setiap anak didiknya.

2.      Memberikan harapan realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis dan memodifikasikan harapan-harapan yang kurang atau tidak ralistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahguan yang cukupmengenai keberhasilan atu kegagalan akademis setiapa anak didik di masa lalu. Dengan demikian guru dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimitif, atau terlalu optimis. Bila anak didik telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada ank didik harapan yang diberikan tentu saja terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang. Harapan yang tidak realistis adalah kebohongan dan itu yang tak disenangi oleh anak didik. Jadi, jangan coba-coba menjual harapan munafik bila tidak ingin dirugikan oleh anak didik.
3.      Memberikan insentif.
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Bentuk-bentuk motivasi belajar sebagaimana diuraikan didepan merupakan motivasi ekstrinsik, di mana masalah hadiah dan pujian, dan memberikan angka telah dibahas lebih dalam. Insentif yang demikian diakui keampuhannya untuk membangkitkan motivasi secara signifikan.

4.      Mengarahkan perilaku anak didik
Mengarahkan perilaku anak didik adalahg tugas guru. Disini kepada guru dituntut untuk memberikan respons terhadap anak didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Anak yang diam, yang membuat keributan, yang berbicara semaunya, dan sebagain diberikan teguran yang arif dan bijaksana. Usaha menghentikan perilaku anak didik yang negatif dengan memberi gelar yang tidak baik adalah manusiawi. Jangankan anak didik, guru pasti tidak senang diberi gelar yang tidak baik. Jadi, cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik.

              Gage dan Berliner (1979), French dan Raven (1959) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi siswa tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran, yaitu:
1.         Mempergunakan pujian verbal.
2.         Mempergunakan tes dan nilai secara bijaksana.
3.         Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi.
4.         Melakukan hal yang luar biasa.
5.         Merangsang hasrat siswa.
6.         Memanfaatkan apersepsi siswa.
7.         Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik da
luar biasa agar siswa lebih terlibat dalam belajar
8.        Meminta kepada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya
9.         Mempergunakan simulasi dan permainan.
10.     Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan.
11.    Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap siswa dari keterlibatannya dalam belajar.     


BAB VI
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam penulisan makalah ini:
1.    Motivasi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yaitu termasuk belajar, motivasi ada 2 yaitu: motivasi intrinsik & motivasi ekstrinsik.
2.      Teori-teori motivasi yaitu: teori instink, teori drive vs teori arousal, teori atribusi, teori harapan, teori aktualisasi diri, teori motif berprestasi dan teori takut berprestasi.
3.       Cara guru meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu: mengairahkan anak  didik, memberikan harapan realistis, mengarahkan prilaku anak didik, memberikan insentif, dan lain – lain.
4.      Menurut teori Maslow hirarki kebutuhan itu ada 7 yaitu: Fisiologis, rasa aman, rasa cinta, pengahargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti serta kebutuhan estetik.
5.      Fakto – faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar yaitu: Kemasakan, usaha yang bertujuan goal dan ideal, pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi, penghargaan dan hukuman, serta partisipasi.
6.      Motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam mencapai satu tujuan
7.      Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar, tanpa motivasi baik belajar ataupun semua kegiatan yang akan dilakukan siswa tidak akan berhasil yang menuju prestasi.

B.   SARAN
              Saran-saran dalam penulisan makalah ini:
1.  Diharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan masukan biar makalah menjadi lebih baik.
2.   Diharapkan kepada guru dapat memotivasi siswa agar menambah semangat siawa dalam belajar sehingga dapat berprestasi.
3.  Diharapkan kepada siswa agar dapat lebih memotivasi diri dengan berusaha semangat dalam belajar yang kemudian mendapatkan prestasi yang terbaik di sekolah maipun di luar sekolah dalam segala bidang. 

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Saiful  Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Pt Rineka Cipta.
Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djiwandono, Esti Wuryani Sri. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt Grasido.
Irwanto. 2002. Psikologi Umum (Buku Panduan Mahasiswa). Jakarta: Pt                              Prenhallindo,
Siregar, Eveline dan Dewi Salma Prawiradilaga. 2004. Mozaik Teknologi        Pendidikan. Jakarta: Prenada Media         

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:   Rineka Cipta.

Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.







0 komentar:

Posting Komentar